Halaman
144
Kelas
VIII
SMP/MTs
Peta Konsep Bab V
Bab V
Mengulas Berbagai Karya Sastra
Membangun Konteks
Kegiatan3
Penyusunan Teks Ulasan
secara Mandiri
Tugas 1
Mencari dan
Mengidentifikasi
Teks Ulasan
Tug
as 2
Menyusun Teks Ulasan
Tugas 3
Mengidentifikasi
Teks Ulasan
Tug
as 4
Mengulas Cerpen
Emak dan Sepotong Roti
Kegiatan 1
Pemodelan Teks Ulasan
Tugas 1
Memahami Teks Ulasan
Tugas 2
Mengenal Struktur
Teks Ulasan
Tug
as 3
Mengidentifikasi Unsur
Kebahasaan Teks Ulasan
Tugas 4
Menangkap Makna
Teks Ulasan
Kegiatan 2
Penyusunan Teks Ulasan
secara Berkelompok
Tugas 1
Mengidentifikasi
Teks Ulasan
Tug
as 2
Menyusun Teks Ulasan
Tugas 3
Mendiskusikan Teks
Ulasan
Tugas 4
Mengulas Cerpen
Nasihat untuk Anakku
145
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Mengulas Berbagai
Karya Sastra
Bab V
Membangun Konteks
Surat Kecil untuk Tuhan
Karya Agnes Devonar
Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan . . .
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku terjadi pada orang lain
Tuhan . . .
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan . . .
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Tuhan . . .
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya
Tuhan . . .
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya
Tuhan . . .
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan kepada ayah dan sahabat-sahabatku
Tuhan . . .
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup kepada siapapun yang mengenalku
Tuhan . . .
Surat kecilku ini
Adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali . . .
Ke dunia yang Kau berikan padaku
Sumber: Davonar, Agnes. 2008. Surat Kecil untuk Tuhan. Jakarta: Inandra Published
146
Kelas
VIII
SMP/MTs
Baca dan amati puisi itu. Apa pesan dari puisi itu? Diskusikan tema dan amanat
puisi itu bersama teman-temanmu. Puisi itu diambil dari novel
Surat Kecil untuk
Tu han
karya Agnes Davonar. Puisi itu menggambarkan harapan penderita kanker
ganas untuk bisa berumur panjang sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat
sekitarnya. Puisi itu mengajarkan kehidupan di ujung pengharapan. Walaupun pada
akhirnya menyerah, tokoh utama dalam novel itu tidak kalah karena penyakit itu. Ia
pun menuliskan surat terakhirnya kepada Tuhan yang diberi judul
Surat Kecil untuk
Tu han
.
Setelah memahami dan menghayati puisi itu, alangkah naifnya jika seseorang diberi
kesehatan dan pancaindera yang masih berfungsi dengan baik tidak mau berterima
kasih dan bersyukur kepada Tuhan. Untuk itu, kamu harus menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana
menyajikan informasi lisan dan tulis. Dengan puisi itu, kamu bisa belajar pengalaman
hidup orang lain. Dengan mengamati dan menghayati puisi itu, kamu diharapkan
memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam mengungkapkan kembali peristiwa
hidup diri sendiri dan orang lain.
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.1 Berbagai Karya Sastra
Tahukah kamu bahwa karya sastra berkaitan erat dengan kehidupan manusia?
Karya sastra menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perjalanan budaya dan
peradaban manusia. Karya sastra memberi kesadaran kepada pembacanya tentang
kebenaran-kebenaran hidup ini. Dari karya sastra kita dapat memperoleh pengetahuan
dan pemahaman yang mendalam tentang manusia, dunia, dan kehidupan.
Sastra dan manusia serta kehidupannya menjadi persoalan yang penting dan
menarik untuk dibahas dan diulas secara menyeluruh. Sastra berisi manusia dan
kehidupannya. Manusia dan kehidupannya mempunyai hubungan yang erat dengan
kehidupan sastra. Manusia menghidupi sastra dan kehidupan sastra adalah kehidupan
manusia.
Di dalam Bab V ini kamu diajak mempelajari teks ulasan tentang berbagai karya
sastra, termasuk di dalamnya, cerpen,
novel, dan puisi. Untuk itu, kamu diminta untuk
mengamati, menganalis, dan mengidentifikasi berbagai karya sastra. Kemudian, kamu
diharapkan dapat mengulas beberapa cerpen dan novel dalam bentuk teks ulasan.
147
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Setelah memahami dan menyelesaikan pembelajaran pada Bab V, kamu diharapkan mengetahui ciri, struktur, dan
unsur kebahasaan yang ada di dalam teks ulasan. Setelah itu, kamu diharapkan mampu menghasilkan teks ulasan
yang panjangnya sekitar 16—25 kalimat sesuai dengan ciri, struktur, dan unsur kebahasaan yang dimilikinya. Selain
itu, kamu juga diharapkan dapat menerapkan sikap spiritual dan sikap sosial yang tercermin di dalam pembelajaran ini.
Kegiatan 1 Pemodelan Teks Ulasan
Ketika membaca majalah atau koran, pernahkah kamu melihat teks ulasan (
review
text
)? Pernahkah kamu mengulas buku, film, karya sastra, atau lagu? Kalau belum,
coba kamu baca dan amati buku dan karya sastra di dalam majalah atau koran. Perlu
kamu ketahui bahwa teks ulasan adalah sebuah teks yang dihasilkan dari sebuah
analisis terhadap berbagai hal. Analisis itu bisa berbentuk buku,
novel, berita, laporan,
atau dongeng. Teks tersebut memberikan tanggapan atau analisis yang berhubungan
dengan latar, waktu, tempat, serta karakter yang ada di dalam teks tersebut.
Amatilah
puisi “Surat Kecil untuk Tuhan” karya Agnes Davonar di atas. Dapatkah
kamu memahami kata-kata yang ada di dalam puisi tersebut? Apa pesan dari puisi itu?
Diskusikan tema dan amanat puisi itu bersama teman-temanmu. Jika ada kata yang
tidak kamu pahami, tanyakanlah kepada teman atau gurumu. Pada bab sebelumnya
kamu sudah mengenali prinsip-prinsip membaca puisi. Sekarang bacalah puisi “Surat
Kecil untuk Tuhan” dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut.
Pada dasarnya, teks ulasan adalah tinjauan atau ringkasan buku atau yang lain
untuk koran atau penerbitan. Untuk memahami teks ulasan, kamu harus mengetahui
struktur teks ulasan serta unsur-unsur kebahasaan yang mendukung teks tersebut.
Tugas 1 Memahami Teks Ulasan
Sang Pemimpi
Sebelum membaca teks ulasan
Sang Pemimpi,
kamu jawab pertanyaan berikut.
1)
Apa yang kamu ketahui tentang teks ulasan?
2)
Ap
a yang dimaksud dengan karya sastra?
3)
Te
ks karya sastra apa saja yang perlu diulas?
4)
Per
nahkah kamu mengulas karya sastra?
5)
Men
gapa
karya sastra perlu diulas?
6)
Ap
a manfaat membaca karya sastra bagi pelajar?
7)
Ad
akah hubungan antara karya sastra dan kehidupan sehari-hari?
Berikut ini akan ditampilkan teks ulasan novel
Sang Pemimpi
karya Andrea Hirata.
Untuk mengenali teks tersebut, kamu amati dan kamu baca teks tersebut dengan
cermat.
148
Kelas
VIII
SMP/MTs
Judul
:
San
g Pemimpi
Penulis
: An
drea Hirata
Jenis Buku
: Fiksi
P
enerbit
: Ben
tang
Cetakan I
: Ju
li 2006
Tebal
: X +292 ha
laman
Sang Pemimpi
1
Sang Pemimpi
ad
alah novel kedua dari tetralogi
Laskar Pelangi
karya Andrea
Hirata. Novel ini menceritakan kisah kehidupannya di Pulau Belitong yang
dililit kemiskinan. Ada tiga remaja SMA yang bermimpi untuk melanjutkan
sekolah hingga ke Prancis dan menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai,
dan Jimbron adalah para pemimpi-pemimpi itu.
2
Pad
a bab pertama novel ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam
novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron
adalah tiga remaja yang nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh
antagonis dalam novel ini. Sebaliknya, hal berbeda diberikan oleh sang
Kepala Sekolah yang bernama Pak Balia. Pak Balialah yang telah memberikan
mimpi-mimpi kepada murid-muridnya, terutama kepada Ikal, Arai dan
Jimbron. “Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan
berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci
almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Satre, Louis Pasteur,
Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar
science
, sastra, dan seni
hingga mengubah peradaban...”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak
Balia.
3
Pad
a bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah
seperti berdiri sendiri. Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu
Sumber: http://upload.wikimedia.org/
Gambar 5.2 Sang Pemimpi
149
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
novel. Meskipun demikian, pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, novel
ini memiliki hubungan yang sangat erat, seperti mozaik-mozaik dalam
kehidupan.
4
No
vel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir
pembaca sehingga mereka bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat
keputusasaan, dan kesedihan. Selain itu, novel ini memiliki lelucon-lelucon
yang tidak biasa, cerdas, dan pasti akan membuat pembaca tertawa. Dengan
membaca
novel ini, Anda akan mengetahui bahwa Andrea Hirata memiliki
pribadi yang cerdas dalam mengolah kata-kata dan memiliki wawasan yang
sangat luas.
5
Mes
kipun disebut sebagai novel kedua dari tetralogi
Laskar Pelangi
, di novel
ini nyaris tidak ada hubungannya dengan buku
Laskar Pelangi
.
Sang Pemimpi
hanya menyebutkan kata
Laskar Pelangi
hanya sekali. Keponakan yang Ikal
biayai saat di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam novel ini, padahal di
dalam
novel sebelumnya telah diceritakan dengan jelas.
6
Den
gan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, novel ini benar-benar
buku yang sangat dibutuhkan oleh remaja negeri ini. Novel ini memberi
motivasi, semangat, dan mimpi pada anak-anak yang patah semangat untuk
sekolah dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, buku ini
juga mengajarkan tentang ketidakmungkinan yang bisa diwujudkan dengan
kerja keras.
Dimodifikasi dari http://saranghaeindonesia.wordpress.com/2012/05/24/resensi-novel-sang-pemimpi-andrea-hirata/U
Untuk mengetahui pemahamanmu tentang teks ulasan
Sang Pemimpi,
jawablah
pertanyaan berikut!
1) Adakah hubungan antara novel
Sang Pemimpi
dengan
Laskar Pelangi
?
2) Siapa saja tokoh utama dalam novel
Sang Pemimpi
?
3) Menurut pengulas novel ini, apa kelebihan novel ini?
4) Pada paragraf ke berapa pengulas menilai kelebihan novel ini?
5) Menurut pengulas novel ini, apa kekurangan novel ini?
6) Pada paragraf ke berapa pengulas menilai kekurangan novel ini?
7) Bagaimana simpulan pengulas tentang novel ini?
Tugas 2 Mengenali Struktur Teks Ulasan
Untuk mengenal struktur teks ulasan
Sang Pemimpi
, kamu harus membaca sekali
lagi
teks ulasan
Sang Pemimpi
dengan cermat. Kamu amati bagian-bagian per paragraf.
Nanti, kamu akan menemukan struktur teks ulasan, yang terdiri atas
orientasi
(
orientation
),
tafsiran
(
interpretative recount
),
evaluasi
(
evaluation
), dan
rangkuman
150
Kelas
VIII
SMP/MTs
(
evaluative summation
). Untuk menambah pemahaman tentang struktur teks ulasan,
kerjakan tugas-tugas berikut.
1)
S
usunlah
teks ulasan
Sang Pemimpi
ke dalam struktur teks yang terdiri atas
orientasi
,
tafsiran
,
evaluasi
, dan
rangkuman
.
2)
Ba
ndingkan jawaban kamu dengan struktur teks berikut ini! Perhatikan bagian-
bagian yang dicetak tebal! Tahukah kamu, bagian-bagian yang dicetak tebal itu
merupakan tanda apa? Hubungkan penjelasan kamu dengan struktur teks tersebut!
Struktur Te k s
Paragraf
Orientasi
Sang Pemimpi
adalah novel kedua dari
tetralogi
Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata.
Novel ini menceritakan kisah kehidupannya di
Pulau Belitong yang dililit kemiskinan.
Ada tiga
remaja SMA yang bermimpi untuk melanjutkan
sekolah hingga ke Prancis menjelajah Eropa hingga
ke Afrika. Ikal, Arai, dan Jimbron adalah para
pemimpi-pemimpi itu.
Tafsiran
Pada bab pertama buku ini, Andrea
menceritakan bahwa dirinya (dalam novel ini
digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya,
Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang nakal.
Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh
antagonis dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala
SMA Bukan Main itu. Namun, berbeda dengan
sang Kepala Sekolah yang bernama Pak Balia. Ia
adalah cermin guru teladan. Pak Belialah yang
telah memberikan mimpi-mimpi kepada murid-
muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron.
“Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang
eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke
Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci
almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-
jejak Satre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di
sanalah orang belajar
science
, sastra, dan seni hingga
mengubah peradaban...”, itulah kata-kata yang sering
diucapkan Pak Balia.
Pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat
potongan-potongan kisah seperti berdiri sendiri.
Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu
buku. Meskipun demikian, pada setiap bab, mulai
awal hingga akhir, buku ini memiliki hubungan yang
sangat erat, seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan.
151
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Evaluasi
Novel yang disajikan dengan bahasa yang
cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga
pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan,
semangat keputusasaan, dan kesedihan.
Selain
itu,
buku ini memiliki lelucon-lelucon yang tidak
biasa, cerdas, dan pasti akan membuat pembaca
tertawa
. Dengan membaca buku ini,
Anda akan
mengetahui bahwa Andrea Hirata memiliki
pribadi yang cerdas dalam mengolah kata-kata
dan memiliki wawasan yang sangat luas.
Meskipun disebut sebagai buku kedua dari
tetralogi
Laskar Pelangi
,
di
buku ini nyaris tidak
ada hubungannya dengan buku
Laskar Pelangi
.
Sang Pemimpi
hanya menyebutkan kata
Laskar
Pelangi
hanya sekali. Keponakan yang Ikal biayai
saat di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam
buku ini, padahal di Novel sebelumnya telah
diceritakan dengan jelas.
Rangkuman
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan
tadi,
novel ini benar-benar buku yang sangat
dibutuhkan oleh remaja negeri ini.
Buku ini
memberi motivasi, semangat, dan mimpi pada
anak-anak yang patah semangat supaya sekolah
dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
Selain itu,
buku ini juga mengajarkan tentang
ketidakmungkinan yang bisa diwujudkan dengan
kerja keras.
Setelah mengerjakan tugas di atas, kamu dapat memahami bahwa struktur teks
ulasan terdiri atas
orientasi
,
tafsiran
,
evaluasi
, dan
rangkuman
. Hal itu dapat
digambarkan di dalam bagan berikut.
Struktur Teks Ulasan:
Sang Pemimpi
Orientasi
Rangkuman
Tafsiran
Evaluasi
Gambar Bagan Struktur Teks Ulasan
152
Kelas
VIII
SMP/MTs
Bagian
orientasi berisi gambaran umum karya sastra yang akan diulas, misalnya,
berisi tentang gambaran umum sebuah karya atau benda yang akan diulas. Gambaran
umum karya atau benda tersebut dapat berupa nama, kegunaan, dan sebagainya.
Tafsiran berisi pandangan sendiri mengenai karya atau benda yang diulas. Bagian
ini dilakukan setelah mengevaluasi karya atau barang tersebut. Pada bagian ini penulis
biasanya membandingkan karya atau benda tersebut dengan karya atau benda yang
mirip. Penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas.
Pada bagian evaluasi penulis mengevaluasi karya, penampilan, dan produksi.
Bagian evaluasi juga berisi gambaran tentang detail suatu karya atau benda yang
diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri-ciri, dan kualitas karya tersebut.
Pada bagian rangkuman, penulis memberikan ulasan akhir yang berisi simpulan
karya tersebut.
Tugas 3 Mengidentifikasi Unsur Kebahasaan Teks Ulasan
Perlu kamu ketahui bahwa teks ulasan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas.
Ciri-ciri kebahasaan itu, antara lain, menggunakan kata
sifat sikap
,
metafora
,
merujuk
pada partisipan tertentu
, dan
kalimat-kalimatnya cenderung panjang
(menggunakan
kalimat kompleks).
a)
Ka
ta Sifat Sikap dalam Teks Ulasan
Sang Pemimpi
Untuk memahami unsur kebahasaan “kata sifat sikap” yang ada di dalam teks
tersebut, kamu klasifikasi kata-kata itu, kemudian cari maknanya di dalam kamus.
Kamu bisa memanfaatkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia
.
Kata Sifat Sikap
Makna
lembut
__________________________________________________
nakal
__________________________________________________
antagonis
__________________________________________________
teladan
__________________________________________________
eksotis
__________________________________________________
dst.
__________________________________________________
Kamu cari kata sifat sikap yang ada di dalam teks ulasan
Sang Pemimpi
, kemudian
kamu cari maknanya di dalam kamus.
b)
Ka
ta Benda dan Kata Kerja dalam Teks Ulasan
Sang Pemimpi
Di samping kata sifat sikap, di dalam teks ulasan itu juga ada kata benda (nomina) dan
kata kerja (verba).
Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep
atau pengertian. Dengan demikian, kata seperti
guru, kucing, meja
, dan
kebangsaan
adalah kata benda. Ciri yang lain adalah kata benda tidak dapat diingkarkan dengan
153
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
kata
tidak
. Kata
guru, kucing, meja
, dan
kebangsaan
, tidak bisa dikatakan dengan
tidak
guru, tidak kucing, tidak meja
, dan
tidak kebangsaan
.
Kata Benda
Makna
novel
__________________________________________________
kemiskinan
__________________________________________________
dst.
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
Untuk melatih pemahamanmu tentang kata benda, kamu cari kata benda dalam
teks ulasan “Sang Pemimpi”. Kemudian, cari makna kata tersebut di dalam kamus.
Setelah itu, buatlah kalimat dengan menggunakan kata-kata itu, tetapi kalimat yang
tidak ada di dalam teks ulasan
Sang Pemimpi
.
Sementara itu, kata kerja adalah kata yang mengandung makna perbuatan
(aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat. Pada umumnya kata kerja tidak dapat
bergabung dengan kata-kata yang menyatakan kesangatan. Dengan demikian, tidak
ada kata
sangat pergi
,
agak belajar
.
Kata Kerja
Makna
bermimpi
__________________________________________________
melanjutkan
__________________________________________________
menjelajah
__________________________________________________
dst.
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
Selanjutnya, kamu cari kata kerja dalam teks ulasan itu, lalu cari makna kata
tersebut. Untuk melatih kemahiranmu dalam membuat kalimat, buatlah kalimat
dengan menggunakan kata-kata itu, tetapi kalimat yang tidak ada dalam teks ulasan
S
ang Pemimpi
.
c)
Me
tafora dalam Teks Sang Pemimpi
Salah satu ciri teks ulasan adalah adanya kata metafora dalam teks tersebut. Metafora
adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya,
tulang punggung
dalam kalimat
pemuda adalah tulang punggung negara
. Untuk itu ,
kamu cari metafora beserta maknanya yang ada di dalam teks ulasan S
ang Pemimpi
.
Metafora
Makna
cermin guru teladan
_________________________________________
memberikan mimpi-mimpi
_________________________________________
154
Kelas
VIII
SMP/MTs
hubungan darah
_________________________________________
hati yang lembut
_________________________________________
mengiriskan hati
_________________________________________
dst.
_________________________________________
Selanjutnya, kamu cari lagi metafora yang ada di dalam teks ulasan
Sang Pemimpi
beserta maknanya.
d)
Ka
limat dalam Teks
Sang Pemimpi
Di dalam teks ulasan ditandai dengan adanya kalimat kompleks (kalimat majemuk),
baik kalimat majemuk setara maupun kalimat majemuk bertingkat. Contoh kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat dalam teks ulasan
Sang Pemimpi
adalah sebagai berikut.
1)
Ka
limat Majemuk Setara
(a)
Ia j
uga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak bicara, sering
memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh.
(b)
Dia m
emiliki otak yang cerdas dan selalu ingin tahu.
(c)
Dia di
tertawakan oleh abang-abangnya, tetapi Arai tetap membelanya.
2)
Ka
limat Majemuk Bertingkat
(a)
Pad
a bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel
ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah
tiga remaja yang nakal.
(b)
Di sa
nalah orang belajar
science
, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban.
(c)
No
vel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca
sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan,
dan kesedihan.
Selanjutnya, kamu cari kalimat kompleks (kalimat majemuk), baik kalimat majemuk
setara maupun kalimat majemuk bertingkat di dalam teks ulasan
Sang Pemimpi
. Jika
belum memahami pengertian kalimat majemuk, kamu perlu mendiskusikan dengan
teman-temanmu atau menanyakan kepada guru bahasa Indonesia.
e)
Ka
ta Rujukan
Perlu kamu ketahui bahwa teks ulasan ditandai dengan adanya kata rujukan yang
merujuk pada partisipan tertentu. Hal itu dapat kamu simak dalam contoh berikut.
(1)
Pad
a bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel
ini digambarkan sebagai
Ikal
) dan kedua temannya,
Arai
dan
Jimbron
adalah
tiga remaja yang nakal. Mereka
sangat dibenci oleh
Pak Mustar
, tokoh antagonis
dalam buku ini.
Dia
seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu.
Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa
mereka
merujuk pada
Ikal, Arai,
dan
Jimbron
. Sementara itu,
dia
merujuk pada
Pak Mustar
.
155
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
(2)
Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama
Pak Balia. Ia
ad
alah cermin guru teladan. Pak Belialah yang telah memberikan mimpi-
mimpi kepada murid-murid
nya
terutama kepada
Ikal, Arai,
dan
Jimbron
.
Pada contoh tersebut dapat diketahui bahwa kata
Ia
dan
-nya
merujuk pada
Pak Belia
.
Selanjutnya, kamu cari kata rujukan yang mengacu pada partisipan tertentu di
dalam
teks ulasan
Sang Pemimpi
. Jika belum memahami pengertian kata rujukan,
kamu perlu mendiskusikan dengan teman-temanmu atau menanyakan kepada
guru Bahasa Indonesia.
Tugas 4 Menangkap Makna Teks Ulasan
Supaya bisa menangkap makna teks ulasan
Sang Pemimpi
, kamu harus membaca
teks ulasan
Sang Pemimpi
dengan cermat. Untuk itu, kamu harus bisa menjawab
pertanyaan berikut.
a)
Pes
an moral apa yang ingin disampaikan oleh penulis teks ulasan
Sang Pemimpi
?
b)
Am
anat apa yang ingin disampaikan oleh penulis teks ulasan
Sang Pemimpi
?
Supaya bisa menjawab pertanyaan itu, kamu perlu berdiskusi bersama teman-
temanmu dan guru bahasa Indonesia.
Kegiatan 2 Penyusunan Teks Ulasan secara Berkelompok
Pada Kegiatan 2 ini kamu diharapkan dapat mengidentifikasi, menyusun,
menelaah, mendiskusikan, dan mengulas berbagai karya sastra secara berkelompok.
Untuk itu, kamu buat kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas 3
—
5 siswa.
Tugas 1 Mengidentifikasi Teks Ulasan
Pada Tugas 1 ini kamu diminta mengidentifikasi teks ulasan
Laskar Pelangi
. Perlu
kamu ketahui bahwa tiap pengulas mempunyai gaya penulisan yang berbeda-beda.
Teks ulasan yang perlu kamu identifikasi adalah teks ulasan
Laskar Pelangi
.
Identitas
:
N
ovel
Laskar Pelangi
Judul
:
La
skar Pelangi
Penulis
:
An
drea Hirata
Penerbit
:
Ben
tang
Kota Tempat Terbit
:
Ja
lan Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit
:
Cet
akan III, Juli 2007
Tebal halaman
:
533 ha
laman termasuk juga tentang penulis
156
Kelas
VIII
SMP/MTs
Laskar Pelangi
Sumber: www.infoharianterbaru.com
Gambar 5.3 Kebersamaan Pelajar
Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD
sampai dengan kelas 3 SMP. Pada bagian akhir cerita, anggota
Laskar Pelangi
bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan.
Keterbatasan yang ada tidak membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat
mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.
Cerita terjadi di desa Gantung, Belitung Timur. Cerita dimulai ketika
sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel
jika tidak mencapai siswa baru sejumlah sepuluh anak. Ketika itu, baru
sembilan anak yang menghadiri upacara pembukaan. Ketika Pak Harfan, sang
Kepala Sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang
untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.
Dari sanalah dimulai cerita mereka, yaitu mulai dari penempatan tempat
duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar
biasa, yaitu A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh
guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan
ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar
biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang
yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah mewarnai
cerita itu.
Mereka,
Laskar Pelangi
, nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan
mereka terhadap pelangi sempat mengharumkan nama sekolah dengan
berbagai cara, misalnya, pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan
kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan
kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus dan kejeniusan luar biasa
Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya
yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat.
Laskar
Pelangi
mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa, dan menangis bersama.
Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang
memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan dan
dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian, yakni Ikal yang berjuang di
157
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
luar Pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan
kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata. Kita bahkan bisa merasakan
semangat masa kecil anggota Sepuluh
Laskar Pelangi
ini.
Novel ini sangat bermanfaat bagi para remaja, khususnya siswa–siswi,
karena pada cerita tersebut dikisahkan perjuangan yang begitu berat yang
dialami oleh tokoh–tokoh
Laskar Pelangi
untuk bersekolah dan menuntut ilmu
agar menjadi orang besar nantinya.
Kelebihan
novel ini, antara lain, berisi motivasi bagi para pembacanya.
Isinya begitu menarik dan mengesankan, banyak amanat yang dapat diambil
dari kisah tersebut.
Naskah
Laskar Pelangi
telah diadaptasi menjadi sebuah film berjudul sama
dengan novelnya. Film
Laskar Pelangi
diproduksi oleh Miles Films dan Mizan
Production dan digarap oleh sutradara Riri Riza.
Anggota
Laskar Pelangi
mempunyai karakter dan bakat yang berbeda-beda.
Ikal adalah tokoh “aku” dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat
kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang. Ia merupakan anak
terpintar dalam
Laskar Pelangi
. Ia berminat pada sastra. Hal itu terlihat dari
kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A
Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko
Sinar Harapan. Pada akhirnya, hubungan mereka berdua terpaksa berakhir
oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.
Lintang, teman sebangku Ikal, adalah anak yang luar biasa jenius. Ayahnya
bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus
menanggung kehidupan empat belas jiwa anggota keluarga. Lintang telah
menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada
di sekolah. Ia selalu aktif di dalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli
matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil berambut merah ikal
ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya. Cita-citanya terpaksa
ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup
keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
Sahara adalah satu-satunya gadis dalam anggota
Laskar Pelangi
. Sahara
adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama.
Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada
A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air
dalam termosnya.
Mahar, pria tampan bertubuh kurus ini, memiliki bakat dan minat besar pada
seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya
untuk bernyanyi di depan kelas pada saat pelajaran seni suara. Ketika dewasa,
Mahar sempat menganggur menunggu nasib menyapanya karena tak bisa
ke mana pun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan tetapi, nasib baik
menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi permainan
158
Kelas
VIII
SMP/MTs
anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah majalah.
Akhirnya, ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.
A Kiong adalah keturunan Tionghoa. Ia menjadi pengikut sejati Mahar
sejak kelas satu. Baginya, Mahar adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria
kecil ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan
baik hati, serta suka menolong pada siapa pun kecuali Sahara. Namun, meski
mereka selalu bertengkar, mereka berdua saling mencintai satu sama lain.
Syahdan adalah anak nelayan yang dalam ceria ini tak pernah menonjol.
Kalau ada apa-apa, dia pasti yang paling tidak diperhatikan. Ketika bermain
sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan itu pun
masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal. Ia dan
Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta
pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang
oleh
Laskar Pelangi
lainnya, yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras, pada
akhirnya dia menjadi aktor sungguhan, meskipun hanya mendapatkan peran
kecil seperti tuyul atau jin. Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah
itu, ia berhasil menjadi
network designer
.
Kucai adalah ketua kelas sepanjang generasi sekolah
Laskar Pelangi
. Ia
menderita rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya melenceng 20
derajat sehingga jika menatap marah ke arah Borek, akan terlihat ia sedang
memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak kecil terlihat bisa menjadi politikus
dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD
Belitong.
Borek adalah pria besar maniak otot. Borek selalu menjaga citranya sebagai
laki-laki
maco
. Ketika dewasa, ia menjadi kuli di toko milik A Kiong dan Sahara.
Trapani adalah pria tampan yang pandai dan baik hati. Ia sangat mencintai
ibunya. Apa pun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya, misalnya,
ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh Mahar. Ia tidak
mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita menjadi guru
ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap
ibunya.
Harun adalah pria yang memiliki keterbelakangan mental. Ia memulai
sekolah dasar ketika berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa
bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak
yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara. Ia senang
sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3 buah
botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam.
Tokoh-tokoh lain dalam Novel
Laskar Pelangi
adalah Bu Muslimah, bernama
lengkap N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah
Ibunda Guru bagi
Laskar Pelangi
. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama
Laskar Pelangi
dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka.
159
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Pak Harfan, nama lengkap K.A. Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah
Zein Noor adalah Kepala Sekolah dari sekolah Muhammadiyah. Ia adalah
orang yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut
melihatnya.
Flo, bernama asli Floriana, adalah seorang anak tomboi yang berasal dari
keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah yang kaya dan
sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari
Laskar Pelangi
. Awal
pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat kekacauan dengan mengambil
alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang malang terpaksa tergusur.
Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah Mahar dan tak mau
didebat.
A Ling adalah cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupu A Kiong.
A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus
menemani bibinya yang tinggal sendiri.
Novel
Laskar Pelangi
yang ditulis Andrea Hirata, tidak hanya populer
di Indonesia, tetapi juga di luar Indonesia, hingga ke Amerika Serikat dan
mendapatkan penghargaan penerbit para pemenang nobel sastra. Hingga
Desember 2012 ada 36 negara yang memopulerkan Novel
Laskar Pelangi
ini
dan menjadi
best seller
serta diterjemahkan ke dalam 18 bahasa.
Sumber dari http://www.infoharianterbaru.com/2013/04/resensi-novel-laskar-pelangi.html
Untuk mengidentifikasi teks ulasan itu, kamu harus mengetahui struktur teks
ulasan, ciri-ciri kebahasaan, serta pesan moral yang ada di dalam teks tersebut.
a)
St
ruktur Teks Ulasan L
askar Pelangi
Pada kegiatan 1 kamu sudah mempelajari struktur teks ulasan yang terdiri atas
orientasi, tafsiran, evaluasi,
dan
rangkuman
. Selanjutnya, pada tugas ini kamu diminta
mengidentifikasi
teks ulasan
Laskar Pelangi
tersebut berdasarkan struktur teks ulasan.
Kamu tinggal mengisi titik-titik yang ada dalam bagan berikut. Untuk mengisi bagan
itu kamu harus berdiskusi dengan teman-teman satu kelompok.
Struktur Te k s
Paragraf
Orientasi
__________________________________________________
__________________________________________________
Tafsiran
__________________________________________________
__________________________________________________
Evaluas
__________________________________________________
__________________________________________________
Rangkuman
__________________________________________________
__________________________________________________
160
Kelas
VIII
SMP/MTs
b)
Unsur Kebahasaan dalam Te k s
T
eks ulasan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas. Ciri-ciri kebahasaan
itu, antara lain, banyak menggunakan kata sifat sikap, metafora, tertuju pada
partisipan tertentu, dan kalimat-kalimatnya cenderung panjang (menggunakan
kalimat kompleks). Untuk itu, secara berkelompok, kamu identifikasi ciri-ciri
kebahasaan tersebut.
1)
Ka
ta Sifat dalam Teks Ulasan
Laskar Pelangi
Kata sifat yang menonjol dalam teks ulasan adalah kata sifat sikap.
Identifikasilah kata-kata sifat itu, kemudian cari maknanya dalam kamus. Setelah
itu, kamu buat kalimat dengan kata-katamu sendiri.
Kata Sifat Sikap
Makna
senang
_____________________________________________
_____________________________________________
__________________
_____________________________________________
_____________________________________________
__________________
_____________________________________________
_____________________________________________
__________________
_____________________________________________
_____________________________________________
__________________
_____________________________________________
_____________________________________________
Selanjutnya, kamu buat kalimat dengan menggunakan kata-kata sifat tersebut.
Untuk melatih kemahiranmu dalam menyusun kalimat secara berkelompok, buatlah
kalimat dengan kata-katamu sendiri.
Kata Sifat Sikap
Contoh dalam Kalimat
inspiratif
Novel itu sangat
inspiratif
bagi orang yang membacanya.
__________________
_____________________________________________
_____________________________________________
__________________
_____________________________________________
_____________________________________________
__________________
_____________________________________________
_____________________________________________
__________________
_____________________________________________
_____________________________________________
161
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
2)
Kata Metafora dalam Teks Ulasan
Laskar Pelangi
Sa
lah satu ciri teks ulasan adalah adanya kata metafora. Untuk itu,
identifikasilah kata metafora dalam teks tersebut, kemudian cari maknanya di
dalam kamus.
Kata Metafora
Makna
mengharumkan
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
Selanjutnya, buatlah kalimat dengan menggunakan kata-kata metafora tersebut!
tetapi kalimat yang kamu buat tidak ada di dalam teks ulasan
Laskar Pelangi
.
Kata Metafora
Contoh dalam Kalimat
Mengharumkan
Kegiatan mereka sempat
mengharumkan
nama
sekolah.
___________________
__________________________________________
__________________________________________
___________________
__________________________________________
__________________________________________
___________________
__________________________________________
__________________________________________
___________________
__________________________________________
__________________________________________
___________________
__________________________________________
__________________________________________
162
Kelas
VIII
SMP/MTs
3)
Kata Rujukan dalam Teks Ulasan Laskar Pelangi
K
amu sudah mengetahui bahwa teks ulasan ditandai dengan adanya kata
rujukan yang merujuk pada partisipan tertentu. Di dalam teks ulasan
Laskar
Pelangi
kata rujukan yang merujuk pada partisipaaan tertentu adalah sebagai
berikut.
(1)
Ikal ya
ng selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku
bernama
Lintang. Ia
merupakan anak terpintar dalam
Laskar Pelangi. Ia
berminat pada sastra.
Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa
ia
merujuk pada
Lintang
.
(2)
Lint
ang
, teman sebangku Ikal, adalah anak yang luar biasa jenius. Ayah
nya
bekerja sebagai nelayan miskin.
Dia
tidak memiliki perahu dan harus
menanggung kehidupan empat belas jiwa anggota keluarga.
Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa kata
–nya
dalam
kalimat
Ayahnya bekerja sebagai ....
merujuk pada
Lintang
.
Selanjutnya, kamu cari kata rujukan yang mengacu pada partisipan tertentu
di dalam teks ulasan
Laskar Pelangi
. Jika belum memahami pengertian kata
rujukan, kamu perlu mendiskusikan dengan teman-temanmu atau menanyakan
kembali kepada guru Bahasa Indonesia.
Tugas 2 Menyusun Teks Ulasan
a)
Menyusun Teks Ulasan
S
ecara berkelompok kamu susun kembali teks ulasan
Laskar Pelangi
ke dalam
struktur
teks ulasan. Di dalam menyusun teks itu kamu harus memperhatikan struktur
teks ulasan yang terdiri atas
orientasi, tafsiran, evaluasi,
dan
rangkuman
. Kamu susun
teks ulasan
Laskar Pelangi
dengan bahasamu sendiri.
b)
Mer
ingkas
Teks Ulasan
Laskar Pelangi
Dalam tugas ini secara berkelompok kamu diminta meringkas teks ulasan
Laskar Pelangi
dalam satu paragraf. Paragraf itu terdiri atas lima atau enam
kalimat. Cara meringkas dapat kamu lakukan dengan mencatat ide-ide pokok teks
tersebut, kemudian kamu buat ide-ide pokok itu menjadi kalimat. Kalimat yang
dibuat harus kalimatmu sendiri, tidak diambil secara utuh dari kalimat di dalam
teks. Perlu kamu ketahui bahwa dalam meringkas teks ulasan harus diperhatikan
struktur teks ulasan yang terdiri atas
orientasi, tafsiran, evaluasi,
dan
rangkuman
.
Tugas 3 Mendiskusikan Teks Ulasan
Pada Tugas 3 ini kamu diminta untuk mendiskusikan teks ulasan
Laskar Pelangi
secara berkelompok. Hasil mengidentifikasi dan menyusun kembali teks ulasan
Laskar
163
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Pelangi
yang dilakukan tiap-tiap kelompok disampaikan dalam diskusi kelompok.
Dengan demikian, kamu dapat masukan dari kelompok lain.
Tugas 4 Mengulas Cerpen
“
Nasihat untuk Anakku”
Pada Tugas 4 ini kamu diminta untuk mengulas cerpen “Nasihat untuk Anakku”
karya Motinggo Busye secara berkelompok. Tiap kelompok terdiri atas 3
—
5 siswa.
Pada kegiatan ini kamu diharapkan menghasilkan teks ulasan cerpen “Nasihat untuk
Anakku” sesuai dengan struktur teks yang sudah kamu kuasai. Struktur
teks ulasan
terdiri atas
orientasi, tafsiran, evaluasi,
dan
rangkuman
.
Di samping menghasilkan struktur teks ulasan, kamu juga diminta menganalisis
unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen. Unsur instrinsik, antara lain, tema, alur, plot,
karakter, latar, sudut pandang, sedangkan unsur ekstrinsik, antara lain, unsur sosial,
budaya, politik, psikologi, dan sebagainya. Cerpen yang akan kamu ulas berjudul
“Nasihat untuk Anakku” karya Motinggo Busye.
Nasihat untuk Anakku
Motinggo Busye
Ketika engkau sudah bisa membaca nasihat ini, anakku, tentu keadaan dunia
sudah banyak berubah. Mungkin engkau pada saat itu telah menjadi salah
seorang calon penerbang ruang angkasa, dan tambang emas telah digali oleh
orang Lampung, dan di dusun-dusun telah berkilauan lampu-lampu listrik dari
neon, dan Irian Barat telah menjadi hak milik Indonesia. Pada waktu engkau
membaca nasihatku ini, anakku, mungkin engkau tidak perlu lagi menunggu bus
sampai tiga jam di Salemba, jalan di mana ayahmu dulu pernah menanti bus
sampai tiga jam lebih di hujan dan di panas.
Waktu itu ayahmu sangat lapar sekali, dan hari telah jam dua siang. Pagi
harinya ayahmu belum sarapan, sebab keuangan tidak mengizinkan untuk
makan tiga kali satu hari dan harga beras waktu itu dua puluh lima satu kilo. Kau
bayangkan, anakku, bis pertama muncul dalam keadaan penuh sesak, bus kedua
yang datang kemudian juga penuh sesak sehingga orang-orang di dalam bus itu
seperti ikan pepesan layaknya. Bus ketiga datang, yang terlambat setengah jam
dari semestinya, karena lalu lintas terganggu oleh kecelakaan yang berhimpit
kecelakaan. Menurut kabar ada seorang anak sekolah rakyat ditabrak oleh truk.
Kemudian, lalu lintas yang terganggu itu terganggu lagi oleh beberapa buah oto
pemadam kebakaran lewat yang bunyinya meratap-ratap di jalan raya. Karena
ratapannya itu, bus-bus, becak-becak, yang ditarik manusia dan mobil-mobil
pembesar pun diharuskan berhenti lebih dulu. Ayah memaafkan hal itu sebab
pada waktu itu tiap-tiap orang haruslah memiliki kesabaran dan maaf atas segala
kejadian yang menimpa atau tidak menimpa dirinya, tetapi menimpa kepala
orang lain.
164
Kelas
VIII
SMP/MTs
Tentu pada masa engkau membaca nasihatku ini, anakku, jalan-jalan sudah
tak sempit lagi, bus-bus rakyat tentu sudah banyak, becak-becak pun ayah kira
sudah tak ditarik manusia lagi. Dan mungkin pula, tiap-tiap orang tidak perlu
naik becak atau bus, tiap-tiap keluarga sudah punya mobil sendiri sebab tambang
emas dan tambang-tambang lainnya sudah membikin makmur bangsamu.
Pada hari ini, anakku, yaitu pada waktu ayahmu membikin nasihat ini,
adalah suatu hari yang mulia buat diriku, karena pada hari inilah Ayah sempat
merayakan ulang tahun yang kedua puluh lima.
Kebetulan pada hari ini, redaktur tempat ayah mengirimkan karangan sangat
baik hati. Dengan tanda tangannya di secarik kertas Ayah bisa pergi ke kantor
majalah dan meminta uang honorarium karangan yang berjumlah duaratus rupiah.
Biarpun nilai sebuah cerita pendek di masa Ayah membikin nasihat ini cuma
berharga beras delapan kilo, namun ayahmu tetap bergembira. Ayah bawa seorang
teman ke sebuah warung kopi dan kami minum-minum di sana.
“Selamat ulang tahun,”kata teman Ayah.
“Terima kasih,”jawabku.
“Kita anggap saja kita sekarang ini sedang pesta. Pesanlah makanan dan
minuman apa saja yang enak-enak, asal jangan melebihi dua ratus rupiah,”
kataku.
Teman Ayah tersenyum-senyum, tapi sebenarnya dia kelaparan. Dia
pengarang juga, tetapi ia benar-benar pengarang yang menggantungkan leher
dan perutnya serta kakinya yang dua itu kepada uang hasil karangan. Karena itu
engkau jangan heran jika Ayah katakan kepadamu, bahwa temanku ini pernah
dan sudah biasa tidak makan satu minggu. Untunglah dia belum beristri, belum
berkekasih, dan beranak. Untunglah semua keluarganya membenci dia karena
dia menjadi pengarang itu, karena keluarganya memang orang-orang realis yang
menganggap para pengarang adalah pemburu-pemburu yang menembak rusa di
satu lembah kelaparan. Tetapi temanku ini tetap tampak gembira, anakku, karena
dengan sikap keluarganya itu, ia merasa tidak ada ikatan dengan satu orang pun
di dunia ini. Pada waktu itu ayah kira dia adalah orang yang paling merdeka
di dunia ini, biar pun kemerdekaan itu cuma angan-angan saja. Tetapi waktu
itu ayah berpikir demikian: Yang penting adalah manusia. Orang menyebut
kemerdekaan sebagai lambang rasa hormat pada diri sendiri, suatu kepuasan
duniawi yang menghauskan hatinya sampai mati. Aku sedih melihat manusia
sekarang, kata Ayah dalam hati waktu itu, dan Ayah sambung pula dalam hati;
karena itu aku bertambah pula mengasihi manusia.
“Kapan bukumu terbit?” tanya temanku itu.
Ayah kaget dan cepat-cepat sadar, sebab waktu itu manusia-manusia sezaman
Ayah harus lekas memutuskan sesuatu, sehingga antara kaget dan sadar hanya
seperdua ratus detik saja beda waktunya.
“Bukuku? Bulan Desember barangkali,” jawabku.
165
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
“Apa rencanamu?” sambungnya.
“Aku mau membeli sebuah arloji,” jawabku.
“Arloji? Untuk apa arloji?
“Dengan arloji sebenarnya orang bisa menghitung waktu.”
“Kenapa harus meghitung waktu?” tanyanya.
“Dengan menghitung waktu, orang tahu berapa jam lagi hari malam.
Berapa jam lagi hari siang. Lama-lama ia pun tahu berapa lama lagi ia akan bisa
mempertahankan hidup,” kataku.
Teman Ayahmu itu segera menuduhku telah gila. Tetapi dia tanya lagi:
“Apa lagi yang ingin kau beli?”
“Sebuah buku harian
,” jawabku.
“Sebuah buku harian
?”
“Ya, sebuah buku harian. Sebuah buku harian lebih tinggi nilainya daripada
arloji tadi. Dalam buku harian itu aku bisa menulis apa saja yang bisa kutulis.
Apa saja bisa kutulis, dan aku takkan bisa didakwa atau ditangkap oleh tulisan
itu. Aku bisa memaki langit-langit, gedung-gedung, mobil-mobil, orang-orang
dari tingkat dan pangkat apa pun juga. Dengan buku harian itu aku kehilangan
rasa cemas dan takut, aku merasa jauh lebih merdeka daripada kau, biar pun
kemerdekaan itu kumiliki untuk, diriku sendiri saja,” kataku.
“Apa lagi?”
“Jangan memotong dulu,” kataku, “masih perlu disambung. Dalam buku
harian
itu bisa juga kucatat hutang dan piutangku, yaitu neraca ekonomi. Kalau
tiap-tiap orang bisa mengatur perekonomian dirinya sendiri, ia berarti telah
ikut menyumbang perekonomian negaranya, biar pun sumbangan itu cuma
sepersembilan puluh juta,” kataku.
“Kau tentu bisa menjadi menteri perekonomian,” katanya.
“Aku tentu bisa menjabat jabatan itu. Kalau aku jabat juga, maka ukurannya
nanti disesuaikan dengan perekonomian semua orang. Tentu aku akan membeli
sembilan puluh juta arloji untuk semua orang di sini, dan sembilan puluh juta
buku harian dan sembilan puluh juta pensil atau pulpen. Aku tak mau jabatan
itu, biar pun ditawarkan, karena aku merasa malu menjabat tugas yang aku
sendiri sadar bahwa diriku amat bodoh untuk tugas itu.”
Kawanku diam terpaku seperti disihir tukang sulap. Kemudian dia bertanya:
“Apalagi yang akan kau beli?”
“Kalau bisa masuk akal, akan kubeli salah satu planet yang ada di angkasa itu,”
jawabku.
“Aku mau coba untung di sana,” sambungku.
Ia tertawa terkekeh-kekeh dan orang-orang sekeliling warung menontoni
ketawanya. Ia seharusnya berhenti ketawa, tetapi ia ketawa terus. Ia ketawa seperti
orang-orang yang betul ketawa. Ayahmu waktu itu yakin, bahwa ia sebetulnya
bukan ketawa. Pada masa zaman Ayah membikin nasihat ini, anakku, banyak
166
Kelas
VIII
SMP/MTs
orang ketawa seperti temanku itu, berjuta-juta banyaknya.
Pada jam delapan malam tadi, malam hari ulang tahun ayahmu, ayah
menerima kabar dari seseorang, bahwa teman ayah itu telah memotong nadinya
dengan pisau silet. Hal itu amat memalukan sekali, sebab ada sepotong suratnya
yang berbunyi: “Aku sudah malu pada-Mu, Tuhan, karena aku tidak menjalankan
hidupku sebagai manusia yang wajar dan baik seperti yang Kamu firmankan.”
Besok pagi Ayahmu bermaksud ikut menggali kubur untuk membenamkan
mayat temanku itu ke dalam bumi ini. Buatku sendiri, kematiannya tak begitu
meyedihkan, karena sudah lazim terjadi yang demikian itu di zamanku.
Sebenarnya nasihat ini, anakku, belum tentu ada, jika temenku itu tidak
bunuh diri.
Bunuh diri adalah sifat yang paling pengecut dan memalukan, anakku.
Sekiranya engkau jadi penerbang ruang angkasa, sekiranya, dan penerbanganmu
itu gagal sehingga kau dilontarkan kembali ke bumi dalam keadaan selamat,
janganlah engkau malu. Sekiranya engkau jadi supir truk dan karena sesuatu
hal engkau melangar seseorang hingga mati, jangan kau lari atau bunuh diri,
anakku. Sekiranya engkau insinyur kelak, dan kau bangunkan sebuah gedung
yang miring, kau jangan tumbukkan kepalamu ke dinding gedung itu hingga
hanc ur.
Ayahmu yakin, pada waktu kau membaca nasihatku ini kau bisa jadi dan
bisa kerja apa saja, anakku. Tetapi, janganlah kau bercita-cita jadi seorang
pengarang macam aku ini.
Mungkin sekali engkau pergi ke perpustakaan dan menemukan cerita
pendek di mana tertulis nama Ayahmu, dan tergerak hatimu ingin berbuat
yang sama.
Aku mempunyai banyak alasan melarangmu, anakku. Tetapi hanya beberapa
alasan yang bisa kusebutkan. Seorang pengarang yang baik selalu berusaha
mencari kebenaran. Ide sebuah cerita yang ditulisnya haruslah berdasarkan
kebenaran. Tetapi kadang-kadang kebenaran dikalahkan oleh kenyataan,
dan pada saat itulah para pengarang diuji. Suatu kenyataan mungkin tidak
benar, anakku. Karena itu ia harus berani disalib atau digantung untuk suatu
kebenaran.
Ayahmu merasa ganjil karena sebagai pengarang, cuma membutuhkan dua
macam benda, yaitu sebuah arloji dan buku harian. Tetapi Ayahmu merasa
bangga, sebab dengan dua buah benda itu ayahmu dapat membuktikan
kebenaran itu. Kebenaran yang dianutnya.
“Aku mau tahu di mana arloji itu sekarang. Itu benda bersejarah buatku, aku
ingin mendapatkannya,” katamu.
“Sayang, anakku,” jawab ayahmu.
“Kenapa?” tanyamu.
“Arloji itu telah kugadaikan untuk membeli buku harian yang baru, sebab
buku harian yang lama-lama sudah penuh semuanya.”
167
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
“Tentu sudah tidak bisa diambil lagi,” katamu.
“Ya, ya. Tentu sudah kadaluarsa. Tapi kalau kau punya uang kau bisa
membelinya di toko-toko,” kataku.
“Dan buku harian itu, apakah isinya?”
“Macam-macam, di antaranya: kebenaran. Tetapi buku harianku itu tidak
bisa digadaikan, dan yang kau baca ini adalah kutipan dari lembaran-lembaran
buku harian itu, yang bertanggal dua puluh satu November, tepat pada hari
ulang tahunku yang kedua puluh lima.”
Anakku yang tercinta. Kalau kuakhiri nasihatku-nasihatku ini, pada waktu
ini engkau belum ada. Tambang emas itu pun belum dibuka. Tetapi aku punya
usul; bagaimana kalau kau berusaha untuk menjadi insinyur pertambangan
saja? Tetapi jangan marah, anakku, ini cuma usul saja. Engkau memilih pilihan
hidup ini sesuai denga kemampuan pikiran dan tenagamu, asal saja pilihan itu
adalah pilihan yang benar: tidak merugikan masa depanmu dan masa depan
banyak manusia.
Sumber: Motinggo Busye dalam Jakob Sumardjo & Saini, K.M. 1986.
Apresiasi Kesusastraan
. Jakarta: PT Gramedia.
a)
Struktur Teks Ulasan Cerpen “Nasihat untuk Anakku”
S
upaya kamu dapat mengulas cerpen “Nasihat untuk Anakku” karya Motinggo
Busye dengan baik, kamu baca cerpen itu dengan cermat. Kemudian kamu ulas
berdasarkan struktur teks ulasan yang terdiri atas
orientasi, tafsiran, evaluasi,
dan
rangkuman
. Di dalam mengulas cerpen, hal penting yang harus kamu perhatikan
adalah gambaran umum, ringkasan, serta kelebihan dan kekurangan dari cerpen
tersebut.
b)
Tem
a Cerpen “Nasihat untuk Anakku”
Perlu kamu ketahui bahwa tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam
menulis
cerita bukan sekadar ingin bercerita, tetapi ingin mengatakan sesuatu
pada pembacanya. Sesuatu yang ingin dikatakannya itu bisa masalah kehidupan,
pandangan hidupnya tentang kehidupan ini, atau komentar terhadap kehidupan ini.
Semua kejadian dan perbuatan tokoh cerita, didasari oleh ide pengarang tersebut.
Sebuah
cerpen harus selalu mengatakan sesuatu, yaitu pendapat pengarang tentang
hidup ini sehingga orang lain dapat mengerti hidup ini lebih baik.
Bagaimana pesan pengarang tersebut dikemukakan dalam cerpen? Pesan itu
tentu saja tidak dikemukakan secara definitif. Pengarang menyatakan ide atau tema
dalam unsur cerita. Dalam cerpen yang berhasil, tema justru tersamar dalam seluruh
elemen. Pengarang menggunakan dialog-dialog tokoh, jalan pikiran, perasaan,
kejadian-kejadian, latar cerita untuk mempertegas atau menyarankan isi temanya.
Seluruh unsur cerita mempunyai satu arti saja dan satu tujuan. Yang mempersatukan
segalanya itu adalah tema.
Pada tugas ini kamu (secara berkelompok) harus bisa menentukan tema cerpen
“Nasihat untuk Anakku’’. Tema yang sudah ditemukan oleh tiap-tiap kelompok
168
Kelas
VIII
SMP/MTs
didiskusikan di depan kelas. Untuk memandu kamu di dalam menentukan tema,
kamu jawab pertanyaan berikut.
1)
Ba
gaimana sikap pengarang terhadap masalah yang dikemukakan di dalam cerpen
“Nasihat untuk Anak’’?
2)
Ap
akah nasihat yang dikemukakan oleh tokoh Ayah dalam cerpen ini juga berguna
bagi orang lain?
3)
Ap
a alasan tokoh utama melarang anaknya menjadi pengarang?
4)
Ba
gaimana pendapatmu tentang profesi pengarang?
Dengan demikian, apa tema cerpen tersebut? Tentukan tema tersebut dan sebutkan
alasannya.
c)
Plo
t Cerpen “Nasihat untuk Anakku”
Plot sering juga disebut alur
cerita. Contoh populer untuk menerangkan arti plot
ialah begini:
Raja mati
disebut jalan cerita, sedangkan
raja mati karena sakit hati
adalah plot. Apa yang disebut plot dalam cerita memang sulit dicari. Ia tersembunyi
di balik jalannya cerita.
Jalan
cerita bukanlah plot. Jalan cerita hanyalah perwujudan, bentuk wadah,
bentuk jasmaniah dari plot. Perlu kamu ketahui bahwa plot tidak sama dengan
jalannya
cerita. Contoh di atas jelas menunjukkan apa yang dimaksud dengan plot.
Raja mati
hanyalah bernilai berita, tidak mengandung plot, sedangkan
raja
mati
karena sakit hati
adalah plot karena tiba-tiba menjadi hiduplah imajinasi kita. Plot
dengan jalannya cerita memang tidak bisa dipisahkan, tetapi harus dibedakan. Secara
umum plot sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut.
1)
Pen
genalan
2)
Tim
bulnya konflik
3)
Ko
nflik memuncak
4)
Klim
aks
5)
Pem
ecahan
Setelah mengenal elemen-elemen plot, kamu analisis
cerpen “Nasihat untuk
Anakku” berdasarkan elemen-elemen plot tersebut. Hasil analisis ini juga kamu
diskusikan secara berkelompok.
d)
Ka
rakter
Perlu kamu ketahui bahwa mutu sebuah cerpen banyak ditentukan oleh kepandaian
si penulis menghidupkan watak tokoh-tokohnya. Kalau karakter tokoh lemah, seluruh
cerita menjadi lemah. Ada beberapa jalan yang dapat menuntun kita sampai pada
sebuah
karakter, yaitu (1) melalui apa yang dilakukan si tokoh, (2) melalui ucapan-
ucapan si tokoh, (3) melalui penggambaran fisik tokoh, (4) melalui pikiran-pikiran
sang tokoh, dan (5) melalui penerangan langsung (penulis membentangkan panjang
lebar watak tokoh secara langsung.
Pada bagian ini kamu diharapkan dapat menganalisis karakter tokoh di dalam
cerpen “Nasihat untuk Anakku”. Hasil analisis
karakter tokoh ini kamu diskusikan
secara berkelompok.
169
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
e)
Latar
D
alam
cerpen modern latar telah digarap para penulis menjadi unsur cerita yang
penting. Ia terjalin erat dengan karakter, tema, suasana cerita. Hanya tahu di mana suatu
cerita terjadi tidak cukup. Latar dalam cerpen modern telah menjadi jalinan dengan
unsur-unsur
cerpen lainnya. Latar bukan hanya menunjukkan tempat dan waktu
tertentu, melainkan juga hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, sampai pada macam
debunya, pemikiran rakyatnya, gaya hidup mereka, dan sebagainya.
Pada bagian ini kamu diharapkan dapat menganalisis latar di dalam cerpen “Nasihat
untuk Anakku”. Hasil analisis latar ini kamu diskusikan secara berkelompok. Pertanyaan
mendasar yang harus kamu jawab tentang latar adalah sebagai berikut.
1)
Da
patkah latar dalam cerpen “Nasihat untuk Anakku” diganti dengan tempat
yang lain tanpa mengubah karakter dan isi cerpen?
2)
Ap
akah latar akan tetap efektif pada keseluruhan cerpen kalau diabaikan atau
dihilangkan?
f )
Sud
ut Pandang
Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang yang
diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Pada dasarnya ada empat
sudut pandang (
point of view
), yaitu (1) sudut pandang serba tahu (
omniscient point
of view
), (2) sudut pandang objektif (
objective point of view
), (3) sudut pandang orang
pertama, dan (4) sudut pandang orang kedua.
Selanjutnya, kamu diminta untuk menganalisis cerpen “Nasihat untuk Anakku”
berdasarkan sudut pandang.
g)
Un
sur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembentuk cerpen yang berada di luar
cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen tidak bisa lepas dari kondisi masyarakat pada saat
cerpen tersebut dibuat. Unsur ekstrinsik ini mempengaruhi penyajian, gaya, dan isi
cerpen. Unsur ekstrinsik meliputi latar pengarang, politik, psikologi, sosial-budaya,
dan agama.
Selanjutnya, secara berkelompok kamu diminta menganalisis unsur ekstrinsik
cerpen “Nasihat untuk Anakku”. Hasil analisis itu kamu diskusikan juga dengan
kelompok lain.
Kegiatan 3 Penyusunan Teks Ulasan secara Mandiri
Pada Kegiatan 3 ini kamu diharapkan mampu menyusun teks ulasan secara
mandiri. Kamu diminta untuk mengemukakan pendapat dengan membuat teks
ulasan berdasarkan pemahaman dan pengalaman kamu masing-masing.
Tugas 1 Mencari dan Mengidentifikasi Teks Ulasan
Carilah
teks ulasan yang mengulas cerpen,
novel, atau kumpulan puisi di media
massa cetak, seperti koran atau majalah! Identifikasi apakah teks yang kamu temukan
170
Kelas
VIII
SMP/MTs
itu betul-betul merupakan teks ulasan! Kamu juga boleh mencari teks ulasan di
internet. Perlu kamu ingat lagi bahwa teks ulasan memiliki struktur (bertata organisasi
khusus), yaitu
orientasi, tafsiran, evaluasi,
dan
rangkuman
. Sebagai perbandingan,
kamu boleh melihat kembali teks yang telah dicontohkan pada Kegiatan 1. Seandainya
teks yang kamu temukan itu bukan teks ulasani, modifikasilah agar menjadi teks
ulasan yang benar!
Tugas 2 Menyusun Teks Ulasan
1) Buatlah teks ulasan sebagai wadah kamu untuk mengulas karya sastra! Karya
sastra yang kamu ulas disarankan adalah novel remaja yang mutakhir, seperti
“Surat Kecil untuk Tuhan”, karya Agnes Davonar; “Berjalan di Atas Cahaya”. karya
Hanum Salsabiela Rais. Ada beberapa langkah yang dapat membantumu dalam
mengulas karya sastra, yaitu
(a) tentukan karya sastra apa yang akan diolah, misalnya, novel,
(b) carilah sebuah novel yang paling kamu sukai,
(c) bacalah novel tersebut dengan cermat dan tuntas,
(d) bacalah sekali lagi, kali ini cermati kejadian-kejadian penting dalam novel ini,
(e) tuliskan pokok-pokok kejadian tersebut dalam selembar kertas,
(f ) kembangkan kalimat yang sudah kamu tulis hingga menjadi paragraf,
(g) tuliskan pendapat kamu tentang novel tersebut,
(h) jangan lupa bubuhkan judul novel, pengarang, penerbit, ukuran novel, jumlah
halaman, dan harga novel.
2)
Set
elah menyusun teks ulasan tersebut, secara mandiri kamu ceritakan teks ulasan
tersebut di depan kelas. Kamu perlu meminta tanggapan dan masukan dari teman-
temanmu tentang isi teks tersebut.
Tugas 3 Mengidentifikasi Teks Ulasan
Pada Tugas 3 ini kamu identifikasi teks ulasan novel secara mandiri. Teks ulasan itu
bisa kamu cari di majalah, koran, atau internet. Identifikasi teks meliputi struktur teks
dan unsur kebahasaan yang meliputi kata rujukan, metafora, dan kalimat kompleks
(kalimat majemuk setara dan bertingkat).
Tugas 4 Mengulas Cerpen “Emak dan Sepotong Roti”
Pada Tugas 4 ini, kamu secara mandiri diharapkan dapat mengulas cerpen
Emak
dan Sepotong Roti
karya Caswati. Dengan demikian, kamu harus bisa menghasilkan
struktur
teks ulasan cerpen
Emak dan Sepotong Roti
analisis instrinsik dan ekstrinsik
cerpen
Emak dan Sepotong Roti
. Selanjutnya, ulasan cerpen
Emak dan Sepotong Roti
dapat kamu muat di majalah dinding atau majalah sekolah.
171
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Emak dan Sepotong Roti
Oleh Caswati
Sumber: www.kompas.com
Gambar 5.4 Nenek Mencari Batu
S
iang itu begitu terik. Pancaran sinar matahari tanpa ampun membakar punggung
Emak yang tengah mengumpulkan batu-batu kali dari sungai yang mengering.
Tampaknya, kemarau sudah kelewatan. Padahal, sekarang sudah memasuki bulan
Desember. Bulan yang disebut-sebut sebagai bulan hujan. Namun, hujan justru di
bulan ini tidak turun meski setetes. Akibatnya, bisa dilihat sendiri. Hampir semua
lahan persawahan mengering, menyisakan pohon pari yang menguning kering; tidak
ada rumput liar yang tumbuh menghijau; hanya ada batang-batang pohon kering yang
terus menerus menggugurkan daunnya setiap kali angin berhembus. Hah... sepertinya
kemarau sudah makin menggila. Lihatlah, satu-satunya sungai yang kami jadikan
sumber air pun mengering, seolah dihisap tanpa bekas, meninggalkan batu-batu terjal
yang membisu.
Tentu saja ini membuat keadaan desa kami makin terpuruk. Harus diakui, desa
kami memang termasuk desa miskin yang sering dilanda kekeringan saat musim
kemarau. Namun, desa kami belum pernah seterpuruk ini; sumber kehidupan kami
mengering tanpa sisa sehingga membuat para penduduk desa meninggalkan sungai
kerontang itu dan mencari sumber air di tempat lain.
Kecuali Emak. Bisa dibilang Emak adalah satu-satunya penduduk yang masih
setia mendatangi sungai kerontang itu. Bukan. Bukan untuk mengambil sisa-sisa air
sungai kerontang itu yang pasti. Seperti penduduk lain, Emak pergi ke gunung untuk
mendapatkan air. Setiap hari Emak datang ke sungai itu karena sebuah pekerjaan.
Sejak memasuki kemarau tahun lalu, Emak tidak lagi bekerja sebagai buruh
tani, melainkan sebagai pengumpul dan pemecah batu kali. Memang, pekerjaan ini
tampak—dan memang—terlalu kasar untuk seorang wanita seperti beliau. Namun,
setidaknya, bagi Emak dengan pekerjaannya ini ia bisa mencukupi kebutuhan
keluarganya, menyekolahkan kedua anaknya yang kini duduk di bangku kelas XII SMA
dan kelas 1 sekolah dasar.
Namun, sepertinya bukan awal kemarau tahun lalu bukanlah awal yang membuat
Emak menjadi wanita pekerja keras macam sekarang. Tepatnya, Emak menjadi tulang
punggung keluarga sejak meninggalnya bapak empat tahun lalu akibat epidemi yang
melanda desa kami. Ya benar. Sejak saat itulah Emak harus menjadi ibu sekaligus
kepala rumah tangga yang menafkahi kedua anaknya, Dani dan Dina.
Emak memulai pekerjaannya sebagai buruh cuci. Namun, karena tetangga kami
172
Kelas
VIII
SMP/MTs
kurang membutuhkan tenaganya, Emak berpindah menjadi buruh tani. Sayang, desa
kecil kami sering dilanda kekeringan berkepanjangan. Tidak banyak petani yang
menggarap sawahnya karena terlalu sering dirugikan oleh ulah kemarau yang angkuh.
Sebelumnya, Emak juga pernah menjadi buruh pikul di pasar. Akan tetapi, tubuhnya
yang kurus dan ringkih membuatnya tidak bisa terlalu lama melakoni pekerjaan itu,
belum lagi upah yang tidak seberapa, tidak sebanding dengan tenaga dan keringat
yang beliau keluarkan. Tidak sebanding juga dengan sakit pinggang yang sering Emak
rasakan setiap malam.
Akhirnya, Emak memutuskan untuk menjadi pengumpul dan pemecah batu
kali. Emak mempunyai alasan sendiri mengapa beliau memilih pekerjaan kasar itu.
Bagi Emak, tidak selamanya kemarau dan kekeringan yang sering melanda desa
selalu membawa kerugian dan penderitaan. Setidaknya, walaupun kemarau lebih
sering meneteskan keringatnya daripada meneteskan air dari langit, kemarau masih
memberinya kehidupan. Bagi Emak keringnya air sungai tidak berarti mengeringnya
harapan untuk hidup seperti yang selama ini dikeluhkan banyak penduduk. Justru
dengan mengeringnya air sungai, Emak mempunyai peluang dan harapan untuk terus
hidup.
Setiap hari, seusai mengantar Dina sekolah, Emak memulai pekerjaannya
mengumpulkan dan memecahkan batu-batu dengan modal serok bambu dan palu besi
berdiameter sepuluh senti. Emak lakoni pekerjaan kasarnya dengan penuh kesabaran.
Dengan harapan dari setiap butir batu yang beliau kumpulkan; dari palu besi yang
beliau pukulkan; dan dari setiap keringat yang menetas dari kening dan tubuhnya,
dapat memberi penghidupan yang layak untuk dua buah hatinya.
Keinginannya sederhana. Emak hanya ingin Dani dan Dina tidak merasakan
kesulitan dan kesengsaraan seperti yang beliau rasakan selama ini. Emak tidak ingin
kedua anaknya merasa kekurangan selama beliau masih bisa berdiri dengan kedua
kakinya. Wanita paroh baya berwajah tirus ini biarlah beliau yang susah payah, banting
tulang memeras keringat, asal kedua anaknya bisa makan, bisa sekolah, bisa jajan, dan
yang jelas lebih bahagia darinya. Dan demi mereka juga, Emak rela tidak makan asal
Dina dan Dani makan tiga kali sehari.
Emak juga berharap, dari jerih payahnya mengumpulkan dan memecahkan batu-
batu itu, beliau bisa menjualnya ke tukang bangunan. Tidak banyak memang yang
Emak peroleh dari kerja kerasnya selama lima hari atau seminggu. Biasanya Emak
memperoleh 40 ribu sampai 50 ribu rupiah untuk satu gerobak batu kali yang telah
beliau pecah.
Untunglah, Dani si anak sulung selalu membantunya—meski sebenarnya Emak
tidak sampai hati melihat anak gadisnya melakukan pekerjaan kasar itu. Jujur saja,
Dani cukup senang bisa membantu Emak bekerja, walaupun hanya mengangkuti batu
dari kali ke bawah pohon nangka di tepian sungai.
Kebetulan ini adalah hari Minggu. Hari untuk membantu Emak mengumpulkan
dan memecahkan batu-batu kali. Bagi gadis berjilbab ini, hari Minggu dalam kamusnya
bukan hari di mana bisa tidur nyenyak hingga siang bolong atau bermalas-malasan di
kursi empuk sambil menonton acara televisi. Juga bukan hari untuk bersantai, jalan-
jalan atau bersenang-senang dengan teman seumurannya.
Hari Minggu bagi Dani adalah hari untuk membantu Emak, mengingat tidak setiap
173
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
hari ia bisa membantu Emak. Setiap pagi Dani harus berangkat sekolah selepas subuh
dan baru sampai di rumah begitu azan Asar berkumandang—pada saat itu, biasanya
Emak sudah selesai bekerja.
Makanya, begitu ia selesai membersihkan rumah, memasak, mencuci dan beres-
beres rumah, sesegara mungkin ia menyiapkan diri membantu Emak. Sambil membawa
peralatan seperti yang dibawa Emak, Dani menggandeng adik semata wayangnya
melewati jalan terjal berumput kering yang agak menurun ke arah sungai.
Dari kejauhan tampak Emak dengan baju hijau kusam tengah duduk sambil
memecah batu kali di bawah sebatang pohon nangka yang mulai kehabisan daun.
Dani langsung duduk di sebelah Emak, sementara si kecil Dina dibiarkan bermain-
main batu di sekitar mereka.
“Batu yang Emak kumpulkan banyak juga,” kata Dani sambil mulai memukulkan
palu besinya.
“Kau seharusnya tidak di sini,” ucap Emak membuat kening Dani berkerut. Dia lalu
menatap Emak lekat-lekat, tetapi Emak sama sekali tidak balas menatapnya.
“Emak bilang apa?” Dani tak mengerti.
“Kau pulanglah. Ajak adikmu main. Emak bisa lakukan ini sendiri.” Tandasnya
sambil terus memukulkan palu, memecah batu, memecah kegersangan siang yang
membisu.
Dani terenyak, bingung memandangi Emak yang tiba-tiba terasa asing. Kenapa?
Ada apa?
“Kau dengar Emak ‘kan?” Tiba-tiba nada bicara Emak meninggi. Tentu saja ini
membuat Dani maupun Dina mengerjap. Selama ini Dani tak pernah mendengar
Emak bicara sedingin ini, apalagi tanpa menatapnya.
“Tapi....”
“Emak tidak pernah menyuruhmu membantu,” potong Emak makin keras
memukulkan palunya, memecah batu hingga berkeping-keping.
Masih kurang percaya, Dani akhirnya beranjak. Sambil menggandeng adiknya,
dia berjalan perlahan meninggalkan Emak yang sama sekali tidak menatapnya. Dani
menoleh, memandangi Emak yang menunduk sambil tak henti-hentinya memukulkan
palu.
Dani menghela nafas, dia melangkah lagi. Kenapa Emak begitu? Marahkah Emak
padaku? Pikirnya.
Tepat pada langkahnya yang kelima, Dani dikejutkan dengan jeritan Emak yang
memantul dari satu sisi tebing yang lain. Sekonyong-konyong, dua kakak beradik
itu menoleh. Dani, matanya langsung membelalak begitu melihat tangan kiri Emak
terkulai di atas tumbukan batu dengan darah yang mengucur deras, sementara palu
besi yang semula digunakan untuk memecah batu tergeletak tak berguna.
“Emak!” Pekik Dani langsung menubruk tubuh Emak yang bersandar di batang
pohon. Wajah tirus itu pucat, bibir keringnya gemetar, keringat di keningnya makin
santer mengalir, mata cekungnya terpejam.
“Innalillahi, Emak!” Dani berusaha menyentuh tangan kiri Emak sehalus mungkin,
tetapi justru membuat Emak makin mengerang kesakitan. Dani bingung. Ia ingin
membantu Emak, tetapi ia tak tahu harus melakukan apa, harus mulai dari mana.
Terlebih tubuh Emak tiba-tiba lemas seperti tanpa tulang.
174
Kelas
VIII
SMP/MTs
“Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan?” gumamnya sambil berusaha
menyandarkan kepala Emak di dadanya.
“Dina, cepat panggilkan Lik Sukur dan Pak Ghozi. Cepat!” serunya pada Dina yang
sejak tadi hanya memandang bingung. Tanpa komentar, bocah bertubuh mungil itu
lantas berlari meninggalkan Emak dan Mbaknya.
“Emak, bertahanlah.” Ucap Dani bergetar tidak kuasa memandangi luka menganga
di tangan kiri Emak. Dani bahkan hampir menangis dengan keadaan Emak yang makin
melemah. Ditambah lagi cairan merah kental itu tidak henti-hentinya mengucur,
mewarnai tumpukan batu kelabu yang sekian lama beliau kumpulkan sedikit demi
sedikit.
“Daaaan...” ucap Emak lirih nyaris tak terdengar, membuat Dani harus sedikit
mendekatkan kepalanya.
“Ma... maaf... maafkan Emak...” ucap Emak lagi terbata, menahan perih yang
teramat sangat. Perih yang membuat semua kekuatannya terhempas ke awan, perih
yang membuatnya tidak bisa melakukan apa pun meski hanya sekadar membuka
mata. Ya, perih yang melampaui batas kemanusiaan.
Sejak tangan kirinya terluka dan tidak bisa bekerja, Emak jadi sangat pendiam.
Wajah sendunya jadi murung. Belakangan ini, Emak sering menghabiskan waktu
untuk melamun selama berjam-jam di bale-bale rumah. Tampak jelas di wajah
senjanya Emak memikirkan sesuatu, sesuatu yang membuatnya tampak frustasi.
Beberapa kali Dani memergoki Emak menangis. Setiap kali didekati dan ditanya,
Emak selalu menjawab tidak apa-apa, selalu bersikap seolah beliau baik-baik saja.
Jujur, Dani semakin khawatir dengan keadaan Emak. Terlebih tangan kiri Emak
yang terluka belum sempat tersentuh tangan dokter karena kendala biaya. Luka di
tangan Emak hanya diobati dengan obat seadanya dan getah daun pinisilin yang
ditanam di kebun belakang. Akibatnya, luka menganga itu meradang, membengkakkan
bagian yang lain.
Dani yakin luka itu sudah menginfeksi tangan Emak. Ia sebenarnya ingin
membawa Emak ke bidan desa dengan sisa uang hasil penjualan batu beberapa hari
lalu. Hanya saja Emak selalu menolak dengan alasan bahwa Dani dan Dian lebih
membutuhkannya untuk ongkos sekolah. Emak juga menegaskan bahwa tangannya
baik-baik saja dan akan segera sembuh. Dan yang dapat Dani lakukan tentu saja
menuruti kata-kata Emak, merawatnya dengan curahan kasih dan perhatian yang
tiada pernah mengering.
Usai salat Subuh, usai menyiapkan sarapan dan menyelesaikan hampir semua
pekerjaan rumah, seharusnya Dani cepat berangkat sekolah karena jarak 10 km yang
ditempuh dengan jalan kaki sering membuatnya terlambat sampai di sekolah. Entah
kenapa, pagi ini Dani merasa khawatir meninggalkan Emak. Dia merasa begitu karena
sudah tiga hari ini kesehatan Emak makin menurun. Ditambah lagi sejak kemarin
siang Emak tidak dapat beranjak dari ranjang.
“Emak ingin memberimu sesuatu, tetapi Emak tidak yakin apakah Emak bisa. Kau
minta apa?”
“Terima kasih, Mak. Doa dan kasih Emak sudah lebih dari cukup untuk Dani.”
Dani lantas menakupkan telapak tangan kanan Emak di pipinya yang mulus. Tangan
Emak terasa panas, juga lemas seperti tanpa tenaga.
175
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
“Kalau begitu, kau pergilah. Nanti kau bisa kesiangan. Emak akan baik-baik saja.”
Kata Emak pelan masih dengan tersenyum.
“Dani tidak masalah membolos sehari ini, Mak. Dani akan merawat Emak sampai
Emak benar-benar sembuh.”
Emak menggeleng pelan, pelan sekali sambil memejamkan matanya yang sayu.
“Tidak. Kau harus sekolah. Kau harus menjadi yang terbaik seperti yang sering kau
katakan pada Emak.”
“Tapi, Mak,” lanjut Dani, “Hari ini Dani ada kelas sore. Itu artinya Dani akan pulang
sampai malam.”
Emak tersenyum tipis, itu pun terkesan dipaksakan, “Kau pergilah sekolah.
Tunaikan kewajibanmu sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua. Emak
tidak meminta apa pun padamu selain keberhasilanmu, kebahagiaanmu agar tidak
bernasib seperti Emak.”
Berat, Dani menurut juga.
“Baiklah, Mak. Dani berangkat. Assalamualaikum...” ucapnya sambil mengecup
punggung tangan kanan Emak.
Emak tersenyum memandangi punggung anak sulungnya yang tampak bersahaja.
Emak tidak menyangka bahwa anak sulungnya telah tumbuh menjadi gadis cantik
berhati mulia. Namun, ada sebuah rasa yang tiba-tiba menyesakkan dadanya. Sesuatu
yang menyusup, menggetarkan hati dan pikirannya. Sesuatu yang membuatnya kecewa
pada dirinya sendiri.
Emak lalu menoleh pada Dina yang sejak tadi berdiri di sampingnya. Pelan Emak
berkata, “Kau lihat Mbakmu itu, Din? Kau harus seperti dia, ya?” dan, si kecil Dina pun
mengangguk tegas.
Samar-samar dari balik pekatnya malam, Dani bisa melihat lampu rumahnya
menyala, menembus sela-sela
gedheg
dinding rumahnya. Sementara suara azan tanda
salat Isya yang berkumandang dari surau tua yang berdiri kokoh di ujung jalan seolah
menyambut kepulangannya dari sekolah.
Pelan, Dani mendorong pintu bambu rumahnya. Sambil mengucap salam, ia lantas
masuk. Tampak olehnya, di ruang tengah berlantai tanah dengan beberapa kursi
bambu dan sebuah meja yang sudah reot, Emak dan Dina tengah menunggunya. Dani
tersenyum manis melihat tatapan polos adiknya, sementara Emak menelungkupkan
kepala di atas meja. Sepertinya Emak sangat kelelahan, pikir Dani.
Senyum Dani makin mengembang ketika matanya membentur bayangan sepotong
roti tar dengan sebatang lilin kecil yang menyala. Roti sederhana yang Dani yakin dibeli
Emak di toko kue di ujung jalan desa. Roti yang selalu Emak berikan setiap kali anak-
anaknya ulang tahun. Jadi, ini yang ingin Emak berikan untukku? Pikir Dani setengah
ingin menangis karena terlalu senang. Bagaimana mungkin Emak menyempatkan
diri membeli sepotong roti sementara tangannya yang terluka dibiarkan tak tersentuh
dokter? Terawang Dani.
“Ini untuk Mbak Dani.” Kata Dina memecah keheningan. Mata jernihnya menatap
Dani, “Emak bilang minta dibangunkan kalau Mbak Dani pulang.”
Dani tersenyum lantas mengangguk. Ia berjalan ke sebelah kiri Emak lalu
mendekatkan kepalanya ke kepala Emak yang menelungkup. Pelan ia berkata, “Emak...”
Emak bergeming. Tampaknya Emak telah terlelap.
176
Kelas
VIII
SMP/MTs
“Emak, Dani pulang...” lanjut Dani kali ini sambil merangkul bahu Emak.
Masih belum ada jawaban.
Tiba-tiba seberkas rasa khawatir menjalar ke sekujur tubuhnya. Perlahan tapi pasti.
Kekhawatiran itu menyurutkan senyum di bibir mungilnya. Ya, kekhawatiran yang
dirasakan bersama dengan rasa dingin dari punggung Emak.
“Emak!” kini Dani sedikit mengguncangkan bahu ringkih itu hingga kepala wanita
separuh baya itu terkulai begitu saja di lengannya. Sejenak, Dani pandangi wajah Emak
yang pasih. Tiga detik kemudian ada sesuatu yang ia rasakan, sesuatu yang berbeda,
sesuatu yang belum sempat ia pikirkan.
Wajah tirus Emak pucat pasih dengan seulas senyum dingin mengembang di bibir
kering yang jarang tersentuh air. Matanya terpejam rapat, rapat sekali seperti orang
tidur. Dani pias. Entah kenapa tiba-tiba tulang-tulangnya seperti dilolos satu persatu.
Dani seperti tersadar, ia baru saja kehilangan sesuatu yang berharga. Sesuatu yang
pergi bersama dengan sebatang lilin yang meleleh di atas sepotong roti, sesuatu yang
pergi bersama nyala lilin yang berkedip-kedip tertiup angin, sesuatu yang pergi diiringi
semayup suara iqomah dari surau tua di ujung jalan.....
Sementara si kecil Dina memandangi dua anggota keluarganya bergantian.
Kepolosannya menjadi saksi perjuangan Emak mengumpulkan dan memecahkan
batu-batu kali demi sepotong roti untuk anak yang beliau kasihi.
Persembahan untuk Emak
Wanita mengagumkan dalam hidupku
Caswati, lahir di Jakarta, 23 September 1989 Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada,
bertempat tinggal di GMNU, Jalan H.O.S. Cokroaminoto TR III/890B, Gg. Ngadimulyo, Sudagaran, Yogyakarta, telepon
(0274) 619730
Sumber: Balai Bahasa Yogyakarta. 2007.
Mata Hati Antologi Puisi dan Cerpen Hasil Lomba dalam Rangka Bulan Bahasa
dan Sastra 2007
. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Balai Bahasa Yogyakarta
.
177
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Mari Berdiskusi
Setelah membahas dan memahami Bab V, kamu diskusikan bersama teman-
temanmu tentang teks ulasan berbagai karya sastra. Berilah tanda centang (v)
pada kolom memahami, kurang memahami, dan tidak memahami sesuai dengan
pengalaman masing-masing!
No.
Pemahaman dan
Penerapan
Memahami
dan
Menerapkan
Kurang
Memahami
dan Sudah
Menerapkan
Tidak
Memahami
dan Tidak
Menerapkan
1
Karya sastra berkaitan
erat dengan kehidupan.
2
Sastra dan manusia
serta kehidupannya
adalah sebuah persoalan
yang penting dan
menarik untuk dibahas
dan diulas secara
menyeluruh.
3
Saya memahami
struktur teks ulasan.
4
Saya memahami unsur
kebahasaan teks ulasan.
5
Saya bisa menganalisis
dan memahami unsur
instrinsik
cerpen dan
novel.
6
Saya bisa menganalisis
dan memahami unsur
ekstrinsik
cerpen dan
novel.
178
Kelas
VIII
SMP/MTs
Perenungan
Setelah belajar tentang teks ulasan, tentu kamu memiliki simpulan
di dalam pembelajaran ini. Sekarang, coba kamu tuliskan hasil
perenunganmu tentang pembelajaran pada Bab V ini. Simpulanmu
tentu berkaitan dengan sikap, pengetahuan yang kamu peroleh, dan
keterampilan yang kamu dapat selama pembelajaran berlangsung.
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
179
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Daftar
Pustaka
Alisjahbana, S. Takdir. 1996.
Puisi Lama
. Jakarta: Pustaka Rakjat.
------------.1996.
Puisi Baru
. Jakarta: Pustaka Rakjat.
Alwi, Hasan. dkk. 1998.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
. Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka.
Amir Hamzah, “Padamu Jua” dalam Pradopo, Rachmat Djoko. 2000.
Pengkajian
Puisi
. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anwar, Chairil. 1983.
Deru Campur Debu
. Jakarta: PT Dian Rakyat.
Aswani, Jamal Ma’mur. 2011.
7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan).
Yogyakarta: Diva Press.
Christie, F. 2012.
Language Education Throughout the School Years: A Factual Aspect.
Michigan: Willey Blackwell.
Damono, Sapardi Djoko. 1994.
Hujan Bulan Juni
. Jakarta: Grasindo.
------------. 2003.
Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan
. Jakarta: Pusat Bahasa.
Danandjaya, James. 1984.
Folklore Indonesia
. Jakarta: Grafiti Pers.
Darma, Budi. 2004.
Pengantar Teori Sastra
. Jakarta: Pusat Bahasa.
Davonar, Agnes. 2008.
Surat Kecil untuk Tuhan
. Jakarta: Inandra Published.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
. Jakarta:
Balai Pustaka.
Derewianka, B. 1990.
Exsploring How to Texts Work
. Sydney: PETA.
Emilia, E. 2011 Pendekatan
Genre Based
dalam Pengajaran Bahasa Inggris, Petunjuk
untuk Guru. Bandung: Rizqi Press.
Emilia, Emi & Frances Christie.
Factual Genres in English: Learning to Write, Read and
Talk about Factual Information
. Bandung: Rizqi Press.
Ernes
Stella. 2013. 50 Cerita Fabel Dunia.
Jakarta: anakkita.
Eureka dan Sarumpaet, Riris K. Toha. 2010.
Pedoman Penelitian Sastra Anak
. Jakarta:
Ob or.
Firdaus, Endang
.
2013.
Kumpulan Cerita Binatang.
Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
180
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Gawa, John. 2004.
Kebijakan dalam 1001 Pantun
. Jakarta: Kompas.
Gerot, L., & Wignell, P. 1994.
Making Sense of Functional Grammar
. Sydney: Gerd
Stabler.
Hadi, Abdul W.M.
Meditasi: Sajak-Sajak 1971—1975
. Jakarta: Balai Pustaka.
Hari Sunaryo. 2005.
Membaca Ekspresif
. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah
Malang.
Hemarosyaf, Furryan. 2010.
Tokoh Berpengaruh di Dunia
. Jakarta: PT Pesagimandiri
Perkasa.
Herfanda, Ahmadun Yosi. 1996.
Sembahyang Rumputan
. Jakarta: Bentang Budaya.
Ismail, Taufiq. 1975.
Sajak Ladang Jagung
. Jakarta: Pustaka Jaya.
Jassin, H.B. 1987.
Pujangga Baru
. Jakarta: Gunung Agung.
------------. 1976.
Angkatan 66
. Jakarta: Gunung Agung.
------------. 1982.
Gema Tanah Air: Prosa dan Puisi
. Jakarta: Balai Pustaka.
Keraf, Gorys. 1989.
Komposisi
. Ende: Nusa Indah.
------------. 2002.
Diksi dan Gaya Bahasa
. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
------------. 2007.
Argumentasi dan Narasi
. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kesuma, Dharma, dkk. 2011.
Pendidikan Karakter.
Bandung: Rosda.
Knapp, Peter and Megan Watkins. 2005.
Genre,
Teks,
Grammar
. Sydney: University of New South Wales
Press Ltd.
Koentjaraningrat. 1987.
Manusia dan Kebudayaan
. Jakarta: Djambaran.
Latif, Yudi. 2009.
Menyemai Karakter Bangsa
. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Marsudihardjo, Bartolomeus, dkk. 2013.
Kenari Kecil dari Kalabahi
. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara.
MEDSP. 1989.
A Brief Introduction to Genre
. Sydney: MEDSP.
Michael, Degen. 2000.
Crafting Expository Argument: Practical Approaches to the
Writing Process for Students and Teachers
. Third Edition. Dallas: Telemachos
Publishing.
Noor, Rohimah M. 2011.
Pendidikan Karakter Berbasis Sastra.
Yogyakarta: Ar. Ruzz
Media.
Nurhadi. 2005.
Membaca Cepat dan Efektif
. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
181
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Pradopo, Rachmat Djoko. 2000.
Pengkajian
Puisi
. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1984.
Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak
Kurikulum 1984.
Yogyakarta: Kanisius.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2002.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan
. Jakarta: Balai Pustaka.
Ramadansyah, Drs., M.Pd. 2012.
Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra
Indonesia
. Bandung: Dian Aksara Press.
Ratmana, SN. 2005.
Soetji Menulis di Balik Papan Tulis
. Tegal: Wacana Bangsa.
Rendra, W.S. 1980.
Potret Pembangunan dalam Puisi
. Jakarta: Lembaga Studi
Pembangunan.
Rouf, Irwan dan Shenia Ananda. 2004.
Rangkuman
Cerita Rakyat Indonesia
. Jakarta:
Anak Kita.
Sumardjo, Jakob & Saini K.M. 1986.
Apresiasi Kesusastraan
. Jakarta: Gramedia.
Samho, Bartolomeus.2013.
Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara
.Yogyakarta: Kanisius.
Santosa, Riyadi. 2003.
Semiotika Sosial: Pendekatan terhadap Bahasa
. Surabaya:
Pustaka
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1989.
Psikologi Remaja
. Jakarta.
Sastrowardojo, Subagio. 1985.
Keroncong Motinggo
. Jakarta: Balai Pustaka.
Sekarningsih, Ani. 2006.
Namaku Teweraut
. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Setiafitri, Pipit, dkk. 2013.
Storypedia Binatang Paling
. Tangerang: Buah Hati.
Setyaningsih, Retno Wulandari. 2013.
312 Dongeng Binatang dari Seluruh Penjuru
Dunia
. Yogyakarta: Indoliterasi.
Situmorang, Sitor. 1994.
Salju di Paris
. Jakarta: Grasindo.
Sulastri, dkk.
Keluargaku Inspirasiku Antologi Esai Mahasiswa PBSI Kelas F
.
Yogyakarta; Diandra Creative.
Surjomihardjo, Abdurrachman. 1986.
Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam
Sejarah Indonesia Modern
. Jakarta: Sinar Harapan.
Sutanto, Sergius. 2013.
Hatta: Aku Datang Karena Sejarah
. Bandung: Qanita.
Tatengkeng, J .E. “
Perasaan Seni” dalam Jassin, H.B. 1982. Gema Tanah Air: Prosa dan
Puisi
. Jakarta: Balai Pustaka.
Warsita Tutitjitalawati “Jakarta” dalam Rosidi, Ajip.
Langit Biru Laut Biru
. Jakarta.
182
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Wena, Made. 2009.
Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer
: Rawamangun: PT.
Bumi Angkasa
Wisanggeni, G. Aryo. 2013. “Dari Belanga Teraduklah Papeda”. Dalam
Kompas
Edisi
21 Desember 2013.
Wiyanto, Asul. 2005.
Kesusastraan Sekolah
. Jakarta: Grasindo.
Yusa, Biran Misbach. 2008.
Keajaiban di Pasar Senen
. Jakarta: Kepustakaan Populer
Indonesia.
2013.
Lima D ollar,
Antologi
Cerita Pendek Anak Perbatasan.
Nusa Tenggara Timur:
Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur.
183
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
http://www.bdksurabaya.kemenag,go.id./file/dokumen/textreview.pdf
http://www.belajarbahasainggris.us/2012/10/review-text-penjelasan-contoh-
lengkap-html.
http//www.cerpenmu.com karya Ayui Soesman
http://balitbu.litbang.deptan.go.id/
http://en.wikipedia.org/wiki/Habibie
http://habibiecenter.or.id/detilurl/id/211/news/Habibie.Tokoh.Paling.Inspiratif.yang.
Tergusur
http://hilmaneriansyah.blogspot.com.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara Ki Hadjar Dewantara
http://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Susanti
http://kemahasiswaan.narotama.ac.id.
http://carapedia.com/naskah_drama_pendidikan_info3495.html
http://manfaat-buah-naga-alami.com/
http://paskalina.wordpress.com/2008/11/06/monyet-dan-ayam/
http://pelangiituaku.wordpress.com/2009/05/28/kumpulan-puisi-nasionalis-milik-
pelangi/
http://profil.merdeka.com/indonesia/b/baharuddin-jusuf-habibie/
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/susi-susanti/
http://sosok.kompasiana.com/2011/05/02/ni-wayan-mertayani-anak-sma-yang-
yatim-dan-teramat miskin-peraih-juara-1-internasional-pak-mendiknas-apa-
tindakan-bapak-kepada-anak-ini-359626.html
http://tantrapuan.wordpress.com/category/puisiku/antologi-puisi-anak/
http://taufiqismail.com/perkenalkan-saya-binatang/159-gajah.
http://www.carabudidaya.com.
http://www.cookies.web.id.
http://www.dheanbj.com/2012/12/diskusi-pengertian-dan-manfaatnya.
http://www.eswete.com.
http://www.foto-foto.com.
http://www.okezone.com.
184
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
http://www.poztma.com.
http://www.republika.co.id.
http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/1502-bapak-
pendidikan-nasional.
http://www.wikipedia.org.
http://www.englishindo.com/2012/08/discussion-text.html.
http://www.grania-ga.blogspot.com
http://www.allaboutpoem-puisi.blogspot.com
http://www.jendelasastra.com
185
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Glosarium
Adegan
pem
unculan tokoh baru atau pergantian susunan (layar) pada pertunjukan wayang;
bagian babak dalam lakon (sandiwara film)
Ajang
Medan; tempat (untuk bertempur dan sebagainya)
Aktor
pria yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita, drama, dan sebagainya di
panggung, radio, televisi, atau film; orang yang berperan dalam suatu kejadian penting
Almamater
perguruan tinggi atau akademi tempat mahasiswa pernah belajar dan menyelesaikan
pendidikannya
Alur
rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama dan menggerakkan jalan
cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian
Amanat
gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca atau pendengar
Antagoni
s
tokoh dalam karya sastra yang merupakan penentang dari tokoh utama; tokoh lawan
Antarkalimat
kata yang menjadi penghubung antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam
satu paragraf sehingga kalimat menjadi lebih padu
Antarparagraf
kata yang menjadi penghubung bagian bab dalam suatu karangan (biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru) atau alinea
sehingga paragraph menjadi utuh
Antikolonial
menentangyang berhubungan dengan sifat jajahan
186
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Antologi
kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang.
Antonim
kata yang berlawanan makna dengan kata lain; leksem yang berpasangan secara
antonimi.
Argumen
alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
atau gagasan
Argumentasi
alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan
Argumen mendukung (pendukung)
alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
atau gagasan sebagai upaya mendukung terhadap pendapat seseorang
Argumen menentang (penolak)
alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
atau gagasan sebagai upaya penolakan terhadap pendapat seseorang
Artikel
karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dan
sebagainya.
Artis
ahli seni; seniman, seniwati (seperti penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama)
Asrama
bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas
sejumlah kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama
Bakat
dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir
Balai (balai-balai)
tempatduduk atau tempat tidur yang dibuat dari bambu atau kayu
Bermain peran
berperan sebagai; memerankan; melakukan sesuatu dengan aktif; berlaku aktif (dalam
suatu peristiwa, perkumpulan, dan sebagainya.)
187
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Best seller
sebuah buku (fiksi dan nonfiksi) yang sangat populer dan penjualannya paling laris
Bilah
belahan bambu (kayu dan sebagainya.) yang tipis dan panjang; sesuatu yang menyerupai
bilah (terutama pisau, pedang, dan sebagainya.)
Blokir
membekukan; memberhentikan
Budaya
pikiran; akal budi; adat istiadat; sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang
(beradab, maju); sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah
Buku harian
buku tulis yang berisi catatan tentang kegiatan yang harus dilakukan dan kejadian yang
dialami setiap hari
Bumiputra (Bumipoetra)
anak negeri; penduduk asli
Buruh
orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah; pekerja
Buruh kasar
buruh yang menggunakan tenaga fisiknya karena tidak mempunyai keahlian di bidang
tertentu
Calon
orang yang akan menjadi; orang yang dididik dan dipersiapkan untuk menduduki
jabatan atau profesi tertentu; orang yang diusulkan atau dicadangkan supaya dipilih
atau diangkat menjadi sesuatu
Cerita
tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan
sebagainya.); karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan
orang; kejadian dan sebagainya. (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang
hanya rekaan belaka); lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan dalam gambar
hidup (sandiwara, wayang, dan sebagainya.); omong kosong; dongengan (yang tidak
benar); omongan
Cerita naratif
rangkaian cerita yang mengisahkan suatu rangkaian kejadian atau peristiwa cerita
188
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Cerita pendek
kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang
dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika)
Koda (Coda)
perubahan yang terjadi pada tokoh dan atau pelajaran yang dapat dipetik dari cerita;
sifatnya opsional.
Dampak
benturan; pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif )
Dampak negatif
pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang negatif
Dampak positif
pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang positif.
Dengaran (dengar-dengaran)
seakan-akan mendengar sesuatu; percaya atas pendengaran; suka menurut
(mengindahkan)
Diameter
garis lurus melalui titik tengah lingkaran dr satu sisi ke sisi lainnya; garis tengah
Diksi (pilihan kata)
pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (sepertiyang diharapkan)
Dinamika
gerak (dari dalam); tenaga yang menggerakkan; semangat
Dialog
percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya.); karya tulis yang disajikan dalam
bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih
Diskusi
pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah
Diskusi kelompok
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi
kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan
seorang individu; penyelesaian masalah dengan melibatkan kelompok-kelompok kecil
189
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Diskusi panel
diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang (yang disebut panel) yangg membahas
suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan khalayak, pendengar (siaran
radio), atau penonton (siaran televisi), khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau
memberikan pendapat.
Dongeng
cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang
aneh-aneh); perkataan (berita dan sebagainya.) yang bukan-bukan atau tidak benar
Dongeng tradisional
cerita yang disampaikan secara turun-temurun
Drama
komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan
watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan; cerita atau kisah,
terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan
teater
Drastis
tegas dan cepat; keras dan berpengaruh cepat; menyeluruh; radikal; hebat; luar biasa
Dunia maya
media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan
komunikasi satu arah ataupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Dunia
maya ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan
komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat
menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam, instrumentasi
elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif
Ejaan
kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya.)
dalam bentuk tulisan (huruf-huruf ) serta penggunaan tanda baca
Ekosistem
keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu
satuan ekologi dalam alam; komunitas organik yang terdiri atas tumbuhan dan hewan,
bersama habitatnya; keadaan khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan
komponen organisme tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi
Eksakta
bidang ilmu tentang hal-hal yang bersifat konkret yang dapat diketahui dan diselidiki
berdasarkan percobaan serta dapat dibuktikan dengan pasti
190
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Eksposisi
uraian (paparan) yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan (misal suatu karangan);
pameran (barang hasil industri, karya seni, kerajinan tangan, dan sebagainya.); bagian
awal karya sastra yang berisi keterangan tentang tokoh dan latar; paparan
Ekspresi
pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan
maksud, gagasan, perasaan, dan sebagainya.); pandangan air muka yang memperlihatkan
perasaan seseorang
Ekstrinsik
berasal dari luar (tentang nilai mata uang, sifat manusia, atau nilai suatu peristiwa);
bukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dr sesuatu; tidak termasuk intinya
Elemen
bagian (yang penting, yang dibutuhkan) dari keseluruhan yang lebih besar; unsure
Energi
kemampuan untuk melakukan kerja (misal untuk energi listrik dan mekanika); daya
(kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misal
dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar
matahari); tenaga
Epidemi
penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan
banyak korban, misal penyakit yang tidak secara tetap berjangkit di daerah itu; wabah
Fabel
cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh
binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti)
Fasilitas
sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan
Fauna
keseluruhan kehidupan hewan suatu habitat, daerah, atau strata geologi tertentu; dunia
hewan; karya atau penerbitan yang memuat daftar dan penelaahan jenis hewan suatu
habitat, daerah, atau strata tertentu
Favorit
orang yang diharapkan (dijagokan, diunggulkan) untuk menjadi juara; kesayangan;
kegemaran
191
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Fiksi
cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya.); rekaan; khayalan; tidak berdasarkan
kenyataan; pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran
Frasa
gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif
Gagasan
hasil pemikiran; ide
Gaya
sikap; gerakan; irama dan lagu (dalam nyanyian, musik, dan sebagainya): ragam (cara
rupa, bentuk, dan sebagainya.) yang khusus (mengenai tulisan, karangan, pemakaian
bahasa, bangunan rumah, dan sebagainya.); cara melakukan gerakan dalam olahraga
(renang, lompat, dan sebagainya.); lagak lagu; tingkah laku; sikap yang elok; gerak-gerik
yang bagus; elok; bergaya
Gugur
jatuh sebelum masak (tentang buah-buahan); lahir sebelum waktunya (tentang bayi);
runtuh (tentang tanah); batal; tidak jadi; tidak berlaku lagi; mati dalam pertempuran;
kalah; rontok
Gunting
perkakas untuk memotong kain (rambut dan sebagainya.)
Gunung
bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m)
Habitat
tempat hidup organisme tertentu; tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan dan hewan);
lingkungan kehidupan asli; tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan, dan
manusia dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi
Hama
hewan yang mengganggu produksi pertanian seperti babi hutan, tupai, tikus, dan
terutama serangga; benih penyakit; biang keladi kerusakan; perusak
Handphone
telepon dengan antena tanpa kabel yang dapat dibawa ke mana-mana
Harmonis
bersangkut paut dengan (mengenai) harmoni; seia sekata
192
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Helai
Barang yang tipis lebar (seperti daun, kertas); lembar; kata penggolong untuk barang
yang tipis atau halus (seperti kertas, kain, rambut, benang).
Huruf kapital
huruf besar; huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf
biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat,
huruf pertama nama diri dan sebagainya., seperti A, B, H.
Huruf kecil
huruf yang digunakan untuk menulis kata-kata, seperti a, b, k, dan p
Ide pokok
gagasan utama
Ideal
sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki
Identik
Sama benar; tidak berbeda sedikit pun; sama dan sebangun.
Indentifikasi
tanda kenal diri; bukti diri; penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan
sebagainya.
Identitas pribadi
ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang; jati diri seseorang
Ilustrasi
gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya;
gambar, desain, atau diagram untuk penghias (halaman sampul dan sebagainya.); (pen-
jelasan) tambahan berupa contoh, bandingan, dan sebagainya. untuk lebih memperjelas
paparan (tulisan dan sebagainya)
Inang
organisme tempat parasit tumbuh dan makan
Individu
orang seorang; pribadi orang (terpisah dari yang lain)
Infeksi
kemasukan bibit penyakit; ketularan penyakit; peradangan
193
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Inspirator
orang yang bisa memberi inspirasi
Integritas
mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran
Interaksi
hal saling melakukan aksi, berhubungan, mem-pengaruhi; antarhubungan
Internet(Interconnection-networking)
jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas
komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit
Intrakalimat
kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat
Istilah
kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu; sebutan; nama
Isu
masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya); kabar yang tidak jelas
asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-desus
Jaring
alat penangkap ikan, burung, dan sebagainya. yang berupa siratan (rajutan) tali (benang)
yang membentuk mata jala; jebakan; perangkap
Jasa
perbuatan yang baik atau berguna dan bernilai bagi orang lain, negara, instansi, dan
sebagainya.
Jejaring sosial
suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu
atau organisasi) yang dijalin dengan satu ataulebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi,
ide, teman, atau keturunan
Jilbab
kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai
dada.
194
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Jumlah halaman
banyaknya halaman dalam sebuah buku
Kaidah
rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; patokan suatu himpunan
beberapa patokan umum berdasarkan struktur bahasa
Kalimat
kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; perkataan;
satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan
secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa
Kalimat aktif
kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan dalam predikat verbalnya
Kalimat kompleks
kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk
kalimat yang terjadi dari dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu; Kalimat
majemuk bertingkat
Kalimat majemuk setara
kalimat yang terjadi dari dua klausa atau lebih yang hubungan antarklausanya
koordinatif
Kalimat majemuk bertingkat
kalimat yang terjadi dari dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu, yang
hubungan antar klausanya subordinatif; kalimat kompleks
Kalimat pasif
kalim
at yang subjeknya merupakan tujuan dari perbuatan dalam predikat verbalnya
Kalimat perintah/imperative
kalimat yang mengandung intonasi dan makna perintah atau larangan.
Kalimat simpleks
kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa,
atau keadaan
Kalimat tunggal
kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa
195
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Kamus
buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut
keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya; buku yang memuat
kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang
makna dan pemakaiannya
Kanopi
tirai atau langit-langit dari terpal, kain, logam dan sebagainya.
Karakter
sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain; tabiat; watak
Karier
perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya.;
pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju
Karnaval
pawai dalam rangka pesta perayaan (biasanya mengetengahkan bermacam corak hal
yang menarik dari yang dirayakan itu)
Karisma
keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam
hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari
masyarakat terhadap dirinya; atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas
kepribadian individu
Karya sastra
hasil kreativitas seniman pengarang, baik lama maupun modern, baik lisan maupun
tulisan. Bentuk sastra modern terdiri atas puisi, prosa (cerpen, novel), dan drama.ciri
khas karya sastra adalah imajinatif
Kasus
keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara; keadaan atau kondisi khusus
yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal; soal; perkara
Kata
unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan
perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa; ujar; bicara; morfem atau
kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat
diujarkan sebagai bentuk yang bebas; satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi
atas morfem tunggal
196
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Kata benda
Kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan
kata tidak, msl rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah,
biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa.
Kata bilangan (numeralia)
kata (atau frasa) yang menunjukkan bilangan atau kuantitas
Kata hubung (penghubung; konjungsi)
kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat
Kata kerja (verba)
kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan.
Kata kerja aktif (transitif )
verba yang memiliki objek
Kata kerja intransitif (pasif )
verba yang tidak menggunakan objek
Kata kerja tindakan
kata kerja yang mengekspresikan sebuah tindakan
Kata keterangan (adverbia)
Kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau
kalimat
Kata keterangan tempat
kata yang menerangkan keterangan tempat
Kata rujukan
kata yang digunakan sebagai keterangan lanjutan mengenai suatu hal; bahan sumber
yang dipakai untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut; acuan; referensi
Kata sambung
konjungsi; kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan
antarkalimat
Kata sandang
artikel; unsur yang dipakai untuk membatasi atau memodifikasi nomina
Kecanduan
Kelompok kata (frasa) gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif
197
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Kemahiran
kecakapan(dalam melakukan sesuatu); kemampuan; kepandaian
Kepang
jalinan(anyaman) tali (rambut dan sebagainya.)
Kepompong
bakal serangga (kupu-kupu) yang berada dalam stadium (kehidupan) ketiga sebelum
berubah bentuk menjadi kupu-kupu atau serangga, biasanya terbungkus dan tidak
bergerak
Keputusan Presiden
perihal yang berkaitan dengan putusan; segala putusan yang telah ditetapkan (sesudah
dipertimbangkan, dipikirkan, dan sebagainya.)
Kerajinan bunga
barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan, khususnya bunga
Kerangka
garis besar; rancangan
Keraton
Tempat kediaman ratu atau raja; istana raja; kerajaan
Kerja mandiri
kegiatan yang dilakukan secara individu atau pribadi atau perseorangan
Kertas krep
kertas yang permukaannya berkerut-kerut, mempunyai daya renggang, dan daya serap
yang tinggi
Kertas layangan
kertas yang dapat digunakan untuk membuat layangan
Kertas minyak
kertas yang dapat menahan minyak atau air (biasanya untuk membungkus kue)
Kesan
bekas (kaki dan sebagainya.); jejak; yang terasa (terpikir) sesudah melihat (mendengar)
Klimaks
kejadian atau adegan yang paling menarik atau penting
198
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Komite
sejumlah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas tertentu (terutama dalam
hubungan dengan pemerintahan); panitia
Komoditas
barang dagangan utama; benda niaga
Komplikasi
percampuran yang kusut (dari berbagai hal); kerumitan
Komunikasi
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak
Konflik
percekcokan; perselisihan; pertentangan; ketegangan atau pertentangan di dalam cerita
rekaan atau drama (pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu
tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya)
Konjungsi
kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat
Konsentrasi
pemusatan perhatian atau pikiran pd suatu hal
Konsep
rancangan atau buram surat dan sebagainya; ide atau pengertian yang diabstrakkan dr
peristiwa konkret: gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar
bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
Konstruksi
susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata
Konteks
bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan
makna
Kontrovensial
bersifat menimbulkan perdebatan
Laporan
segala sesuatu yang dilaporkan; berita; pemberian bahan atau keterangan secara objektif
dan berdasarkan kenyataan di bidang personel, material, keuangan, dan tata kantor
199
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Latar belakang
efek musik dan suara yang melatari acara televisi maupun radio; adegan di dalam film
layar lebar, televisi, atau pd foto (dalam dunia produksi, fotografi, atau percetakan);
dasar (alasan) suatu tindakan (perbuatan); motif; keterangan mengenai suatu peristiwa
guna melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya
Legenda
cerita rakyat pd zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah
Lender atau kambium
lapisan sel hidup pd tumbuhan berkeping dua, terletak di kulit dan di kayu, yang
membuat jaringan kayu baru ke sebelah dalam dan jaringan kulit baru ke sebelah luar
Lisan
kata-kata yang diucapkan; berkenaan dengan kata-kata yang diucapkan: dengan mulut
(bukan dengan surat)
Majalah dinding
majalah yang tidak dirangkai, tetapi berupa lembaran yang ditempelkan pd dinding
(papan tulis dan sebagainya)
Media tanam
zat hara yang mengandung protein, karbohidrat, garam, air, dan sebagainya baik berupa
cairan maupun yang dipadatkan dengan menambah gelatin untuk menumbuhkan
bakteri, sel, atau jaringan tumbuhan
Meringkas
memendekkan (cerita, pembicaraan); mengikhtisarkan; mengambil inti sarinya saja
Metafora
pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan
sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan,
Metamorfosa (metamorfosis)
perubahan bentuk atau susunan; peralihan bentuk
Moral
(ajaran tt) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan
sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila
Moralitas
sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun
200
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Motivasi
dorongan yang timbul pd diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu
Mozaik
seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan
ditempelkan dengan perekat; susunan foto udara yang telah disambung satu dan lain
sedemikian rupa sehingga membentuk gambaran yang mencakup suatu daerah tertentu
Museum
gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang
patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat
menyimpan barang kuno
Narasi
pengisahan suatu cerita atau kejadian; cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa;
kisahan
Nasionalisme
paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan: kesadaran
keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama
mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
Naskah
karangan yang masih ditulis dengan tangan
Novel
karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku
Objek
hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan
Opsional
bersifat pilihan; bukan keharusan
Orientasi
peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan
benar; pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan
201
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Paragraf
bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru); alinea
Partisipan
orang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan (pertemuan, konferensi, seminar,
dan sebagainya); pemeran serta
Pementasan
proses, cara, perbuatan mementaskan
Pemulung
orang yang mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut serta memanfaatkan
barang bekas (seperti puntung rokok) dengan menjualnya kepada pengusaha yang akan
mengolahnya kembali menjadi barang komoditas; orang yang memulung
Peran
pemain sandiwara (film
Peristiwa
kejadian (hal, perkara, dan sebagainya); kejadian yang luar biasa (menarik perhatian
dan sebagainya); yang benar-benar terjadi
Permainan
sesuatu yang digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yang dipermainkan;
mainan
Perspektif
cara melukiskan suatu benda pd permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat
oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar, dan tingginya); 2 sudut pandang;
pandangan
Pesan
perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain
Plot
jalan (alur) cerita (dalam novel, sandiwara, dan sebagainya)
Politik
(pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tt sistem
pemerintahan, dasar pemerintahan):
202
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Populer
dikenal dan disukai orang banyak (umum): sesuai dengan kebutuhan masyarakat pd
umumnya; mudah dipahami orang banyak: disukai dan dikagumi orang banyak
Potensial
mempunyai potensi (kekuatan, kemampuan, kesanggupan); daya berkemampuan
Potret
gambaran, lukisan (dalam bentuk paparan)
Predikat
bagian kalimat yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tt subjek; sebutan
(dalam kalimat)
Presentasi
pemberian (tt hadiah); pengucapan pidato (pd penerimaan suatu jabatan); perkenalan
(tt seseorang kepada seseorang, biasanya kedudukannya lebih tinggi); penyajian atau
pertunjukan (tt sandiwara, film, dan sebagainya) kepada orang-orang yang diundang;
Proklamasi
pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat; permakluman; pengumuman:
Propaganda
penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau salah yang
dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap,
atau arah tindakan tertentu
Prosedur
tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas; metode langkah demi langkah
secara pasti dalam memecahkan suatu masalah
Prospektif
ada prospeknya; dapat (mungkin) terjadi; ada harapan (baik)
Puisi
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan
bait; ubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga
mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus
lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus;
Rangkuman
ringkasan; ikhtisar (dari uraian) dan sebagainya
203
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Ras
golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik; rumpun bangsa:
Rekaman
bekas atau kesan dr sesuatu yang diucapkan; bekas yang dituliskan (seperti garis-garis
atau gambar berwarna pada kain, garis-garis berwarna pd kain tenun, huruf, tanda, yang
diterakan pada kopor, cetakan stensil)
Resensi
pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku:
Resolusi
putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan
oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang
suatu hal
Revisi
peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan
Revitalisasi
proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali
Ringkasan
hasil meringkaskan; ikhtisar; singkatan cerita
Riwayat
cerita yang turun-temurun
Ruas
bagian antara buku dan buku atau antara sendi dan sendi (pada jari, bambu, tebu, dan
sebagainya)
Sajak
gubahan sastra yang berbentuk puisi; bentuk karya sastra yang penyajiannya
dilakukan dalam baris-baris yang teratur dan terikat; gubahan karya sastra yang sangat
mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesepadanan bunyi, kekontrasan,
maupun kesamaan; patut; kena; cocok:
Saran
pendapat (usul, anjuran, cita-cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan
Sastrawan
ahli sastra; pujangga; pengarang prosa dan puisi; (orang) pandai-pandai; cerdik cendekia
204
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Seni
keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya,
dan sebagainya); 2 karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari,
lukisan, ukiran
Siklus
putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yang berulang-ulang
secara tetap dan teratur; daur
Simpulan
sesuatu yang disimpulkan atau diikatkan; hasil menyimpulkan; kesimpulan
Sinonim
bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain; muradif;
Situs
daerah temuan benda-benda purbakala
Struktur
pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis
Tafsiran
penjelasan atau pendapat (tentang suatu kata, kalimat, cerita, dan sebagainya);
interpretasi; hasil menafsirkan
Tanda baca
tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua)
Te k s
naskah yang berupa a kata-kata asli dr pengarang; b kutipan dr kitab suci untuk pangkal
ajaran atau alasan; c bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan
sebagainya
Te m a
pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang,
menggubah sajak, dan sebagainya)
Tingkat
tinggi rendah martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban, dan sebagainya);
pangkat; derajat; taraf;
Tokoh
pemegang peran (peran utama) dalam roman atau drama;
205
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
To p i k
pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya; bahan diskusi:
Tradisional
sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan
adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun
Tragis
(bersifat) menyedihkan
Ulasan
kupasan; tafsiran; komentar
Ve r b a
kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan; kata kerja;
Wa t a k
sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti;
tabiat
Wawancara
tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai
keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar,
disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pd layar televisi; tanya jawab direksi (kepala
personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan; tanya jawab peneliti
dengan narasumber
206
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Indeks
A
Adegan 55, 56
Alur 42, 43, 132, 136
Analisis 16, 107, 110, 120, 136, 137, 138
Aplikasi 21, 96, 97, 99
Aplikasi internet 96, 97
Argumen 97, 98, 100, 103, 110
B
Biografi 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 50, 51, 52, 56, 57, 58,
59, 60, 61, 63, 64, 65, 148, 167
Buku 2, 3, 88, 120, 121, 122, 123, 125, 134, 135, 168, 169
C
Cerita 1, 2, 4, 5, 6, 8, 12, 13, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 102, 106, 127, 133, 135, 136, 137, 145, 146,
147, 169
Cerpen 119, 121, 122, 132, 135, 136, 137, 138, 144
D
Dampak 93, 94, 101, 102, 103, 104
Dampak negatif 97, 101, 103, 107
Drama 53, 54, 56
F
Fabel 1, 2, 4, 5, 6, 8, 12, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 145
I
Ide 21, 25, 52, 59, 60, 70, 79, 82, 83, 84, 86, 107, 108, 110, 132, 136
Inspirator 28, 29, 30, 31
Isu 96, 97, 98, 100, 103, 110
K
Kalimat kompleks 45, 105, 124, 125, 130, 138
Kalimat simpleks 45, 105
Karakter 2, 4, 21, 24, 53, 94, 115, 120, 127, 132, 136, 137
Karya sastra 40, 119, 120, 123, 126, 138, 143
Komplikasi 6, 8, 13, 25
Konjungsi 36, 44, 50, 58, 59, 60, 86, 99
Konteks 67, 93, 94, 117, 118
N
Novel 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 127, 128, 129, 137, 138, 144
207
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
O
Orientasi 6, 7, 8, 13, 25, 34, 35, 43, 50, 60, 122, 123, 129, 132, 135, 137
P
Peristiwa 30, 31, 34, 43, 44, 45, 49, 50, 60, 61, 63, 70, 119
Puisi 1, 3, 21, 28, 40, 62, 118, 119, 120, 127, 137, 145, 146, 147, 148, 175, 176, 177
R
Reorientasi 34
S
Struktur 4, 6, 7, 8, 10, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 25, 26, 30, 31, 34, 36, 40, 43, 45, 50, 52, 58,
59, 60, 61, 63, 67, 68, 70, 75, 76, 79, 81, 83, 85, 86, 88, 90, 91, 93, 96, 98, 103, 110, 111,
113, 114, 117, 122, 123, 129, 132, 135
Struktur teks 4, 6, 7, 8, 13, 14, 15, 18, 21, 25, 26, 31, 34, 40, 43, 50, 52, 58, 59, 60, 61, 67, 70,
79, 83, 86, 91, 93, 96, 98, 103, 110, 113, 114, 122, 123, 129, 135
T
Teknologi 47, 48, 93, 94, 115
Teks 1, 2, 4, 5, 6, 8, 12, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 24, 28, 30, 31, 34, 36, 41, 42, 44, 47, 48, 50, 51,
56, 57, 58, 59, 60, 61, 63, 66, 67, 68, 70, 72, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 82, 84, 85, 86, 88, 89,
93, 94, 95, 96, 98, 100, 102, 103, 104, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 117, 120,
122, 123, 124, 125, 126, 129, 130, 131, 132, 135, 137, 138, 146
Teks cerita 1, 4, 5, 6, 8, 12, 15, 16, 18, 20, 22, 24
Teks diskusi 93, 94, 95, 96, 98, 100, 102, 103, 104, 107, 109, 110, 112
Teks ulasan 119, 120, 122, 123, 124, 125, 126, 129, 130, 131, 132, 135, 137, 138, 143, 144
208
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Lampiran
Lampiran berikut terdiri atas puisi, teks, dan cerpen yang dapat digunakan untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.
Aku
Karya Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Kutahu tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu!
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang-menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih dan peri
Dan Aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Maret 1943
sumber:
Desa Campur Debu
209
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Kupu-Kupu di dalam Buku
Karya Taufiq Ismail
Ketika duduk di setasiun bis, di gerbong kereta api,
di ruang tunggu praktek dokter anak, di balai desa,
kulihat orang-orang di sekitarku duduk membaca buku,
dan aku bertanya
di negeri mana gerangan aku sekarang,
Ketika berjalan sepanjang gang antara rak-rak panjang,
di perpustakaan yang mengandung ratusan ribu buku
dan cahaya lampunya terang benderang,
kulihat anak-anak muda dan anak-anak tua
sibuk membaca dan menuliskan catatan,
dan aku bertanya
di perpustakaan negeri mana gerangan aku sekarang,
Ketika bertandang di sebuah toko,
warna-warni produk yang dipajang terbentang,
orang-orang memborong itu barang
dan mereka berdiri beraturan di depan tempat pembayaran,
dan aku bertanya
di toko buku negeri mana gerangan aku sekarang,
Ketika singgah di sebuah rumah,
kulihat ada anak kecil bertanya pada mamanya,
dan mamanya tak bisa menjawab keinginan-tahu puterinya,
kemudian katanya,
“tunggu, tunggu, mama buka ensiklopedia dulu,
yang tahu tentang kupu-kupu,”
dan aku bertanya
di rumah negeri mana gerangan aku sekarang,
Agaknya inilah yang kita rindukan bersama,
di setasiun bis dan ruang tunggu kereta-api negeri ini buku dibaca,
di perpustakaan perguruan, kota dan desa buku dibaca,
di tempat penjualan buku laris dibeli,
dan ensiklopedia yang terpajang di ruang tamu
tidak berselimut debu
karena memang dibaca.
Sumber:
Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia
, Yayasan Ananda, Jakarta, 1998
210
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Bangkit Indonesia
Karya Betania Gian Rusmayasari
Jalani hidup penuh juang
Tatap masa depan cerah penuh harapan
Jangan biarkan kesalahan buat keputusasaan
Belajar dari pengalaman bangsa
Jangan terusik oleh kesukaran
Hadapilah sebagai tantangan
Berdayakan dirimu oleh keberanian
Pelajarilah hal baru dalam hidup
Buat bumi Indonesia bersinar
Indonesia milik kita
Indonesia bukanlah milik mereka
Pemuda bangsa antianarkisme
Maju bersatu dalam kebersamaan
Kekuatan dalam satu hati
Memandu puncak kejayaan
Bangkitlah Indonesia!!!!
Sumber: http://pelangiituaku.wordpress.com/2009/05/28/kumpulan-puisi-nasionalis-milik-pelangi/
211
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Ibu Pertiwi
Karya Nenden Iis Intansari
Ibu Pertiwi...
Jika angin tak lagi berhembus
Jika api tak lagi membara
Jika air tak lagi mengalir
Jika tanah tak lagi membongkah
Apa kita masih dapat berkata?
Tentang hasrat dan milik
Tentang jiwa dan rasa
Tentang dunia yang dipijak nestapa
Tentang duka menyelimuti langkah
Ibu Petiwi...
Masih adakah celah?
Untuk menyimpan gelisah
Untuk menyembunyikan langkah
Tidak, Bu!
Meskipun celah berongga
Dada kita tetap menganga
Meskipun jari tersembunyi
Mata dan telinga tetap ada
Ingatlah...
Wahai Ibu Pertiwi
Kami..,
Putra putri bangsa akan melangkah
Dalam langkah satu dan satu
Bukan melompat
Setelah itu kami terjerat!
Sumber: http://pelangiituaku.wordpress.com/2009/05/28/kumpulan-puisi-nasionalis-milik-pelangi/
212
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Tentang Kemerdekaan
Karya Toto Sudarto Bachtiar
Kemerdekaan ialah tanah air dan laut semua suara
Janganlah takut kepadanya
Kemerdekaan ialah tanah air penyair dan pengembara
Janganlah takut kepadanya
Kemerdekaan ialah cinta salih yang mesra
Bawalah daku kepadanya
1953
Sumber: www.jendelasastra.com
213
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Burung Gagak dan Burung Merak
Diceritakan oleh Endang Firdaus
Dulu, setelah dunia selesai diciptakan, burung gagak dan burung merak adalah dua
sahabat yang rukun. Ketika itu warna burung gagak tidak hitam dan warna bulu
merak tidaklah seindah sekarang.
Meskuipun kedua burung itu bersahabat, memreka memiliki tabiat yang sangat
berbeda. Merak selalu kelihatan rapi, sedangkan gagak tampak begitu jorok. Gagak
jarang membersihkan tubuh dan makan apa saja. Merak rajin sekali membersihkan
tubuh dan hanya makan buah dan sayur segar. Merak selalu menjaga kebersihan
sarangnya. Berbeda dengan gagak. Gagak tak peduli dengan sarangnya yang penuh
dengan sampah.
Suatu hari gagak dan merak bercakap-cakap di tepi sungai.
“Sungguh membagakan bila buku yang kita miliki berwarna indah,” kata merak.
“Tidakkah kau bosan dengan warna bulumu yang hanya putih itu?”
“Ya, sungguh membosankan,” sahut gagak. “Bagaimana kalau kita mencari bahan
pewarna? Mula-mula aku akan mengecat bulu-bulumu, setelah itu, kau mengecat
buluku. Bagaimana?”
Merak setuju. Setelah berhasil mengumpulkan bahan pewarna mulailah gagak
mengecat bulu-bulu merak. Merak yang selalu tampak rapi memberitahukan warna
apa saja yang harus digunakan. Gagak mengecat bulu-bulu merak dengan warna-
warna yang sangat indah.
“Sekarang giliranku mewarnaimu,” kata merak. Mulailah merak mengecat bulu-bulu
gagak. Akan tetapi, baru sebentar saja gagak sudah merasa lapar. Ketika melihat
bangkai seekor tikus terapung di sungai, ia tidak mau berlama-lama lagi.
“ Gunakan warna satu saja!” suruhnya. “Aku tak mau kehilangan makananku.”
“Sabar, teman,” timpal merak. “Bukankah kau menginginkan warna bulumu indah?”
“Aku tak peduli,” sahut gagak. “Aku tak mau kelaparan, warnai saja buluku dengan
warna hitam!”
Merak pun melakukannya. Setelah itu, gagak segera melesat terbang untuk
menyantap bangkai tikus. Sejak saat itu, bulu burung merak berwarna indah dan
bulu burung gagak berwarna hitam.
Sumber:
Kumpulan Cerita Binatang
, PT. ELex Media Komputindo, Jakarta, 2013
214
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Kicau Kenari Kecil dari Kalabahi
Karya Meiseany Hortentia dan
Bartolemeus Marsudiharjo
“Baiklah... itu tadi beberapa lagu yang sudah saya persembahkan untuk para
pendengar dan sahabat-sahabatku. Sekadar info, anak Alor sekarang punya Forum
Anak. Di sini kita bisa melakukan hal positif seperti kursus komputer dan bahasa
Inggris. Kita diajarkan untuk melakukan hal-hal positif seperti melakukan kegiatan
terkait dengan peringatan Hari Anak Nasional (HAN).”
Di ruangan sederhana kedap suara berukuran 4x4 meter, yang dilengkapi AC,
komputer, dan peralatan siaran, Yohana Sepriana Puling (16), atau biasa dipanggil
Rina, tampil bak penyiar radio profesional. Meskipun baru kelas 3 SMP, Rina begitu
percaya diri menyapa para pendengar radio komunitas ‘Suara Kenari ‘ FM 100,7
MHz yang bisa didengar penggemar dalam radius tujuh kilometer.
Selama siaran di salah satu ruangan kantor organisasi kemanusiaan Wahana Visi
Indonesia di Kota Kalabahi di Pualu Alor, NTT, Rina terus sibuk memantau pesan
pendek di layar HP berisi kiriman salam untuk pendengar lain yang harus ia
bacakan. Remaja berkulit cokelat tua itu juga sibuk menggerak-gerakkan
mouse
,
mencari lagu pilihan para pendengar setia di bank komputer.
Rina menyampaikan pengumuman-pengumuman penting, pesan-pesan yang
terkait dengan hak anak, kesehatan reproduksi, profil figur-figur terkenal, presiden,
dan lain-lain. Rina mencari sendiri informasi dari internet tentang tokoh-tokoh
yang akan diperkenalkan kepada pendengarnya.
Supaya siaran tidak membosankan, gadis manis berambut panjang ini memberikan
selingan dengan tebakan.
“Mana yang lebih
jago
, ayam atau sapi?” tanya Rina kepada para pendengarnya.
Beragam jawaban pun segera bermunculan ke telepon seluler dengan nomor
khusus yang sudah disediakan. Rina pun mulai membacakan jawaban-jawaban
yang masuk ke redaksi. Pengirim yang jawabannya dianggap benar berhak
request
lagu kesukaannya.
Sebelum menjadi penyiar di radio komunitas ‘Suara Kenari’ di Kalabahi, ibu
kota Kabupaten Alor-NTT, Rina dan beberapa teman lainnya mendapatkan
pelatihan dari penyiar radio profesional yang khusus didatangkan Wahana Visi
dari Yogyakarta. Sejak itu, Rina dan kawan-kawannya menjadi motor siaran radio
‘Suara Kenari’ yang cukup banyak penggemarnya.
Itulah salah satu aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan Rina sepulang dari
sekolah. Di luar itu, dia juga aktif mengikuti kursus bahasa Inggris dan komputer
215
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
di kantor Wahana Visi, menjadi pendidik sebaya tentang bahaya HIV-AIDS dan
masalah kesehatan lainnya, dan aktif berkegiatan di Forum Anak. Dia juga menjadi
bendahara OSIS di sekolahnya.
Di rumah, Rina juga sering membantu orang tua menjaga dan mempersiapkan
makanan keempat adiknya. Rina biasa bangun pukul empat pagi supaya bisa
membantu mamanya mempersiapkan makanan untuk keluarga. Saat dia
berangkat ke sekolah, mamanya juga berangkat ke kebun.
Rina bersama teman-temannya juga memberikan penyuluhan kepada remaja lain
untuk menghindari aktivitas yang berisiko tertular HIV dan AIDS. Ia mengingatkan
teman-temannya untuk tidak merokok karena ketergantungan pada rokok itu
bisa menjerumuskan anak-anak pada narkoba.
“Kita masih kecil; belum punya penghasilan untuk membeli rokok. Rokok kan juga
bisa membunuh pelan-pelan. Kalau punya uang lebih baik ditabung saja. Nanti
kalau butuh fotokopi tidak perlu minta orang tua,” kata Rina menasihati teman-
temannya.
Memang, kadang dia malah ditertawakan dan dikomentari sebagai “sok tahu”.
Tetapi, Rina tidak pernah capai berbagi pengetahuan dan kepedulian dengan
anak-anak lain.
Untuk mengikuti berbagai kegiatan, kadang Rina harus rela jalan kaki beberapa
kilometer pulang pergi dari desanya ke Kota Kalabahi, apalagi kalau dia sedang
tidak punya uang transpor. Semua dijalaninya dengan ceria.
Karena selalu sibuk beraktivitas, tetangga-tetangganya mengibaratkan Rina sudah
seperti mahasiswi saja. “Pergi pagi, pulang sebentar dan pergi lagi, sudah seperti
seorang mahasiswi,” komentar seorang tetangga.
Walau banyak beraktivitas, Rina tidak mengabaikan pelajaran di sekolah.
Sebaliknya, dia sangat memprioritaskan pendidikannya. Dalam keremangan
cahaya pelita, Rina terus belajar dengan tekun. Itu sebabnya, walaupun pada
malam hari harus belajar di bawah cahaya pelita, dia selalu juara kelas sepanjang
SD dan SMP. Dia baru saja lulus sebagai juara umum di sekolahnya.
Lalu bagaimana caranya Rina bisa terus juara kelas, padahal ia punya banyak
kegiatan?
“Memperhatikan baik-baik saat diterangkan dan kalau ada yang penting saya
catat. Sebelum tidur baca-baca lagi”, dia menjelaskan strateginya dalam menyerap
pelajaran. Dengan cara itu, dia cukup belajar 1—2 jam, tetapi teratur.
Atas prestasinya, beberapa kali Rina terpilih mengikuti kegiatan-kegiatan di luar
Alor.
Ia pernah terpilih mengikuti Forum Pemimpin Muda Nasional di Jakarta tahun
2010; konferensi pemuda yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak di Soe di Timur Tengah Selatan tahun 2011;
216
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Kongres Anak ke-10 di Bandung tahun 2011; dan mewakili Provinsi NTT mengikuti
perkemahan ilmiah remaja di Pulau Bangka tahun 2010 setelah melakukan
penelitian pembuatan
sandwich
dari singkong.
Saat mengikuti kegiatan-kegiatan di luar, kadang-kadang Rina merasa minder
karena tidak mempunyai pakaian yang bagus. Kalau sudah begini, dia berusaha
menenangkan dirinya agar bisa mengatasi rasa rendah dirinya.
“Bisa mengikuti kegiatan di luar ‘kan dipilih. Bisa dipilih itu pasti karena kita punya
kelebihan,” demikian Rina berusaha meyakinkan dirinya.
Gadis yang jago berenang ini adalah anak sulung dari empat bersaudara
pasangan Iriance Selan (42) dan Robinson Puling (43). Ketiga adiknya adalah Alita,
Ayub, dan Hani. Kedua orang tuanya tamatan SMA. Keluarga ini tinggal di rumah
yang sangat sederhana di perbukitan beberapa kilometer di barat Kota Kalabahi.
Sebagian besar dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang sudah mulai
lapuk. Jendela rumah juga berlubang-lubang karena hanya ditutup anyaman
bambu longgar.
Belum lama ini Robinson mendapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan di
Kalabahi. Dia sering tampak menyapu jalanan di Kalabahi saat pagi dan siang hari.
Sementara Iriance bekerja di kebun keluarga. Mereka punya kebun di perbukitan
yang ditanami kemiri, cendana, dan pisang. Iriance—kadang ditemani Robinson—
berangkat ke kebun pukul empat pagi. Letak kebun cukup jauh, sekitar dua jam
berjalan kaki. Iriance juga bisa membuat kasur kapuk, tetapi memang tidak banyak
lagi yang memesan.
Jika orang tuanya ke kebun—kadang hingga seminggu—Rina bertugas menjaga
dan mengurus adik-adiknya. Dia bahkan pernah ditinggal bersama Alita hingga
tiga bulan saat orang tuanya pergi ke Kupang.
“Sebenarnya takut, tetapi saya harus memberanikan diri. Karena jendela tidak
tertutup rapat, pintu juga tidak terlalu kuat, saya menyiapkan parang dan palu,”
kata Rina.
“Ada kucing jalan di atas atap seng saja membuat keringat dingin,” ujar Rina berbagi
kenangan malam yang menakutkan saat ditinggal ke Kupang orang tuanya ketika
masih kelas 2 SMP.
“Sebenarnya saat itu kami juga tidak tega meninggalkan Rina dan adiknya
sendirian. Tetapi, kami terpaksa harus pergi (Kupang),” kata Iriance.
Dia dan suaminya berharap agar Rina dapat terus berprestasi di sekolah dan dalam
berorganisasi. “Kami berharap dia akan dapat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi.”
Harapan mereka sejalan dengan cita-cita Rina yang suatu saat nanti ingin
menyelesaikan pendidikan di universitas. Kemudian, mengabdikan ilmunya bagi
kemajuan masyarakat, termasuk dalam kehidupan sosial, moral, dan spiritual
mereka.
217
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Sore itu suara merdu Rina kembali hadir di udara melalui siaran ‘Suara Kenari’.
“Ingat-ingat untuk teman-teman yang bawa motor, jangan
ngebut-ngebut
ya,
supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan... Dan untuk anak-anak Alor ayo
terus kembangkan dirimu melalui Forum Anak...”
Suara merdu Rina terus berkumandang melalui ‘Suara Kenari’ untuk membantu
memberi arahan, inspirasi, dan memajukan kualitas kehidupan anak-anak Alor.
Semoga makin banyak anak Alor yang terinspirasi dan makin berani berjuang
memajukan dirinya.
Sumber: “Kenari Kecil dari Kalabahi dan 29 Kisah Inspiratif Anak Indonesia”, 2013, Penerbit Buku
Kompas
.
218
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
Dari Belanga Teraduklah Papeda
Karya Aryo Wisanggeni
Papeda, jenang sagu yang lengkat dan lembut itu adalah jejak panjang sagu
sebagai komoditas pangan utama zaman bahari Indonesia timur. Di Papua, olahan
sagu ini begitu berbeda dan khas karena sebuah perkakas, belanga.
Sore hari yang cerah adalah waktu terbaik untuk bersantap papeda di Pondok
Wisata Yougwa di Jalan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Rumah panggung
restoran itu dibangun di tepian Danau Sentani, dengan pemandangan pulau-
pulau kecil di danau seluas 104 meter persegi itu.
Di seberang danau, matahari sedang beranjak tenggelam dan membuat kami
tambah bersemangat menyantap menu pesanan. Semangkuk besar sop kuah
kuning ikan gabus hitam Danau Sentani, semangkuk papeda khas Papua yang
masih mengepulkan asap, juga woku mujair yang berbalur lumatan cabai.
Kami pun mengikuti prosedur menyantap papeda. Tuangkan dulu kuah kuningnya
hingga membanjiri dasar piring, agar jenang sagu tidak lengket di dasar piring.
Aroma aneka rempah langsung tercium dari uapnya , semakin memompa otot
perut yang lapar.
Setelah itu, gulung jenang sagunya dengan dua tongkat kecil seukuran sumpit,
lalu jatuhkan gumpalan jenang sagu ke piring tadi. Bulir-bulir bumbu kuah kuning
langsung terlihat kontras dengan jenang sagu yang buram tanpa warna.
Suapan pertama, hmm..., jenang papeda tanpa rasa itu terasa lembut, licin di
mulut. Mengulum jenang kenyal bakal menebarkan rasa tawarnya, membuat kuah
kuning ikan gabus yang kaya rasa terasa pas di lidah. “Papeda yang segar selalu
memompa selera makan. Karena mengandung banyak air, papeda membuat
orang cepat kenyang sekaligus cepat lapar kembali,” kata Eva (45) salah satu
pelanggan Yougwa yang Kamis (12/12) bersantap di sana.
Karena rasa papeda tawar, kelezatan kuah kuning jadi penentu nikmatnya
bersantap papeda. Jika dibandingkan kuah kuning rumahan, kuah kuning Yougwa
terasa lebih berani. Tak pedas, tapi suapan demi suapan kuah aneka rempah bakal
memompa keringat segar terus membasahi wajah.
“Kuah kuning kami memang berani bumbu, campuran citarasa khas bumbu dasar
masakan Manado, dan kesegaran papeda Danau Sentani,” Kata Rudolf Korua (48)
yang melanjutkan bisnis rumah makan yang dirintis ayahnya, Christofel Korua (79),
pada 1990. Ketika itu, Yougwa termasuk rumah makan pertama di Papua yang
menawarkan suguhan papeda, lengkap dengan pengalaman bersantap papeda
di atas Danau Sentani yang terkenal itu.
“Asal-usul keluarga kami memang dari Manado. Saya lahir tahun 1965 di Jayapura.
Ayah saya lah yang pertama merantau, tinggal di Papua sejak tahun 1950. Kami
219
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
terinspirasi berbagai hotel dan rumah makan di Bedugul, Bali, yang kerap kami
kunjungi ketika mengikuti berbagai kejuaraan ski air,” kata Rudolf yang besar
dalam keluarga atlet ski air itu.
Ikan air tawar bukan satu-satunya teman pendamping santap papeda. Cirita Cafe
yang berada di tepian Teluk Jayapura menawarkan kelezatan papeda dengan
woku ikan kakap merah. Berbeda dari kuah kuning Yougwa yang encer dan segar,
woku ikan kakap merah Cirita lebih kental dan kaya bumbu. Cah bunga pepaya
menjadi menu pas untuk menawar pekatnya bumbu woku itu.
Belanga dan papeda
Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu (Metroxylon sago
yang tak berduri dan Metroxylon rumphii yang penuh duri) hadir dalam beragam
tradisi bersantap. Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang
banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner
masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.
Dalam berbagai olahan, papeda menjadi salah satu sajian khas sagu, jarang
ditemukan di daerah lainnya. Antropolog sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua,
Joshua Robert Mansoben, menyebut papeda lebih dikenal luas dalam masyarakat
adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.
Mengolah sagu menjadi papeda membutuhkan perkakas belanga karena jenang
sagu harus dibuat dengan menuangkan air mendidih dalam saripati sagu.
Masyarakat Sentani dan Abrab yang tinggal di Danau Sentani dan Arso memang
mengenal suatu perkakas wajib untuk merebus air, yaitu belanga.
Bentuk papeda yang cair membuat masyarakat Sentani dan Abrab mengenal
beragam peralatan untuk menyantap papeda, mulai dari gate-gate atau patahan
pelepah sagu yang menjadi sumpit bersantap papeda, hingga mangkuk-mangkuk
kayu berukir.
Mansoben menuturkan Kampung Nabar di Danau Sentani dikenal sebagai
kampung para perajin gerabah, dan menyebarkan belanga hingga ke kawasan
pesisir seperti Tobati. “Di Pulau Mansinam, para perajin gerabah membuat
belanga yang dikenal sebagai uren doreri, salah satu perkakas yang sejak dahulu
diperdagangkan di berbagai wilayah pesisir di Papua,” kata Mansoben.
Sagu sendiri, pada masa bahari Nusantara jadi komoditas perdagangan penting
dan menjadi perbekalan utama dalam berbagai pelayaran yang menjalin berbagai
kerajaan dan kesultanan di Indonesia timur. Begitu melimpahnya berkah sagu
hingga memanjakan masyarakat pesisir dan dataran rendah Papua yang cukup
mengandalkan hidup sebagai pemburu dan peramu untuk penghidupan.
“Sebagai pemburu dan peramu, orang Papua tidak mengenal tradisi
memperjualbelikan makanan jadi. Sebagai contoh, sulit menemukan masyarakat
adat Sentani membuka rumah makan papeda. Itu mengapa sajian papeda di
220
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
rumah makan berbeda cita rasa dengan sajian papeda rumahan orang Sentani.
Citarasa rumah makan papeda memang kerap berpadu dengan beragam kuliner
khas daerah lain, khususnya Manado,” kata Mansoben.
Ada banyak kisah kehidupan masyarakat adat pesisir dan dataran rendah Papua
dalam semangkuk papeda. Tapi jangan lupa, papeda juga menyimpan kelezatan
citarasa terbaik bersantap sop ikan. Sekulum papeda lembut, berbalur kuah
kuning, hmmm....
(Aryo Wisanggeni G.)
Sumber:
Kompas, 21 Desember 2013
221
Bahasa
Indonesia
Wahana Pengetahuan
Ke Luar Negeri untuk Menggembalakan Sapi
Karya Abadi Simanjuntak
Banyak orang bercerita tentang sejarah Indonesia dan Timor Leste, tetapi saya
tidak paham karena saya belum lahir saat negara itu berdiri (Timor Leste). Ibu saya
berasal dari Timor Leste, sedangkan bapak saya berasal dari Indonesia dari suku
Batak, tetapi ibu saya sangat cinta Indonesia. Sekarang saya bersama ibu dan bapak
tinggal di Indonesia dan selamanya demikian. Walaupun begitu, setiap liburan saya
pasti ke Timor Leste. Entah liburan naik kelas atau liburan Natal dan tahun baru atau
liburan apa pun saya pasti ke Timor Leste.
Sekalipun saya ke Timor Leste saat liburan, tetapi bukan berarti saya pergi berlibur.
Saya ke Timor Leste untuk menggembalakan sapi-sapi nenek saya. Kebetulan nenek
dari pihak ibu saya itu memang warga negara Timor Leste. Saya sangat mencintai
nenek begitu juga sebaliknya, nenek pun sangat mencintai saya juga ibu dan kami
sekeluarga. Sapi nenek saya lumayan banyak, yakni sekitar dua puluh ekor. Bayangkan
jika saya tidak membantu nenek menggembalakan sapi-sapinya pasti nenek akan
sendirian mengurus semuanya dengan kelelahan.
Bisanya saya memulai perjalanan dengan jalan tikus. Saya tidak melewati jalan
yang sebenarnya. Walau melewati jalan tikus sungguh melelahkan, tetapi itu yang bisa
saya lakukan. Saya katakan melelahkan karena saya harus berhati-hati sekali takut
tertangkap. Biasanya saya berpakaian seadanya seperti anak-anak Timor umumnya
yang sedang bermain. Jika berpapasan orang di jalan dan telah berada di tanah Timor,
saya berpura-pura sebagai seorang anak Timor Leste yang sedang bermain-main di
hutan atau kebun. Namun, jika saya takut ketahuan atau tertangkap polisi perbatasan
atau tentara yang sedang beroperasi keamanan, saya akan memakai karung goni
menutupi seluruh tubuh saya dan bersembunyi di balik rerumputan kering berdebu
atau bukit-bukit batu. Sepanjang perjalanan melelahkan itu, saya sering kehausan dan
sulit membeli air karena kami melintasi hutan dan bukit atau jalan yang sulit. Namun,
syukurlah, saya selalu tiba di rumah nenek dengan selamat.
Nenek saya bernama Rei. Orang-orang memanggilnya nenek Rei. Sesampai di
rumah nenek Rei, saya mengucapkan salam kepada nenek. Lalu, saya dan nenek
pergi menggembalakan sapi ke sawah yang sudah dipotong padinya. Sore hari saya
menggembalakan pulang sapi-sapi nenek kembali ke kandang. Saya melakukan itu
setiap hari selama liburan.
Pasti kalian tidak percaya kalau saya mengatakan saya sangat bangga bisa membantu
nenek. Jika teman-teman berlibur di rumah masing-masing saja atau berlibur ke tempat-
tempat yang indah dan tidak bekerja, saya justru sangat merindukan saat liburan ke rumah
nenek di Timor Leste. Saya bangga sekali bisa untuk membantu nenek menggembalakan
sapi-sapi nenek. Sapi-sapi itu sangat akrab dengan saya dan mereka seakan tahu bahwa
222
Kelas
VIII
SMP/MTs
Kurikulum
2013
saya pasti akan datang saat liburan sekolah untuk menggembalakan mereka.
Akhirnya masa liburan pun selesai. Biasanya sehari sebelum selesai liburan,
saya pasti pulang ke Indonesia, ke Motain, tempat tinggal saya. Sehari itu saya akan
gunakan untuk menyiapkan segala sesuatu untuk masuk sekolah nanti. Saat yang
ditunggu-tunggu pun tiba. Saya pamit pada nenek, namun karena bertepatan dengan
ulang tahun saya, saya dihadiahi seekor sapi oleh nenek saya.
“Terima kasih, Nek terima kasih,” saya terus saja mengucapkan terima kasih
atas hadiah yang berharga dari nenek, yaitu seekor sapi. Saya membawa sapi itu ke
Indonesia melalui jalan tikus. Kali ini saya lebih hati-hati lagi karena saya bersama
sapi. Selama satu jam perjalanan, saya kadang tegang dan ketakutan, tetapi saya
berhasil tiba di Indonesia, di rumah saya, dengan selamat.
Walaupun saya sangat mencintai nenek, tetapi saya juga sangat mencintai
Indonesia. Saya memilih terus bersama orang tua saya di Indonesia karena jika
berada di Indonesia saya bisa berlibur ke luar negeri, ke tempat nenek, di Timor Leste
meskipun hanya dengan berjalan kaki. Semua itu sangat menyenangkan.
Sumber:
Lima Dollar, Antologi Cerita Pendek Anak Perbatasan NKRI-RDTL
, Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara
Timur