Gambar Sampul Bahasa Indonesia · Bab V Mengulas Berbagai Karya Sastra
Bahasa Indonesia · Bab V Mengulas Berbagai Karya Sastra
Fairul Zabadi dan Sutejo

23/08/2021 07:09:28

SMP 8 K 13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

144

Kelas

VIII

SMP/MTs

Peta Konsep Bab V

Bab V

Mengulas Berbagai Karya Sastra

Membangun Konteks

Kegiatan3

Penyusunan Teks Ulasan

secara Mandiri

Tugas 1

Mencari dan

Mengidentifikasi

Teks Ulasan

Tug

as 2

Menyusun Teks Ulasan

Tugas 3

Mengidentifikasi

Teks Ulasan

Tug

as 4

Mengulas Cerpen

Emak dan Sepotong Roti

Kegiatan 1

Pemodelan Teks Ulasan

Tugas 1

Memahami Teks Ulasan

Tugas 2

Mengenal Struktur

Teks Ulasan

Tug

as 3

Mengidentifikasi Unsur

Kebahasaan Teks Ulasan

Tugas 4

Menangkap Makna

Teks Ulasan

Kegiatan 2

Penyusunan Teks Ulasan

secara Berkelompok

Tugas 1

Mengidentifikasi

Teks Ulasan

Tug

as 2

Menyusun Teks Ulasan

Tugas 3

Mendiskusikan Teks

Ulasan

Tugas 4

Mengulas Cerpen

Nasihat untuk Anakku

145

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Mengulas Berbagai

Karya Sastra

Bab V

Membangun Konteks

Surat Kecil untuk Tuhan

Karya Agnes Devonar

Tuhan . . .

Andai aku bisa kembali

Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini

Tuhan . . .

Andai aku bisa kembali

Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku terjadi pada orang lain

Tuhan . . .

Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu

Tuhan . . .

Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu

Tuhan . . .

Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku

Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya

Tuhan . . .

Izinkanlah rambutku kembali tumbuh agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya

Tuhan . . .

Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi

Agar aku bisa memberikan kebahagiaan kepada ayah dan sahabat-sahabatku

Tuhan . . .

Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa

Agar aku bisa memberikan arti hidup kepada siapapun yang mengenalku

Tuhan . . .

Surat kecilku ini

Adalah surat terakhir dalam hidupku

Andai aku bisa kembali . . .

Ke dunia yang Kau berikan padaku

Sumber: Davonar, Agnes. 2008. Surat Kecil untuk Tuhan. Jakarta: Inandra Published

146

Kelas

VIII

SMP/MTs

Baca dan amati puisi itu. Apa pesan dari puisi itu? Diskusikan tema dan amanat

puisi itu bersama teman-temanmu. Puisi itu diambil dari novel

Surat Kecil untuk

Tu han

karya Agnes Davonar. Puisi itu menggambarkan harapan penderita kanker

ganas untuk bisa berumur panjang sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat

sekitarnya. Puisi itu mengajarkan kehidupan di ujung pengharapan. Walaupun pada

akhirnya menyerah, tokoh utama dalam novel itu tidak kalah karena penyakit itu. Ia

pun menuliskan surat terakhirnya kepada Tuhan yang diberi judul  

Surat Kecil untuk

Tu han

.

Setelah memahami dan menghayati puisi itu, alangkah naifnya jika seseorang diberi

kesehatan dan pancaindera yang masih berfungsi dengan baik tidak mau berterima

kasih dan bersyukur kepada Tuhan. Untuk itu, kamu harus menghargai dan mensyukuri

keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana

menyajikan informasi lisan dan tulis. Dengan puisi itu, kamu bisa belajar pengalaman

hidup orang lain. Dengan mengamati dan menghayati puisi itu, kamu diharapkan

memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam mengungkapkan kembali peristiwa

hidup diri sendiri dan orang lain.

Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 5.1 Berbagai Karya Sastra

Tahukah kamu bahwa karya sastra berkaitan erat dengan kehidupan manusia?

Karya sastra menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perjalanan budaya dan

peradaban manusia. Karya sastra memberi kesadaran kepada pembacanya tentang

kebenaran-kebenaran hidup ini. Dari karya sastra kita dapat memperoleh pengetahuan

dan pemahaman yang mendalam tentang manusia, dunia, dan kehidupan.

Sastra dan manusia serta kehidupannya menjadi persoalan yang penting dan

menarik untuk dibahas dan diulas secara menyeluruh. Sastra berisi manusia dan

kehidupannya. Manusia dan kehidupannya mempunyai hubungan yang erat dengan

kehidupan sastra. Manusia menghidupi sastra dan kehidupan sastra adalah kehidupan

manusia.

Di dalam Bab V ini kamu diajak mempelajari teks ulasan tentang berbagai karya

sastra, termasuk di dalamnya, cerpen,

novel, dan puisi. Untuk itu, kamu diminta untuk

mengamati, menganalis, dan mengidentifikasi berbagai karya sastra. Kemudian, kamu

diharapkan dapat mengulas beberapa cerpen dan novel dalam bentuk teks ulasan.

147

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Setelah memahami dan menyelesaikan pembelajaran pada Bab V, kamu diharapkan mengetahui ciri, struktur, dan

unsur kebahasaan yang ada di dalam teks ulasan. Setelah itu, kamu diharapkan mampu menghasilkan teks ulasan

yang panjangnya sekitar 16—25 kalimat sesuai dengan ciri, struktur, dan unsur kebahasaan yang dimilikinya. Selain

itu, kamu juga diharapkan dapat menerapkan sikap spiritual dan sikap sosial yang tercermin di dalam pembelajaran ini.

Kegiatan 1 Pemodelan Teks Ulasan

Ketika membaca majalah atau koran, pernahkah kamu melihat teks ulasan (

review

text

)? Pernahkah kamu mengulas buku, film, karya sastra, atau lagu? Kalau belum,

coba kamu baca dan amati buku dan karya sastra di dalam majalah atau koran. Perlu

kamu ketahui bahwa teks ulasan adalah sebuah teks yang dihasilkan dari sebuah

analisis terhadap berbagai hal. Analisis itu bisa berbentuk buku,

novel, berita, laporan,

atau dongeng. Teks tersebut memberikan tanggapan atau analisis yang berhubungan

dengan latar, waktu, tempat, serta karakter yang ada di dalam teks tersebut.

Amatilah

puisi “Surat Kecil untuk Tuhan” karya Agnes Davonar di atas. Dapatkah

kamu memahami kata-kata yang ada di dalam puisi tersebut? Apa pesan dari puisi itu?

Diskusikan tema dan amanat puisi itu bersama teman-temanmu. Jika ada kata yang

tidak kamu pahami, tanyakanlah kepada teman atau gurumu. Pada bab sebelumnya

kamu sudah mengenali prinsip-prinsip membaca puisi. Sekarang bacalah puisi “Surat

Kecil untuk Tuhan” dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut.

Pada dasarnya, teks ulasan adalah tinjauan atau ringkasan buku atau yang lain

untuk koran atau penerbitan. Untuk memahami teks ulasan, kamu harus mengetahui

struktur teks ulasan serta unsur-unsur kebahasaan yang mendukung teks tersebut.

Tugas 1 Memahami Teks Ulasan

Sang Pemimpi

Sebelum membaca teks ulasan

Sang Pemimpi,

kamu jawab pertanyaan berikut.

1)

Apa yang kamu ketahui tentang teks ulasan?

2)

Ap

a yang dimaksud dengan karya sastra?

3)

Te

ks karya sastra apa saja yang perlu diulas?

4)

Per

nahkah kamu mengulas karya sastra?

5)

Men

gapa

karya sastra perlu diulas?

6)

Ap

a manfaat membaca karya sastra bagi pelajar?

7)

Ad

akah hubungan antara karya sastra dan kehidupan sehari-hari?

Berikut ini akan ditampilkan teks ulasan novel

Sang Pemimpi

karya Andrea Hirata.

Untuk mengenali teks tersebut, kamu amati dan kamu baca teks tersebut dengan

cermat.

148

Kelas

VIII

SMP/MTs

Judul

:

San

g Pemimpi

Penulis

: An

drea Hirata

Jenis Buku

: Fiksi

P

enerbit

: Ben

tang

Cetakan I

: Ju

li 2006

Tebal

: X +292 ha

laman

Sang Pemimpi

1

Sang Pemimpi

ad

alah novel kedua dari tetralogi

Laskar Pelangi

karya Andrea

Hirata. Novel ini menceritakan kisah kehidupannya di Pulau Belitong yang

dililit kemiskinan. Ada tiga remaja SMA yang bermimpi untuk melanjutkan

sekolah hingga ke Prancis dan menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai,

dan Jimbron adalah para pemimpi-pemimpi itu.

2

Pad

a bab pertama novel ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam

novel ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron

adalah tiga remaja yang nakal. Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh

antagonis dalam novel ini. Sebaliknya, hal berbeda diberikan oleh sang

Kepala Sekolah yang bernama Pak Balia. Pak Balialah yang telah memberikan

mimpi-mimpi kepada murid-muridnya, terutama kepada Ikal, Arai dan

Jimbron. “Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan

berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci

almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Satre, Louis Pasteur,

Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar

science

, sastra, dan seni

hingga mengubah peradaban...”, itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak

Balia.

3

Pad

a bab-bab berikutnya pembaca akan melihat potongan-potongan kisah

seperti berdiri sendiri. Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu

Sumber: http://upload.wikimedia.org/

Gambar 5.2 Sang Pemimpi

149

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

novel. Meskipun demikian, pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, novel

ini memiliki hubungan yang sangat erat, seperti mozaik-mozaik dalam

kehidupan.

4

No

vel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir

pembaca sehingga mereka bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat

keputusasaan, dan kesedihan. Selain itu, novel ini memiliki lelucon-lelucon

yang tidak biasa, cerdas, dan pasti akan membuat pembaca tertawa. Dengan

membaca

novel ini, Anda akan mengetahui bahwa Andrea Hirata memiliki

pribadi yang cerdas dalam mengolah kata-kata dan memiliki wawasan yang

sangat luas.

5

Mes

kipun disebut sebagai novel kedua dari tetralogi

Laskar Pelangi

, di novel

ini nyaris tidak ada hubungannya dengan buku

Laskar Pelangi

.

Sang Pemimpi

hanya menyebutkan kata

Laskar Pelangi

hanya sekali. Keponakan yang Ikal

biayai saat di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam novel ini, padahal di

dalam

novel sebelumnya telah diceritakan dengan jelas.

6

Den

gan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, novel ini benar-benar

buku yang sangat dibutuhkan oleh remaja negeri ini. Novel ini memberi

motivasi, semangat, dan mimpi pada anak-anak yang patah semangat untuk

sekolah dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, buku ini

juga mengajarkan tentang ketidakmungkinan yang bisa diwujudkan dengan

kerja keras.

Dimodifikasi dari http://saranghaeindonesia.wordpress.com/2012/05/24/resensi-novel-sang-pemimpi-andrea-hirata/U

Untuk mengetahui pemahamanmu tentang teks ulasan

Sang Pemimpi,

jawablah

pertanyaan berikut!

1) Adakah hubungan antara novel

Sang Pemimpi

dengan

Laskar Pelangi

?

2) Siapa saja tokoh utama dalam novel

Sang Pemimpi

?

3) Menurut pengulas novel ini, apa kelebihan novel ini?

4) Pada paragraf ke berapa pengulas menilai kelebihan novel ini?

5) Menurut pengulas novel ini, apa kekurangan novel ini?

6) Pada paragraf ke berapa pengulas menilai kekurangan novel ini?

7) Bagaimana simpulan pengulas tentang novel ini?

Tugas 2 Mengenali Struktur Teks Ulasan

Untuk mengenal struktur teks ulasan

Sang Pemimpi

, kamu harus membaca sekali

lagi

teks ulasan

Sang Pemimpi

dengan cermat. Kamu amati bagian-bagian per paragraf.

Nanti, kamu akan menemukan struktur teks ulasan, yang terdiri atas

orientasi

(

orientation

),

tafsiran

(

interpretative recount

),

evaluasi

(

evaluation

), dan

rangkuman

150

Kelas

VIII

SMP/MTs

(

evaluative summation

). Untuk menambah pemahaman tentang struktur teks ulasan,

kerjakan tugas-tugas berikut.

1)

S

usunlah

teks ulasan

Sang Pemimpi

ke dalam struktur teks yang terdiri atas

orientasi

,

tafsiran

,

evaluasi

, dan

rangkuman

.

2)

Ba

ndingkan jawaban kamu dengan struktur teks berikut ini! Perhatikan bagian-

bagian yang dicetak tebal! Tahukah kamu, bagian-bagian yang dicetak tebal itu

merupakan tanda apa? Hubungkan penjelasan kamu dengan struktur teks tersebut!

Struktur Te k s

Paragraf

Orientasi

Sang Pemimpi

adalah novel kedua dari

tetralogi

Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata.

Novel ini menceritakan kisah kehidupannya di

Pulau Belitong yang dililit kemiskinan.

Ada tiga

remaja SMA yang bermimpi untuk melanjutkan

sekolah hingga ke Prancis menjelajah Eropa hingga

ke Afrika. Ikal, Arai, dan Jimbron adalah para

pemimpi-pemimpi itu.

Tafsiran

Pada bab pertama buku ini, Andrea

menceritakan bahwa dirinya (dalam novel ini

digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya,

Arai dan Jimbron adalah tiga remaja yang nakal.

Mereka sangat dibenci oleh Pak Mustar, tokoh

antagonis dalam buku ini. Dia seorang Wakil Kepala

SMA Bukan Main itu. Namun, berbeda dengan

sang Kepala Sekolah yang bernama Pak Balia. Ia

adalah cermin guru teladan. Pak Belialah yang

telah memberikan mimpi-mimpi kepada murid-

muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron.

“Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang

eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke

Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci

almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-

jejak Satre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di

sanalah orang belajar

science

, sastra, dan seni hingga

mengubah peradaban...”, itulah kata-kata yang sering

diucapkan Pak Balia.

Pada bab-bab berikutnya pembaca akan melihat

potongan-potongan kisah seperti berdiri sendiri.

Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu

buku. Meskipun demikian, pada setiap bab, mulai

awal hingga akhir, buku ini memiliki hubungan yang

sangat erat, seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan.

151

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Evaluasi

Novel yang disajikan dengan bahasa yang

cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga

pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan,

semangat keputusasaan, dan kesedihan.

Selain

itu,

buku ini memiliki lelucon-lelucon yang tidak

biasa, cerdas, dan pasti akan membuat pembaca

tertawa

. Dengan membaca buku ini,

Anda akan

mengetahui bahwa Andrea Hirata memiliki

pribadi yang cerdas dalam mengolah kata-kata

dan memiliki wawasan yang sangat luas.

Meskipun disebut sebagai buku kedua dari

tetralogi

Laskar Pelangi

,

di

buku ini nyaris tidak

ada hubungannya dengan buku

Laskar Pelangi

.

Sang Pemimpi

hanya menyebutkan kata

Laskar

Pelangi

hanya sekali. Keponakan yang Ikal biayai

saat di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam

buku ini, padahal di Novel sebelumnya telah

diceritakan dengan jelas.

Rangkuman

Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan

tadi,

novel ini benar-benar buku yang sangat

dibutuhkan oleh remaja negeri ini.

Buku ini

memberi motivasi, semangat, dan mimpi pada

anak-anak yang patah semangat supaya sekolah

dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.

Selain itu,

buku ini juga mengajarkan tentang

ketidakmungkinan yang bisa diwujudkan dengan

kerja keras.

Setelah mengerjakan tugas di atas, kamu dapat memahami bahwa struktur teks

ulasan terdiri atas

orientasi

,

tafsiran

,

evaluasi

, dan

rangkuman

. Hal itu dapat

digambarkan di dalam bagan berikut.

Struktur Teks Ulasan:

Sang Pemimpi

Orientasi

Rangkuman

Tafsiran

Evaluasi

Gambar Bagan Struktur Teks Ulasan

152

Kelas

VIII

SMP/MTs

Bagian

orientasi berisi gambaran umum karya sastra yang akan diulas, misalnya,

berisi tentang gambaran umum sebuah karya atau benda yang akan diulas. Gambaran

umum karya atau benda tersebut dapat berupa nama, kegunaan, dan sebagainya.

Tafsiran berisi pandangan sendiri mengenai karya atau benda yang diulas. Bagian

ini dilakukan setelah mengevaluasi karya atau barang tersebut. Pada bagian ini penulis

biasanya membandingkan karya atau benda tersebut dengan karya atau benda yang

mirip. Penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas.

Pada bagian evaluasi penulis mengevaluasi karya, penampilan, dan produksi.

Bagian evaluasi juga berisi gambaran tentang detail suatu karya atau benda yang

diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri-ciri, dan kualitas karya tersebut.

Pada bagian rangkuman, penulis memberikan ulasan akhir yang berisi simpulan

karya tersebut.

Tugas 3 Mengidentifikasi Unsur Kebahasaan Teks Ulasan

Perlu kamu ketahui bahwa teks ulasan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas.

Ciri-ciri kebahasaan itu, antara lain, menggunakan kata

sifat sikap

,

metafora

,

merujuk

pada partisipan tertentu

, dan

kalimat-kalimatnya cenderung panjang

(menggunakan

kalimat kompleks).

a)

Ka

ta Sifat Sikap dalam Teks Ulasan

Sang Pemimpi

Untuk memahami unsur kebahasaan “kata sifat sikap” yang ada di dalam teks

tersebut, kamu klasifikasi kata-kata itu, kemudian cari maknanya di dalam kamus.

Kamu bisa memanfaatkan

Kamus Besar Bahasa Indonesia

.

Kata Sifat Sikap

Makna

lembut

__________________________________________________

nakal

__________________________________________________

antagonis

__________________________________________________

teladan

__________________________________________________

eksotis

__________________________________________________

dst.

__________________________________________________

Kamu cari kata sifat sikap yang ada di dalam teks ulasan

Sang Pemimpi

, kemudian

kamu cari maknanya di dalam kamus.

b)

Ka

ta Benda dan Kata Kerja dalam Teks Ulasan

Sang Pemimpi

Di samping kata sifat sikap, di dalam teks ulasan itu juga ada kata benda (nomina) dan

kata kerja (verba).

Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep

atau pengertian. Dengan demikian, kata seperti

guru, kucing, meja

, dan

kebangsaan

adalah kata benda. Ciri yang lain adalah kata benda tidak dapat diingkarkan dengan

153

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

kata

tidak

. Kata

guru, kucing, meja

, dan

kebangsaan

, tidak bisa dikatakan dengan

tidak

guru, tidak kucing, tidak meja

, dan

tidak kebangsaan

.

Kata Benda

Makna

novel

__________________________________________________

kemiskinan

__________________________________________________

dst.

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

Untuk melatih pemahamanmu tentang kata benda, kamu cari kata benda dalam

teks ulasan “Sang Pemimpi”. Kemudian, cari makna kata tersebut di dalam kamus.

Setelah itu, buatlah kalimat dengan menggunakan kata-kata itu, tetapi kalimat yang

tidak ada di dalam teks ulasan

Sang Pemimpi

.

Sementara itu, kata kerja adalah kata yang mengandung makna perbuatan

(aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat. Pada umumnya kata kerja tidak dapat

bergabung dengan kata-kata yang menyatakan kesangatan. Dengan demikian, tidak

ada kata

sangat pergi

,

agak belajar

.

Kata Kerja

Makna

bermimpi

__________________________________________________

melanjutkan

__________________________________________________

menjelajah

__________________________________________________

dst.

__________________________________________________

__________________________________________________

__________________________________________________

Selanjutnya, kamu cari kata kerja dalam teks ulasan itu, lalu cari makna kata

tersebut. Untuk melatih kemahiranmu dalam membuat kalimat, buatlah kalimat

dengan menggunakan kata-kata itu, tetapi kalimat yang tidak ada dalam teks ulasan

S

ang Pemimpi

.

c)

Me

tafora dalam Teks Sang Pemimpi

Salah satu ciri teks ulasan adalah adanya kata metafora dalam teks tersebut. Metafora

adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya,

melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya,

tulang punggung

dalam kalimat

pemuda adalah tulang punggung negara

. Untuk itu ,

kamu cari metafora beserta maknanya yang ada di dalam teks ulasan S

ang Pemimpi

.

Metafora

Makna

cermin guru teladan

_________________________________________

memberikan mimpi-mimpi

_________________________________________

154

Kelas

VIII

SMP/MTs

hubungan darah

_________________________________________

hati yang lembut

_________________________________________

mengiriskan hati

_________________________________________

dst.

_________________________________________

Selanjutnya, kamu cari lagi metafora yang ada di dalam teks ulasan

Sang Pemimpi

beserta maknanya.

d)

Ka

limat dalam Teks

Sang Pemimpi

Di dalam teks ulasan ditandai dengan adanya kalimat kompleks (kalimat majemuk),

baik kalimat majemuk setara maupun kalimat majemuk bertingkat. Contoh kalimat

majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat dalam teks ulasan

Sang Pemimpi

adalah sebagai berikut.

1)

Ka

limat Majemuk Setara

(a)

Ia j

uga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak bicara, sering

memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh.

(b)

Dia m

emiliki otak yang cerdas dan selalu ingin tahu.

(c)

Dia di

tertawakan oleh abang-abangnya, tetapi Arai tetap membelanya.

2)

Ka

limat Majemuk Bertingkat

(a)

Pad

a bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel

ini digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah

tiga remaja yang nakal.

(b)

Di sa

nalah orang belajar

science

, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban.

(c)

No

vel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca

sehingga pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan,

dan kesedihan.

Selanjutnya, kamu cari kalimat kompleks (kalimat majemuk), baik kalimat majemuk

setara maupun kalimat majemuk bertingkat di dalam teks ulasan

Sang Pemimpi

. Jika

belum memahami pengertian kalimat majemuk, kamu perlu mendiskusikan dengan

teman-temanmu atau menanyakan kepada guru bahasa Indonesia.

e)

Ka

ta Rujukan

Perlu kamu ketahui bahwa teks ulasan ditandai dengan adanya kata rujukan yang

merujuk pada partisipan tertentu. Hal itu dapat kamu simak dalam contoh berikut.

(1)

Pad

a bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel

ini digambarkan sebagai

Ikal

) dan kedua temannya,

Arai

dan

Jimbron

adalah

tiga remaja yang nakal. Mereka

sangat dibenci oleh

Pak Mustar

, tokoh antagonis

dalam buku ini.

Dia

seorang Wakil Kepala SMA Bukan Main itu.

Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa

mereka

merujuk pada

Ikal, Arai,

dan

Jimbron

. Sementara itu,

dia

merujuk pada

Pak Mustar

.

155

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

(2)

Namun, berbeda dengan sang Kepala Sekolah yang bernama

Pak Balia. Ia

ad

alah cermin guru teladan. Pak Belialah yang telah memberikan mimpi-

mimpi kepada murid-murid

nya

terutama kepada

Ikal, Arai,

dan

Jimbron

.

Pada contoh tersebut dapat diketahui bahwa kata

Ia

dan

-nya

merujuk pada

Pak Belia

.

Selanjutnya, kamu cari kata rujukan yang mengacu pada partisipan tertentu di

dalam

teks ulasan

Sang Pemimpi

. Jika belum memahami pengertian kata rujukan,

kamu perlu mendiskusikan dengan teman-temanmu atau menanyakan kepada

guru Bahasa Indonesia.

Tugas 4 Menangkap Makna Teks Ulasan

Supaya bisa menangkap makna teks ulasan

Sang Pemimpi

, kamu harus membaca

teks ulasan

Sang Pemimpi

dengan cermat. Untuk itu, kamu harus bisa menjawab

pertanyaan berikut.

a)

Pes

an moral apa yang ingin disampaikan oleh penulis teks ulasan

Sang Pemimpi

?

b)

Am

anat apa yang ingin disampaikan oleh penulis teks ulasan

Sang Pemimpi

?

Supaya bisa menjawab pertanyaan itu, kamu perlu berdiskusi bersama teman-

temanmu dan guru bahasa Indonesia.

Kegiatan 2 Penyusunan Teks Ulasan secara Berkelompok

Pada Kegiatan 2 ini kamu diharapkan dapat mengidentifikasi, menyusun,

menelaah, mendiskusikan, dan mengulas berbagai karya sastra secara berkelompok.

Untuk itu, kamu buat kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas 3

5 siswa.

Tugas 1 Mengidentifikasi Teks Ulasan

Pada Tugas 1 ini kamu diminta mengidentifikasi teks ulasan

Laskar Pelangi

. Perlu

kamu ketahui bahwa tiap pengulas mempunyai gaya penulisan yang berbeda-beda.

Teks ulasan yang perlu kamu identifikasi adalah teks ulasan

Laskar Pelangi

.

Identitas

:

N

ovel

Laskar Pelangi

Judul

:

La

skar Pelangi

Penulis

:

An

drea Hirata

Penerbit

:

Ben

tang

Kota Tempat Terbit

:

Ja

lan Pandega Padma 19, Yogyakarta

Tahun Terbit

:

Cet

akan III, Juli 2007

Tebal halaman

:

533 ha

laman termasuk juga tentang penulis

156

Kelas

VIII

SMP/MTs

Laskar Pelangi

Sumber: www.infoharianterbaru.com

Gambar 5.3 Kebersamaan Pelajar

Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD

sampai dengan kelas 3 SMP. Pada bagian akhir cerita, anggota

Laskar Pelangi

bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan.

Keterbatasan yang ada tidak membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat

mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.

Cerita terjadi di desa Gantung, Belitung Timur. Cerita dimulai ketika

sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel

jika tidak mencapai siswa baru sejumlah sepuluh anak. Ketika itu, baru

sembilan anak yang menghadiri upacara pembukaan. Ketika Pak Harfan, sang

Kepala Sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang

untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Dari sanalah dimulai cerita mereka, yaitu mulai dari penempatan tempat

duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar

biasa, yaitu A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh

guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan

ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar

biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang

yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah mewarnai

cerita itu.

Mereka,

Laskar Pelangi

, nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan

mereka terhadap pelangi sempat mengharumkan nama sekolah dengan

berbagai cara, misalnya, pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan

kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan

kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus dan kejeniusan luar biasa

Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya

yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat.

Laskar

Pelangi

mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa, dan menangis bersama.

Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang

memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan dan

dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian, yakni Ikal yang berjuang di

157

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

luar Pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan

kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata. Kita bahkan bisa merasakan

semangat masa kecil anggota Sepuluh

Laskar Pelangi

ini.

Novel ini sangat bermanfaat bagi para remaja, khususnya siswa–siswi,

karena pada cerita tersebut dikisahkan perjuangan yang begitu berat yang

dialami oleh tokoh–tokoh

Laskar Pelangi

untuk bersekolah dan menuntut ilmu

agar menjadi orang besar nantinya.

Kelebihan

novel ini, antara lain, berisi motivasi bagi para pembacanya.

Isinya begitu menarik dan mengesankan, banyak amanat yang dapat diambil

dari kisah tersebut.

Naskah

Laskar Pelangi

telah diadaptasi menjadi sebuah film berjudul sama

dengan novelnya. Film

Laskar Pelangi

diproduksi oleh Miles Films dan Mizan

Production dan digarap oleh sutradara Riri Riza.

Anggota

Laskar Pelangi

mempunyai karakter dan bakat yang berbeda-beda.

Ikal adalah tokoh “aku” dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat

kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang. Ia merupakan anak

terpintar dalam

Laskar Pelangi

. Ia berminat pada sastra. Hal itu terlihat dari

kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A

Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko

Sinar Harapan. Pada akhirnya, hubungan mereka berdua terpaksa berakhir

oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya.

Lintang, teman sebangku Ikal, adalah anak yang luar biasa jenius. Ayahnya

bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki perahu dan harus

menanggung kehidupan empat belas jiwa anggota keluarga. Lintang telah

menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama berada

di sekolah. Ia selalu aktif di dalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli

matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil berambut merah ikal

ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya. Cita-citanya terpaksa

ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup

keluarganya semenjak ayahnya meninggal.

Sahara adalah satu-satunya gadis dalam anggota

Laskar Pelangi

. Sahara

adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada agama.

Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa saja kecuali pada

A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air

dalam termosnya.

Mahar, pria tampan bertubuh kurus ini, memiliki bakat dan minat besar pada

seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah menunjuknya

untuk bernyanyi di depan kelas pada saat pelajaran seni suara. Ketika dewasa,

Mahar sempat menganggur menunggu nasib menyapanya karena tak bisa

ke mana pun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan tetapi, nasib baik

menyapanya dan ia diajak petinggi untuk membuat dokumentasi permainan

158

Kelas

VIII

SMP/MTs

anak tradisional setelah membaca artikel yang ia tulis di sebuah majalah.

Akhirnya, ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.

A Kiong adalah keturunan Tionghoa. Ia menjadi pengikut sejati Mahar

sejak kelas satu. Baginya, Mahar adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria

kecil ini berwajah buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan

baik hati, serta suka menolong pada siapa pun kecuali Sahara. Namun, meski

mereka selalu bertengkar, mereka berdua saling mencintai satu sama lain.

Syahdan adalah anak nelayan yang dalam ceria ini tak pernah menonjol.

Kalau ada apa-apa, dia pasti yang paling tidak diperhatikan. Ketika bermain

sandiwara, Syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan itu pun

masih banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal. Ia dan

Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan semenjak Ikal jatuh cinta

pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang

oleh

Laskar Pelangi

lainnya, yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras, pada

akhirnya dia menjadi aktor sungguhan, meskipun hanya mendapatkan peran

kecil seperti tuyul atau jin. Setelah bosan, ia pergi dan kursus komputer. Setelah

itu, ia berhasil menjadi

network designer

.

Kucai adalah ketua kelas sepanjang generasi sekolah

Laskar Pelangi

. Ia

menderita rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya melenceng 20

derajat sehingga jika menatap marah ke arah Borek, akan terlihat ia sedang

memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak kecil terlihat bisa menjadi politikus

dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa menjadi ketua fraksi di DPRD

Belitong.

Borek adalah pria besar maniak otot. Borek selalu menjaga citranya sebagai

laki-laki

maco

. Ketika dewasa, ia menjadi kuli di toko milik A Kiong dan Sahara.

Trapani adalah pria tampan yang pandai dan baik hati. Ia sangat mencintai

ibunya. Apa pun yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya, misalnya,

ketika mereka akan tampil sebagai band yang dikomando oleh Mahar. Ia tidak

mau tampil jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita-cita menjadi guru

ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap

ibunya.

Harun adalah pria yang memiliki keterbelakangan mental. Ia memulai

sekolah dasar ketika berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa

bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak

yang masing-masing berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara. Ia senang

sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia menyetor 3 buah

botol kecap ketika disuruh mengumpulkan karya seni kelas enam.

Tokoh-tokoh lain dalam Novel

Laskar Pelangi

adalah Bu Muslimah, bernama

lengkap N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah

Ibunda Guru bagi

Laskar Pelangi

. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama

Laskar Pelangi

dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka.

159

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Pak Harfan, nama lengkap K.A. Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah

Zein Noor adalah Kepala Sekolah dari sekolah Muhammadiyah. Ia adalah

orang yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut

melihatnya.

Flo, bernama asli Floriana, adalah seorang anak tomboi yang berasal dari

keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah yang kaya dan

sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari

Laskar Pelangi

. Awal

pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat kekacauan dengan mengambil

alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani yang malang terpaksa tergusur.

Ia melakukannya dengan alasan ingin duduk di sebelah Mahar dan tak mau

didebat.

A Ling adalah cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupu A Kiong.

A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus

menemani bibinya yang tinggal sendiri.

Novel

Laskar Pelangi

yang ditulis Andrea Hirata, tidak hanya populer

di Indonesia, tetapi juga di luar Indonesia, hingga ke Amerika Serikat dan

mendapatkan penghargaan penerbit para pemenang nobel sastra. Hingga

Desember 2012 ada 36 negara yang memopulerkan Novel

Laskar Pelangi

ini

dan menjadi

best seller

serta diterjemahkan ke dalam 18 bahasa.

Sumber dari http://www.infoharianterbaru.com/2013/04/resensi-novel-laskar-pelangi.html

Untuk mengidentifikasi teks ulasan itu, kamu harus mengetahui struktur teks

ulasan, ciri-ciri kebahasaan, serta pesan moral yang ada di dalam teks tersebut.

a)

St

ruktur Teks Ulasan L

askar Pelangi

Pada kegiatan 1 kamu sudah mempelajari struktur teks ulasan yang terdiri atas

orientasi, tafsiran, evaluasi,

dan

rangkuman

. Selanjutnya, pada tugas ini kamu diminta

mengidentifikasi

teks ulasan

Laskar Pelangi

tersebut berdasarkan struktur teks ulasan.

Kamu tinggal mengisi titik-titik yang ada dalam bagan berikut. Untuk mengisi bagan

itu kamu harus berdiskusi dengan teman-teman satu kelompok.

Struktur Te k s

Paragraf

Orientasi

__________________________________________________

__________________________________________________

Tafsiran

__________________________________________________

__________________________________________________

Evaluas

__________________________________________________

__________________________________________________

Rangkuman

__________________________________________________

__________________________________________________

160

Kelas

VIII

SMP/MTs

b)

Unsur Kebahasaan dalam Te k s

T

eks ulasan mempunyai ciri-ciri kebahasaan yang khas. Ciri-ciri kebahasaan

itu, antara lain, banyak menggunakan kata sifat sikap, metafora, tertuju pada

partisipan tertentu, dan kalimat-kalimatnya cenderung panjang (menggunakan

kalimat kompleks). Untuk itu, secara berkelompok, kamu identifikasi ciri-ciri

kebahasaan tersebut.

1)

Ka

ta Sifat dalam Teks Ulasan

Laskar Pelangi

Kata sifat yang menonjol dalam teks ulasan adalah kata sifat sikap.

Identifikasilah kata-kata sifat itu, kemudian cari maknanya dalam kamus. Setelah

itu, kamu buat kalimat dengan kata-katamu sendiri.

Kata Sifat Sikap

Makna

senang

_____________________________________________

_____________________________________________

__________________

_____________________________________________

_____________________________________________

__________________

_____________________________________________

_____________________________________________

__________________

_____________________________________________

_____________________________________________

__________________

_____________________________________________

_____________________________________________

Selanjutnya, kamu buat kalimat dengan menggunakan kata-kata sifat tersebut.

Untuk melatih kemahiranmu dalam menyusun kalimat secara berkelompok, buatlah

kalimat dengan kata-katamu sendiri.

Kata Sifat Sikap

Contoh dalam Kalimat

inspiratif

Novel itu sangat

inspiratif

bagi orang yang membacanya.

__________________

_____________________________________________

_____________________________________________

__________________

_____________________________________________

_____________________________________________

__________________

_____________________________________________

_____________________________________________

__________________

_____________________________________________

_____________________________________________

161

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

2)

Kata Metafora dalam Teks Ulasan

Laskar Pelangi

Sa

lah satu ciri teks ulasan adalah adanya kata metafora. Untuk itu,

identifikasilah kata metafora dalam teks tersebut, kemudian cari maknanya di

dalam kamus.

Kata Metafora

Makna

mengharumkan

_____________________________________________

_____________________________________________

_____________________________________________

________________

_____________________________________________

_____________________________________________

_____________________________________________

________________

_____________________________________________

_____________________________________________

_____________________________________________

________________

_____________________________________________

_____________________________________________

_____________________________________________

________________

_____________________________________________

_____________________________________________

_____________________________________________

Selanjutnya, buatlah kalimat dengan menggunakan kata-kata metafora tersebut!

tetapi kalimat yang kamu buat tidak ada di dalam teks ulasan

Laskar Pelangi

.

Kata Metafora

Contoh dalam Kalimat

Mengharumkan

Kegiatan mereka sempat

mengharumkan

nama

sekolah.

___________________

__________________________________________

__________________________________________

___________________

__________________________________________

__________________________________________

___________________

__________________________________________

__________________________________________

___________________

__________________________________________

__________________________________________

___________________

__________________________________________

__________________________________________

162

Kelas

VIII

SMP/MTs

3)

Kata Rujukan dalam Teks Ulasan Laskar Pelangi

K

amu sudah mengetahui bahwa teks ulasan ditandai dengan adanya kata

rujukan yang merujuk pada partisipan tertentu. Di dalam teks ulasan

Laskar

Pelangi

kata rujukan yang merujuk pada partisipaaan tertentu adalah sebagai

berikut.

(1)

Ikal ya

ng selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku

bernama

Lintang. Ia

merupakan anak terpintar dalam

Laskar Pelangi. Ia

berminat pada sastra.

Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa

ia

merujuk pada

Lintang

.

(2)

Lint

ang

, teman sebangku Ikal, adalah anak yang luar biasa jenius. Ayah

nya

bekerja sebagai nelayan miskin.

Dia

tidak memiliki perahu dan harus

menanggung kehidupan empat belas jiwa anggota keluarga.

Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa kata

–nya

dalam

kalimat

Ayahnya bekerja sebagai ....

merujuk pada

Lintang

.

Selanjutnya, kamu cari kata rujukan yang mengacu pada partisipan tertentu

di dalam teks ulasan

Laskar Pelangi

. Jika belum memahami pengertian kata

rujukan, kamu perlu mendiskusikan dengan teman-temanmu atau menanyakan

kembali kepada guru Bahasa Indonesia.

Tugas 2 Menyusun Teks Ulasan

a)

Menyusun Teks Ulasan

S

ecara berkelompok kamu susun kembali teks ulasan

Laskar Pelangi

ke dalam

struktur

teks ulasan. Di dalam menyusun teks itu kamu harus memperhatikan struktur

teks ulasan yang terdiri atas

orientasi, tafsiran, evaluasi,

dan

rangkuman

. Kamu susun

teks ulasan

Laskar Pelangi

dengan bahasamu sendiri.

b)

Mer

ingkas

Teks Ulasan

Laskar Pelangi

Dalam tugas ini secara berkelompok kamu diminta meringkas teks ulasan

Laskar Pelangi

dalam satu paragraf. Paragraf itu terdiri atas lima atau enam

kalimat. Cara meringkas dapat kamu lakukan dengan mencatat ide-ide pokok teks

tersebut, kemudian kamu buat ide-ide pokok itu menjadi kalimat. Kalimat yang

dibuat harus kalimatmu sendiri, tidak diambil secara utuh dari kalimat di dalam

teks. Perlu kamu ketahui bahwa dalam meringkas teks ulasan harus diperhatikan

struktur teks ulasan yang terdiri atas

orientasi, tafsiran, evaluasi,

dan

rangkuman

.

Tugas 3 Mendiskusikan Teks Ulasan

Pada Tugas 3 ini kamu diminta untuk mendiskusikan teks ulasan

Laskar Pelangi

secara berkelompok. Hasil mengidentifikasi dan menyusun kembali teks ulasan

Laskar

163

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Pelangi

yang dilakukan tiap-tiap kelompok disampaikan dalam diskusi kelompok.

Dengan demikian, kamu dapat masukan dari kelompok lain.

Tugas 4 Mengulas Cerpen

Nasihat untuk Anakku”

Pada Tugas 4 ini kamu diminta untuk mengulas cerpen “Nasihat untuk Anakku”

karya Motinggo Busye secara berkelompok. Tiap kelompok terdiri atas 3

5 siswa.

Pada kegiatan ini kamu diharapkan menghasilkan teks ulasan cerpen “Nasihat untuk

Anakku” sesuai dengan struktur teks yang sudah kamu kuasai. Struktur

teks ulasan

terdiri atas

orientasi, tafsiran, evaluasi,

dan

rangkuman

.

Di samping menghasilkan struktur teks ulasan, kamu juga diminta menganalisis

unsur instrinsik dan ekstrinsik cerpen. Unsur instrinsik, antara lain, tema, alur, plot,

karakter, latar, sudut pandang, sedangkan unsur ekstrinsik, antara lain, unsur sosial,

budaya, politik, psikologi, dan sebagainya. Cerpen yang akan kamu ulas berjudul

“Nasihat untuk Anakku” karya Motinggo Busye.

Nasihat untuk Anakku

Motinggo Busye

Ketika engkau sudah bisa membaca nasihat ini, anakku, tentu keadaan dunia

sudah banyak berubah. Mungkin engkau pada saat itu telah menjadi salah

seorang calon penerbang ruang angkasa, dan tambang emas telah digali oleh

orang Lampung, dan di dusun-dusun telah berkilauan lampu-lampu listrik dari

neon, dan Irian Barat telah menjadi hak milik Indonesia. Pada waktu engkau

membaca nasihatku ini, anakku, mungkin engkau tidak perlu lagi menunggu bus

sampai tiga jam di Salemba, jalan di mana ayahmu dulu pernah menanti bus

sampai tiga jam lebih di hujan dan di panas.

Waktu itu ayahmu sangat lapar sekali, dan hari telah jam dua siang. Pagi

harinya ayahmu belum sarapan, sebab keuangan tidak mengizinkan untuk

makan tiga kali satu hari dan harga beras waktu itu dua puluh lima satu kilo. Kau

bayangkan, anakku, bis pertama muncul dalam keadaan penuh sesak, bus kedua

yang datang kemudian juga penuh sesak sehingga orang-orang di dalam bus itu

seperti ikan pepesan layaknya. Bus ketiga datang, yang terlambat setengah jam

dari semestinya, karena lalu lintas terganggu oleh kecelakaan yang berhimpit

kecelakaan. Menurut kabar ada seorang anak sekolah rakyat ditabrak oleh truk.

Kemudian, lalu lintas yang terganggu itu terganggu lagi oleh beberapa buah oto

pemadam kebakaran lewat yang bunyinya meratap-ratap di jalan raya. Karena

ratapannya itu, bus-bus, becak-becak, yang ditarik manusia dan mobil-mobil

pembesar pun diharuskan berhenti lebih dulu. Ayah memaafkan hal itu sebab

pada waktu itu tiap-tiap orang haruslah memiliki kesabaran dan maaf atas segala

kejadian yang menimpa atau tidak menimpa dirinya, tetapi menimpa kepala

orang lain.

164

Kelas

VIII

SMP/MTs

Tentu pada masa engkau membaca nasihatku ini, anakku, jalan-jalan sudah

tak sempit lagi, bus-bus rakyat tentu sudah banyak, becak-becak pun ayah kira

sudah tak ditarik manusia lagi. Dan mungkin pula, tiap-tiap orang tidak perlu

naik becak atau bus, tiap-tiap keluarga sudah punya mobil sendiri sebab tambang

emas dan tambang-tambang lainnya sudah membikin makmur bangsamu.

Pada hari ini, anakku, yaitu pada waktu ayahmu membikin nasihat ini,

adalah suatu hari yang mulia buat diriku, karena pada hari inilah Ayah sempat

merayakan ulang tahun yang kedua puluh lima.

Kebetulan pada hari ini, redaktur tempat ayah mengirimkan karangan sangat

baik hati. Dengan tanda tangannya di secarik kertas Ayah bisa pergi ke kantor

majalah dan meminta uang honorarium karangan yang berjumlah duaratus rupiah.

Biarpun nilai sebuah cerita pendek di masa Ayah membikin nasihat ini cuma

berharga beras delapan kilo, namun ayahmu tetap bergembira. Ayah bawa seorang

teman ke sebuah warung kopi dan kami minum-minum di sana.

“Selamat ulang tahun,”kata teman Ayah.

“Terima kasih,”jawabku.

“Kita anggap saja kita sekarang ini sedang pesta. Pesanlah makanan dan

minuman apa saja yang enak-enak, asal jangan melebihi dua ratus rupiah,”

kataku.

Teman Ayah tersenyum-senyum, tapi sebenarnya dia kelaparan. Dia

pengarang juga, tetapi ia benar-benar pengarang yang menggantungkan leher

dan perutnya serta kakinya yang dua itu kepada uang hasil karangan. Karena itu

engkau jangan heran jika Ayah katakan kepadamu, bahwa temanku ini pernah

dan sudah biasa tidak makan satu minggu. Untunglah dia belum beristri, belum

berkekasih, dan beranak. Untunglah semua keluarganya membenci dia karena

dia menjadi pengarang itu, karena keluarganya memang orang-orang realis yang

menganggap para pengarang adalah pemburu-pemburu yang menembak rusa di

satu lembah kelaparan. Tetapi temanku ini tetap tampak gembira, anakku, karena

dengan sikap keluarganya itu, ia merasa tidak ada ikatan dengan satu orang pun

di dunia ini. Pada waktu itu ayah kira dia adalah orang yang paling merdeka

di dunia ini, biar pun kemerdekaan itu cuma angan-angan saja. Tetapi waktu

itu ayah berpikir demikian: Yang penting adalah manusia. Orang menyebut

kemerdekaan sebagai lambang rasa hormat pada diri sendiri, suatu kepuasan

duniawi yang menghauskan hatinya sampai mati. Aku sedih melihat manusia

sekarang, kata Ayah dalam hati waktu itu, dan Ayah sambung pula dalam hati;

karena itu aku bertambah pula mengasihi manusia.

“Kapan bukumu terbit?” tanya temanku itu.

Ayah kaget dan cepat-cepat sadar, sebab waktu itu manusia-manusia sezaman

Ayah harus lekas memutuskan sesuatu, sehingga antara kaget dan sadar hanya

seperdua ratus detik saja beda waktunya.

“Bukuku? Bulan Desember barangkali,” jawabku.

165

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

“Apa rencanamu?” sambungnya.

“Aku mau membeli sebuah arloji,” jawabku.

“Arloji? Untuk apa arloji?

“Dengan arloji sebenarnya orang bisa menghitung waktu.”

“Kenapa harus meghitung waktu?” tanyanya.

“Dengan menghitung waktu, orang tahu berapa jam lagi hari malam.

Berapa jam lagi hari siang. Lama-lama ia pun tahu berapa lama lagi ia akan bisa

mempertahankan hidup,” kataku.

Teman Ayahmu itu segera menuduhku telah gila. Tetapi dia tanya lagi:

“Apa lagi yang ingin kau beli?”

“Sebuah buku harian

,” jawabku.

“Sebuah buku harian

?”

“Ya, sebuah buku harian. Sebuah buku harian lebih tinggi nilainya daripada

arloji tadi. Dalam buku harian itu aku bisa menulis apa saja yang bisa kutulis.

Apa saja bisa kutulis, dan aku takkan bisa didakwa atau ditangkap oleh tulisan

itu. Aku bisa memaki langit-langit, gedung-gedung, mobil-mobil, orang-orang

dari tingkat dan pangkat apa pun juga. Dengan buku harian itu aku kehilangan

rasa cemas dan takut, aku merasa jauh lebih merdeka daripada kau, biar pun

kemerdekaan itu kumiliki untuk, diriku sendiri saja,” kataku.

“Apa lagi?”

“Jangan memotong dulu,” kataku, “masih perlu disambung. Dalam buku

harian

itu bisa juga kucatat hutang dan piutangku, yaitu neraca ekonomi. Kalau

tiap-tiap orang bisa mengatur perekonomian dirinya sendiri, ia berarti telah

ikut menyumbang perekonomian negaranya, biar pun sumbangan itu cuma

sepersembilan puluh juta,” kataku.

“Kau tentu bisa menjadi menteri perekonomian,” katanya.

“Aku tentu bisa menjabat jabatan itu. Kalau aku jabat juga, maka ukurannya

nanti disesuaikan dengan perekonomian semua orang. Tentu aku akan membeli

sembilan puluh juta arloji untuk semua orang di sini, dan sembilan puluh juta

buku harian dan sembilan puluh juta pensil atau pulpen. Aku tak mau jabatan

itu, biar pun ditawarkan, karena aku merasa malu menjabat tugas yang aku

sendiri sadar bahwa diriku amat bodoh untuk tugas itu.”

Kawanku diam terpaku seperti disihir tukang sulap. Kemudian dia bertanya:

“Apalagi yang akan kau beli?”

“Kalau bisa masuk akal, akan kubeli salah satu planet yang ada di angkasa itu,”

jawabku.

“Aku mau coba untung di sana,” sambungku.

Ia tertawa terkekeh-kekeh dan orang-orang sekeliling warung menontoni

ketawanya. Ia seharusnya berhenti ketawa, tetapi ia ketawa terus. Ia ketawa seperti

orang-orang yang betul ketawa. Ayahmu waktu itu yakin, bahwa ia sebetulnya

bukan ketawa. Pada masa zaman Ayah membikin nasihat ini, anakku, banyak

166

Kelas

VIII

SMP/MTs

orang ketawa seperti temanku itu, berjuta-juta banyaknya.

Pada jam delapan malam tadi, malam hari ulang tahun ayahmu, ayah

menerima kabar dari seseorang, bahwa teman ayah itu telah memotong nadinya

dengan pisau silet. Hal itu amat memalukan sekali, sebab ada sepotong suratnya

yang berbunyi: “Aku sudah malu pada-Mu, Tuhan, karena aku tidak menjalankan

hidupku sebagai manusia yang wajar dan baik seperti yang Kamu firmankan.”

Besok pagi Ayahmu bermaksud ikut menggali kubur untuk membenamkan

mayat temanku itu ke dalam bumi ini. Buatku sendiri, kematiannya tak begitu

meyedihkan, karena sudah lazim terjadi yang demikian itu di zamanku.

Sebenarnya nasihat ini, anakku, belum tentu ada, jika temenku itu tidak

bunuh diri.

Bunuh diri adalah sifat yang paling pengecut dan memalukan, anakku.

Sekiranya engkau jadi penerbang ruang angkasa, sekiranya, dan penerbanganmu

itu gagal sehingga kau dilontarkan kembali ke bumi dalam keadaan selamat,

janganlah engkau malu. Sekiranya engkau jadi supir truk dan karena sesuatu

hal engkau melangar seseorang hingga mati, jangan kau lari atau bunuh diri,

anakku. Sekiranya engkau insinyur kelak, dan kau bangunkan sebuah gedung

yang miring, kau jangan tumbukkan kepalamu ke dinding gedung itu hingga

hanc ur.

Ayahmu yakin, pada waktu kau membaca nasihatku ini kau bisa jadi dan

bisa kerja apa saja, anakku. Tetapi, janganlah kau bercita-cita jadi seorang

pengarang macam aku ini.

Mungkin sekali engkau pergi ke perpustakaan dan menemukan cerita

pendek di mana tertulis nama Ayahmu, dan tergerak hatimu ingin berbuat

yang sama.

Aku mempunyai banyak alasan melarangmu, anakku. Tetapi hanya beberapa

alasan yang bisa kusebutkan. Seorang pengarang yang baik selalu berusaha

mencari kebenaran. Ide sebuah cerita yang ditulisnya haruslah berdasarkan

kebenaran. Tetapi kadang-kadang kebenaran dikalahkan oleh kenyataan,

dan pada saat itulah para pengarang diuji. Suatu kenyataan mungkin tidak

benar, anakku. Karena itu ia harus berani disalib atau digantung untuk suatu

kebenaran.

Ayahmu merasa ganjil karena sebagai pengarang, cuma membutuhkan dua

macam benda, yaitu sebuah arloji dan buku harian. Tetapi Ayahmu merasa

bangga, sebab dengan dua buah benda itu ayahmu dapat membuktikan

kebenaran itu. Kebenaran yang dianutnya.

“Aku mau tahu di mana arloji itu sekarang. Itu benda bersejarah buatku, aku

ingin mendapatkannya,” katamu.

“Sayang, anakku,” jawab ayahmu.

“Kenapa?” tanyamu.

“Arloji itu telah kugadaikan untuk membeli buku harian yang baru, sebab

buku harian yang lama-lama sudah penuh semuanya.”

167

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

“Tentu sudah tidak bisa diambil lagi,” katamu.

“Ya, ya. Tentu sudah kadaluarsa. Tapi kalau kau punya uang kau bisa

membelinya di toko-toko,” kataku.

“Dan buku harian itu, apakah isinya?”

“Macam-macam, di antaranya: kebenaran. Tetapi buku harianku itu tidak

bisa digadaikan, dan yang kau baca ini adalah kutipan dari lembaran-lembaran

buku harian itu, yang bertanggal dua puluh satu November, tepat pada hari

ulang tahunku yang kedua puluh lima.”

Anakku yang tercinta. Kalau kuakhiri nasihatku-nasihatku ini, pada waktu

ini engkau belum ada. Tambang emas itu pun belum dibuka. Tetapi aku punya

usul; bagaimana kalau kau berusaha untuk menjadi insinyur pertambangan

saja? Tetapi jangan marah, anakku, ini cuma usul saja. Engkau memilih pilihan

hidup ini sesuai denga kemampuan pikiran dan tenagamu, asal saja pilihan itu

adalah pilihan yang benar: tidak merugikan masa depanmu dan masa depan

banyak manusia.

Sumber: Motinggo Busye dalam Jakob Sumardjo & Saini, K.M. 1986.

Apresiasi Kesusastraan

. Jakarta: PT Gramedia.

a)

Struktur Teks Ulasan Cerpen “Nasihat untuk Anakku”

S

upaya kamu dapat mengulas cerpen “Nasihat untuk Anakku” karya Motinggo

Busye dengan baik, kamu baca cerpen itu dengan cermat. Kemudian kamu ulas

berdasarkan struktur teks ulasan yang terdiri atas

orientasi, tafsiran, evaluasi,

dan

rangkuman

. Di dalam mengulas cerpen, hal penting yang harus kamu perhatikan

adalah gambaran umum, ringkasan, serta kelebihan dan kekurangan dari cerpen

tersebut.

b)

Tem

a Cerpen “Nasihat untuk Anakku”

Perlu kamu ketahui bahwa tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam

menulis

cerita bukan sekadar ingin bercerita, tetapi ingin mengatakan sesuatu

pada pembacanya. Sesuatu yang ingin dikatakannya itu bisa masalah kehidupan,

pandangan hidupnya tentang kehidupan ini, atau komentar terhadap kehidupan ini.

Semua kejadian dan perbuatan tokoh cerita, didasari oleh ide pengarang tersebut.

Sebuah

cerpen harus selalu mengatakan sesuatu, yaitu pendapat pengarang tentang

hidup ini sehingga orang lain dapat mengerti hidup ini lebih baik.

Bagaimana pesan pengarang tersebut dikemukakan dalam cerpen? Pesan itu

tentu saja tidak dikemukakan secara definitif. Pengarang menyatakan ide atau tema

dalam unsur cerita. Dalam cerpen yang berhasil, tema justru tersamar dalam seluruh

elemen. Pengarang menggunakan dialog-dialog tokoh, jalan pikiran, perasaan,

kejadian-kejadian, latar cerita untuk mempertegas atau menyarankan isi temanya.

Seluruh unsur cerita mempunyai satu arti saja dan satu tujuan. Yang mempersatukan

segalanya itu adalah tema.

Pada tugas ini kamu (secara berkelompok) harus bisa menentukan tema cerpen

“Nasihat untuk Anakku’’. Tema yang sudah ditemukan oleh tiap-tiap kelompok

168

Kelas

VIII

SMP/MTs

didiskusikan di depan kelas. Untuk memandu kamu di dalam menentukan tema,

kamu jawab pertanyaan berikut.

1)

Ba

gaimana sikap pengarang terhadap masalah yang dikemukakan di dalam cerpen

“Nasihat untuk Anak’’?

2)

Ap

akah nasihat yang dikemukakan oleh tokoh Ayah dalam cerpen ini juga berguna

bagi orang lain?

3)

Ap

a alasan tokoh utama melarang anaknya menjadi pengarang?

4)

Ba

gaimana pendapatmu tentang profesi pengarang?

Dengan demikian, apa tema cerpen tersebut? Tentukan tema tersebut dan sebutkan

alasannya.

c)

Plo

t Cerpen “Nasihat untuk Anakku”

Plot sering juga disebut alur

cerita. Contoh populer untuk menerangkan arti plot

ialah begini:

Raja mati

disebut jalan cerita, sedangkan

raja mati karena sakit hati

adalah plot. Apa yang disebut plot dalam cerita memang sulit dicari. Ia tersembunyi

di balik jalannya cerita.

Jalan

cerita bukanlah plot. Jalan cerita hanyalah perwujudan, bentuk wadah,

bentuk jasmaniah dari plot. Perlu kamu ketahui bahwa plot tidak sama dengan

jalannya

cerita. Contoh di atas jelas menunjukkan apa yang dimaksud dengan plot.

Raja mati

hanyalah bernilai berita, tidak mengandung plot, sedangkan

raja

mati

karena sakit hati

adalah plot karena tiba-tiba menjadi hiduplah imajinasi kita. Plot

dengan jalannya cerita memang tidak bisa dipisahkan, tetapi harus dibedakan. Secara

umum plot sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut.

1)

Pen

genalan

2)

Tim

bulnya konflik

3)

Ko

nflik memuncak

4)

Klim

aks

5)

Pem

ecahan

Setelah mengenal elemen-elemen plot, kamu analisis

cerpen “Nasihat untuk

Anakku” berdasarkan elemen-elemen plot tersebut. Hasil analisis ini juga kamu

diskusikan secara berkelompok.

d)

Ka

rakter

Perlu kamu ketahui bahwa mutu sebuah cerpen banyak ditentukan oleh kepandaian

si penulis menghidupkan watak tokoh-tokohnya. Kalau karakter tokoh lemah, seluruh

cerita menjadi lemah. Ada beberapa jalan yang dapat menuntun kita sampai pada

sebuah

karakter, yaitu (1) melalui apa yang dilakukan si tokoh, (2) melalui ucapan-

ucapan si tokoh, (3) melalui penggambaran fisik tokoh, (4) melalui pikiran-pikiran

sang tokoh, dan (5) melalui penerangan langsung (penulis membentangkan panjang

lebar watak tokoh secara langsung.

Pada bagian ini kamu diharapkan dapat menganalisis karakter tokoh di dalam

cerpen “Nasihat untuk Anakku”. Hasil analisis

karakter tokoh ini kamu diskusikan

secara berkelompok.

169

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

e)

Latar

D

alam

cerpen modern latar telah digarap para penulis menjadi unsur cerita yang

penting. Ia terjalin erat dengan karakter, tema, suasana cerita. Hanya tahu di mana suatu

cerita terjadi tidak cukup. Latar dalam cerpen modern telah menjadi jalinan dengan

unsur-unsur

cerpen lainnya. Latar bukan hanya menunjukkan tempat dan waktu

tertentu, melainkan juga hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, sampai pada macam

debunya, pemikiran rakyatnya, gaya hidup mereka, dan sebagainya.

Pada bagian ini kamu diharapkan dapat menganalisis latar di dalam cerpen “Nasihat

untuk Anakku”. Hasil analisis latar ini kamu diskusikan secara berkelompok. Pertanyaan

mendasar yang harus kamu jawab tentang latar adalah sebagai berikut.

1)

Da

patkah latar dalam cerpen “Nasihat untuk Anakku” diganti dengan tempat

yang lain tanpa mengubah karakter dan isi cerpen?

2)

Ap

akah latar akan tetap efektif pada keseluruhan cerpen kalau diabaikan atau

dihilangkan?

f )

Sud

ut Pandang

Sudut pandang pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang yang

diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Pada dasarnya ada empat

sudut pandang (

point of view

), yaitu (1) sudut pandang serba tahu (

omniscient point

of view

), (2) sudut pandang objektif (

objective point of view

), (3) sudut pandang orang

pertama, dan (4) sudut pandang orang kedua.

Selanjutnya, kamu diminta untuk menganalisis cerpen “Nasihat untuk Anakku”

berdasarkan sudut pandang.

g)

Un

sur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur pembentuk cerpen yang berada di luar

cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen tidak bisa lepas dari kondisi masyarakat pada saat

cerpen tersebut dibuat. Unsur ekstrinsik ini mempengaruhi penyajian, gaya, dan isi

cerpen. Unsur ekstrinsik meliputi latar pengarang, politik, psikologi, sosial-budaya,

dan agama.

Selanjutnya, secara berkelompok kamu diminta menganalisis unsur ekstrinsik

cerpen “Nasihat untuk Anakku”. Hasil analisis itu kamu diskusikan juga dengan

kelompok lain.

Kegiatan 3 Penyusunan Teks Ulasan secara Mandiri

Pada Kegiatan 3 ini kamu diharapkan mampu menyusun teks ulasan secara

mandiri. Kamu diminta untuk mengemukakan pendapat dengan membuat teks

ulasan berdasarkan pemahaman dan pengalaman kamu masing-masing.

Tugas 1 Mencari dan Mengidentifikasi Teks Ulasan

Carilah

teks ulasan yang mengulas cerpen,

novel, atau kumpulan puisi di media

massa cetak, seperti koran atau majalah! Identifikasi apakah teks yang kamu temukan

170

Kelas

VIII

SMP/MTs

itu betul-betul merupakan teks ulasan! Kamu juga boleh mencari teks ulasan di

internet. Perlu kamu ingat lagi bahwa teks ulasan memiliki struktur (bertata organisasi

khusus), yaitu

orientasi, tafsiran, evaluasi,

dan

rangkuman

. Sebagai perbandingan,

kamu boleh melihat kembali teks yang telah dicontohkan pada Kegiatan 1. Seandainya

teks yang kamu temukan itu bukan teks ulasani, modifikasilah agar menjadi teks

ulasan yang benar!

Tugas 2 Menyusun Teks Ulasan

1) Buatlah teks ulasan sebagai wadah kamu untuk mengulas karya sastra! Karya

sastra yang kamu ulas disarankan adalah novel remaja yang mutakhir, seperti

“Surat Kecil untuk Tuhan”, karya Agnes Davonar; “Berjalan di Atas Cahaya”. karya

Hanum Salsabiela Rais. Ada beberapa langkah yang dapat membantumu dalam

mengulas karya sastra, yaitu

(a) tentukan karya sastra apa yang akan diolah, misalnya, novel,

(b) carilah sebuah novel yang paling kamu sukai,

(c) bacalah novel tersebut dengan cermat dan tuntas,

(d) bacalah sekali lagi, kali ini cermati kejadian-kejadian penting dalam novel ini,

(e) tuliskan pokok-pokok kejadian tersebut dalam selembar kertas,

(f ) kembangkan kalimat yang sudah kamu tulis hingga menjadi paragraf,

(g) tuliskan pendapat kamu tentang novel tersebut,

(h) jangan lupa bubuhkan judul novel, pengarang, penerbit, ukuran novel, jumlah

halaman, dan harga novel.

2)

Set

elah menyusun teks ulasan tersebut, secara mandiri kamu ceritakan teks ulasan

tersebut di depan kelas. Kamu perlu meminta tanggapan dan masukan dari teman-

temanmu tentang isi teks tersebut.

Tugas 3 Mengidentifikasi Teks Ulasan

Pada Tugas 3 ini kamu identifikasi teks ulasan novel secara mandiri. Teks ulasan itu

bisa kamu cari di majalah, koran, atau internet. Identifikasi teks meliputi struktur teks

dan unsur kebahasaan yang meliputi kata rujukan, metafora, dan kalimat kompleks

(kalimat majemuk setara dan bertingkat).

Tugas 4 Mengulas Cerpen “Emak dan Sepotong Roti”

Pada Tugas 4 ini, kamu secara mandiri diharapkan dapat mengulas cerpen

Emak

dan Sepotong Roti

karya Caswati. Dengan demikian, kamu harus bisa menghasilkan

struktur

teks ulasan cerpen

Emak dan Sepotong Roti

analisis instrinsik dan ekstrinsik

cerpen

Emak dan Sepotong Roti

. Selanjutnya, ulasan cerpen

Emak dan Sepotong Roti

dapat kamu muat di majalah dinding atau majalah sekolah.

171

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Emak dan Sepotong Roti

Oleh Caswati

Sumber: www.kompas.com

Gambar 5.4 Nenek Mencari Batu

S

iang itu begitu terik. Pancaran sinar matahari tanpa ampun membakar punggung

Emak yang tengah mengumpulkan batu-batu kali dari sungai yang mengering.

Tampaknya, kemarau sudah kelewatan. Padahal, sekarang sudah memasuki bulan

Desember. Bulan yang disebut-sebut sebagai bulan hujan. Namun, hujan justru di

bulan ini tidak turun meski setetes. Akibatnya, bisa dilihat sendiri. Hampir semua

lahan persawahan mengering, menyisakan pohon pari yang menguning kering; tidak

ada rumput liar yang tumbuh menghijau; hanya ada batang-batang pohon kering yang

terus menerus menggugurkan daunnya setiap kali angin berhembus. Hah... sepertinya

kemarau sudah makin menggila. Lihatlah, satu-satunya sungai yang kami jadikan

sumber air pun mengering, seolah dihisap tanpa bekas, meninggalkan batu-batu terjal

yang membisu.

Tentu saja ini membuat keadaan desa kami makin terpuruk. Harus diakui, desa

kami memang termasuk desa miskin yang sering dilanda kekeringan saat musim

kemarau. Namun, desa kami belum pernah seterpuruk ini; sumber kehidupan kami

mengering tanpa sisa sehingga membuat para penduduk desa meninggalkan sungai

kerontang itu dan mencari sumber air di tempat lain.

Kecuali Emak. Bisa dibilang Emak adalah satu-satunya penduduk yang masih

setia mendatangi sungai kerontang itu. Bukan. Bukan untuk mengambil sisa-sisa air

sungai kerontang itu yang pasti. Seperti penduduk lain, Emak pergi ke gunung untuk

mendapatkan air. Setiap hari Emak datang ke sungai itu karena sebuah pekerjaan.

Sejak memasuki kemarau tahun lalu, Emak tidak lagi bekerja sebagai buruh

tani, melainkan sebagai pengumpul dan pemecah batu kali. Memang, pekerjaan ini

tampak—dan memang—terlalu kasar untuk seorang wanita seperti beliau. Namun,

setidaknya, bagi Emak dengan pekerjaannya ini ia bisa mencukupi kebutuhan

keluarganya, menyekolahkan kedua anaknya yang kini duduk di bangku kelas XII SMA

dan kelas 1 sekolah dasar.

Namun, sepertinya bukan awal kemarau tahun lalu bukanlah awal yang membuat

Emak menjadi wanita pekerja keras macam sekarang. Tepatnya, Emak menjadi tulang

punggung keluarga sejak meninggalnya bapak empat tahun lalu akibat epidemi yang

melanda desa kami. Ya benar. Sejak saat itulah Emak harus menjadi ibu sekaligus

kepala rumah tangga yang menafkahi kedua anaknya, Dani dan Dina.

Emak memulai pekerjaannya sebagai buruh cuci. Namun, karena tetangga kami

172

Kelas

VIII

SMP/MTs

kurang membutuhkan tenaganya, Emak berpindah menjadi buruh tani. Sayang, desa

kecil kami sering dilanda kekeringan berkepanjangan. Tidak banyak petani yang

menggarap sawahnya karena terlalu sering dirugikan oleh ulah kemarau yang angkuh.

Sebelumnya, Emak juga pernah menjadi buruh pikul di pasar. Akan tetapi, tubuhnya

yang kurus dan ringkih membuatnya tidak bisa terlalu lama melakoni pekerjaan itu,

belum lagi upah yang tidak seberapa, tidak sebanding dengan tenaga dan keringat

yang beliau keluarkan. Tidak sebanding juga dengan sakit pinggang yang sering Emak

rasakan setiap malam.

Akhirnya, Emak memutuskan untuk menjadi pengumpul dan pemecah batu

kali. Emak mempunyai alasan sendiri mengapa beliau memilih pekerjaan kasar itu.

Bagi Emak, tidak selamanya kemarau dan kekeringan yang sering melanda desa

selalu membawa kerugian dan penderitaan. Setidaknya, walaupun kemarau lebih

sering meneteskan keringatnya daripada meneteskan air dari langit, kemarau masih

memberinya kehidupan. Bagi Emak keringnya air sungai tidak berarti mengeringnya

harapan untuk hidup seperti yang selama ini dikeluhkan banyak penduduk. Justru

dengan mengeringnya air sungai, Emak mempunyai peluang dan harapan untuk terus

hidup.

Setiap hari, seusai mengantar Dina sekolah, Emak memulai pekerjaannya

mengumpulkan dan memecahkan batu-batu dengan modal serok bambu dan palu besi

berdiameter sepuluh senti. Emak lakoni pekerjaan kasarnya dengan penuh kesabaran.

Dengan harapan dari setiap butir batu yang beliau kumpulkan; dari palu besi yang

beliau pukulkan; dan dari setiap keringat yang menetas dari kening dan tubuhnya,

dapat memberi penghidupan yang layak untuk dua buah hatinya.

Keinginannya sederhana. Emak hanya ingin Dani dan Dina tidak merasakan

kesulitan dan kesengsaraan seperti yang beliau rasakan selama ini. Emak tidak ingin

kedua anaknya merasa kekurangan selama beliau masih bisa berdiri dengan kedua

kakinya. Wanita paroh baya berwajah tirus ini biarlah beliau yang susah payah, banting

tulang memeras keringat, asal kedua anaknya bisa makan, bisa sekolah, bisa jajan, dan

yang jelas lebih bahagia darinya. Dan demi mereka juga, Emak rela tidak makan asal

Dina dan Dani makan tiga kali sehari.

Emak juga berharap, dari jerih payahnya mengumpulkan dan memecahkan batu-

batu itu, beliau bisa menjualnya ke tukang bangunan. Tidak banyak memang yang

Emak peroleh dari kerja kerasnya selama lima hari atau seminggu. Biasanya Emak

memperoleh 40 ribu sampai 50 ribu rupiah untuk satu gerobak batu kali yang telah

beliau pecah.

Untunglah, Dani si anak sulung selalu membantunya—meski sebenarnya Emak

tidak sampai hati melihat anak gadisnya melakukan pekerjaan kasar itu. Jujur saja,

Dani cukup senang bisa membantu Emak bekerja, walaupun hanya mengangkuti batu

dari kali ke bawah pohon nangka di tepian sungai.

Kebetulan ini adalah hari Minggu. Hari untuk membantu Emak mengumpulkan

dan memecahkan batu-batu kali. Bagi gadis berjilbab ini, hari Minggu dalam kamusnya

bukan hari di mana bisa tidur nyenyak hingga siang bolong atau bermalas-malasan di

kursi empuk sambil menonton acara televisi. Juga bukan hari untuk bersantai, jalan-

jalan atau bersenang-senang dengan teman seumurannya.

Hari Minggu bagi Dani adalah hari untuk membantu Emak, mengingat tidak setiap

173

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

hari ia bisa membantu Emak. Setiap pagi Dani harus berangkat sekolah selepas subuh

dan baru sampai di rumah begitu azan Asar berkumandang—pada saat itu, biasanya

Emak sudah selesai bekerja.

Makanya, begitu ia selesai membersihkan rumah, memasak, mencuci dan beres-

beres rumah, sesegara mungkin ia menyiapkan diri membantu Emak. Sambil membawa

peralatan seperti yang dibawa Emak, Dani menggandeng adik semata wayangnya

melewati jalan terjal berumput kering yang agak menurun ke arah sungai.

Dari kejauhan tampak Emak dengan baju hijau kusam tengah duduk sambil

memecah batu kali di bawah sebatang pohon nangka yang mulai kehabisan daun.

Dani langsung duduk di sebelah Emak, sementara si kecil Dina dibiarkan bermain-

main batu di sekitar mereka.

“Batu yang Emak kumpulkan banyak juga,” kata Dani sambil mulai memukulkan

palu besinya.

“Kau seharusnya tidak di sini,” ucap Emak membuat kening Dani berkerut. Dia lalu

menatap Emak lekat-lekat, tetapi Emak sama sekali tidak balas menatapnya.

“Emak bilang apa?” Dani tak mengerti.

“Kau pulanglah. Ajak adikmu main. Emak bisa lakukan ini sendiri.” Tandasnya

sambil terus memukulkan palu, memecah batu, memecah kegersangan siang yang

membisu.

Dani terenyak, bingung memandangi Emak yang tiba-tiba terasa asing. Kenapa?

Ada apa?

“Kau dengar Emak ‘kan?” Tiba-tiba nada bicara Emak meninggi. Tentu saja ini

membuat Dani maupun Dina mengerjap. Selama ini Dani tak pernah mendengar

Emak bicara sedingin ini, apalagi tanpa menatapnya.

“Tapi....”

“Emak tidak pernah menyuruhmu membantu,” potong Emak makin keras

memukulkan palunya, memecah batu hingga berkeping-keping.

Masih kurang percaya, Dani akhirnya beranjak. Sambil menggandeng adiknya,

dia berjalan perlahan meninggalkan Emak yang sama sekali tidak menatapnya. Dani

menoleh, memandangi Emak yang menunduk sambil tak henti-hentinya memukulkan

palu.

Dani menghela nafas, dia melangkah lagi. Kenapa Emak begitu? Marahkah Emak

padaku? Pikirnya.

Tepat pada langkahnya yang kelima, Dani dikejutkan dengan jeritan Emak yang

memantul dari satu sisi tebing yang lain. Sekonyong-konyong, dua kakak beradik

itu menoleh. Dani, matanya langsung membelalak begitu melihat tangan kiri Emak

terkulai di atas tumbukan batu dengan darah yang mengucur deras, sementara palu

besi yang semula digunakan untuk memecah batu tergeletak tak berguna.

“Emak!” Pekik Dani langsung menubruk tubuh Emak yang bersandar di batang

pohon. Wajah tirus itu pucat, bibir keringnya gemetar, keringat di keningnya makin

santer mengalir, mata cekungnya terpejam.

“Innalillahi, Emak!” Dani berusaha menyentuh tangan kiri Emak sehalus mungkin,

tetapi justru membuat Emak makin mengerang kesakitan. Dani bingung. Ia ingin

membantu Emak, tetapi ia tak tahu harus melakukan apa, harus mulai dari mana.

Terlebih tubuh Emak tiba-tiba lemas seperti tanpa tulang.

174

Kelas

VIII

SMP/MTs

“Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan?” gumamnya sambil berusaha

menyandarkan kepala Emak di dadanya.

“Dina, cepat panggilkan Lik Sukur dan Pak Ghozi. Cepat!” serunya pada Dina yang

sejak tadi hanya memandang bingung. Tanpa komentar, bocah bertubuh mungil itu

lantas berlari meninggalkan Emak dan Mbaknya.

“Emak, bertahanlah.” Ucap Dani bergetar tidak kuasa memandangi luka menganga

di tangan kiri Emak. Dani bahkan hampir menangis dengan keadaan Emak yang makin

melemah. Ditambah lagi cairan merah kental itu tidak henti-hentinya mengucur,

mewarnai tumpukan batu kelabu yang sekian lama beliau kumpulkan sedikit demi

sedikit.

“Daaaan...” ucap Emak lirih nyaris tak terdengar, membuat Dani harus sedikit

mendekatkan kepalanya.

“Ma... maaf... maafkan Emak...” ucap Emak lagi terbata, menahan perih yang

teramat sangat. Perih yang membuat semua kekuatannya terhempas ke awan, perih

yang membuatnya tidak bisa melakukan apa pun meski hanya sekadar membuka

mata. Ya, perih yang melampaui batas kemanusiaan.

Sejak tangan kirinya terluka dan tidak bisa bekerja, Emak jadi sangat pendiam.

Wajah sendunya jadi murung. Belakangan ini, Emak sering menghabiskan waktu

untuk melamun selama berjam-jam di bale-bale rumah. Tampak jelas di wajah

senjanya Emak memikirkan sesuatu, sesuatu yang membuatnya tampak frustasi.

Beberapa kali Dani memergoki Emak menangis. Setiap kali didekati dan ditanya,

Emak selalu menjawab tidak apa-apa, selalu bersikap seolah beliau baik-baik saja.

Jujur, Dani semakin khawatir dengan keadaan Emak. Terlebih tangan kiri Emak

yang terluka belum sempat tersentuh tangan dokter karena kendala biaya. Luka di

tangan Emak hanya diobati dengan obat seadanya dan getah daun pinisilin yang

ditanam di kebun belakang. Akibatnya, luka menganga itu meradang, membengkakkan

bagian yang lain.

Dani yakin luka itu sudah menginfeksi tangan Emak. Ia sebenarnya ingin

membawa Emak ke bidan desa dengan sisa uang hasil penjualan batu beberapa hari

lalu. Hanya saja Emak selalu menolak dengan alasan bahwa Dani dan Dian lebih

membutuhkannya untuk ongkos sekolah. Emak juga menegaskan bahwa tangannya

baik-baik saja dan akan segera sembuh. Dan yang dapat Dani lakukan tentu saja

menuruti kata-kata Emak, merawatnya dengan curahan kasih dan perhatian yang

tiada pernah mengering.

Usai salat Subuh, usai menyiapkan sarapan dan menyelesaikan hampir semua

pekerjaan rumah, seharusnya Dani cepat berangkat sekolah karena jarak 10 km yang

ditempuh dengan jalan kaki sering membuatnya terlambat sampai di sekolah. Entah

kenapa, pagi ini Dani merasa khawatir meninggalkan Emak. Dia merasa begitu karena

sudah tiga hari ini kesehatan Emak makin menurun. Ditambah lagi sejak kemarin

siang Emak tidak dapat beranjak dari ranjang.

“Emak ingin memberimu sesuatu, tetapi Emak tidak yakin apakah Emak bisa. Kau

minta apa?”

“Terima kasih, Mak. Doa dan kasih Emak sudah lebih dari cukup untuk Dani.”

Dani lantas menakupkan telapak tangan kanan Emak di pipinya yang mulus. Tangan

Emak terasa panas, juga lemas seperti tanpa tenaga.

175

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

“Kalau begitu, kau pergilah. Nanti kau bisa kesiangan. Emak akan baik-baik saja.”

Kata Emak pelan masih dengan tersenyum.

“Dani tidak masalah membolos sehari ini, Mak. Dani akan merawat Emak sampai

Emak benar-benar sembuh.”

Emak menggeleng pelan, pelan sekali sambil memejamkan matanya yang sayu.

“Tidak. Kau harus sekolah. Kau harus menjadi yang terbaik seperti yang sering kau

katakan pada Emak.”

“Tapi, Mak,” lanjut Dani, “Hari ini Dani ada kelas sore. Itu artinya Dani akan pulang

sampai malam.”

Emak tersenyum tipis, itu pun terkesan dipaksakan, “Kau pergilah sekolah.

Tunaikan kewajibanmu sebagai seorang anak yang berbakti kepada orang tua. Emak

tidak meminta apa pun padamu selain keberhasilanmu, kebahagiaanmu agar tidak

bernasib seperti Emak.”

Berat, Dani menurut juga.

“Baiklah, Mak. Dani berangkat. Assalamualaikum...” ucapnya sambil mengecup

punggung tangan kanan Emak.

Emak tersenyum memandangi punggung anak sulungnya yang tampak bersahaja.

Emak tidak menyangka bahwa anak sulungnya telah tumbuh menjadi gadis cantik

berhati mulia. Namun, ada sebuah rasa yang tiba-tiba menyesakkan dadanya. Sesuatu

yang menyusup, menggetarkan hati dan pikirannya. Sesuatu yang membuatnya kecewa

pada dirinya sendiri.

Emak lalu menoleh pada Dina yang sejak tadi berdiri di sampingnya. Pelan Emak

berkata, “Kau lihat Mbakmu itu, Din? Kau harus seperti dia, ya?” dan, si kecil Dina pun

mengangguk tegas.

Samar-samar dari balik pekatnya malam, Dani bisa melihat lampu rumahnya

menyala, menembus sela-sela

gedheg

dinding rumahnya. Sementara suara azan tanda

salat Isya yang berkumandang dari surau tua yang berdiri kokoh di ujung jalan seolah

menyambut kepulangannya dari sekolah.

Pelan, Dani mendorong pintu bambu rumahnya. Sambil mengucap salam, ia lantas

masuk. Tampak olehnya, di ruang tengah berlantai tanah dengan beberapa kursi

bambu dan sebuah meja yang sudah reot, Emak dan Dina tengah menunggunya. Dani

tersenyum manis melihat tatapan polos adiknya, sementara Emak menelungkupkan

kepala di atas meja. Sepertinya Emak sangat kelelahan, pikir Dani.

Senyum Dani makin mengembang ketika matanya membentur bayangan sepotong

roti tar dengan sebatang lilin kecil yang menyala. Roti sederhana yang Dani yakin dibeli

Emak di toko kue di ujung jalan desa. Roti yang selalu Emak berikan setiap kali anak-

anaknya ulang tahun. Jadi, ini yang ingin Emak berikan untukku? Pikir Dani setengah

ingin menangis karena terlalu senang. Bagaimana mungkin Emak menyempatkan

diri membeli sepotong roti sementara tangannya yang terluka dibiarkan tak tersentuh

dokter? Terawang Dani.

“Ini untuk Mbak Dani.” Kata Dina memecah keheningan. Mata jernihnya menatap

Dani, “Emak bilang minta dibangunkan kalau Mbak Dani pulang.”

Dani tersenyum lantas mengangguk. Ia berjalan ke sebelah kiri Emak lalu

mendekatkan kepalanya ke kepala Emak yang menelungkup. Pelan ia berkata, “Emak...”

Emak bergeming. Tampaknya Emak telah terlelap.

176

Kelas

VIII

SMP/MTs

“Emak, Dani pulang...” lanjut Dani kali ini sambil merangkul bahu Emak.

Masih belum ada jawaban.

Tiba-tiba seberkas rasa khawatir menjalar ke sekujur tubuhnya. Perlahan tapi pasti.

Kekhawatiran itu menyurutkan senyum di bibir mungilnya. Ya, kekhawatiran yang

dirasakan bersama dengan rasa dingin dari punggung Emak.

“Emak!” kini Dani sedikit mengguncangkan bahu ringkih itu hingga kepala wanita

separuh baya itu terkulai begitu saja di lengannya. Sejenak, Dani pandangi wajah Emak

yang pasih. Tiga detik kemudian ada sesuatu yang ia rasakan, sesuatu yang berbeda,

sesuatu yang belum sempat ia pikirkan.

Wajah tirus Emak pucat pasih dengan seulas senyum dingin mengembang di bibir

kering yang jarang tersentuh air. Matanya terpejam rapat, rapat sekali seperti orang

tidur. Dani pias. Entah kenapa tiba-tiba tulang-tulangnya seperti dilolos satu persatu.

Dani seperti tersadar, ia baru saja kehilangan sesuatu yang berharga. Sesuatu yang

pergi bersama dengan sebatang lilin yang meleleh di atas sepotong roti, sesuatu yang

pergi bersama nyala lilin yang berkedip-kedip tertiup angin, sesuatu yang pergi diiringi

semayup suara iqomah dari surau tua di ujung jalan.....

Sementara si kecil Dina memandangi dua anggota keluarganya bergantian.

Kepolosannya menjadi saksi perjuangan Emak mengumpulkan dan memecahkan

batu-batu kali demi sepotong roti untuk anak yang beliau kasihi.

Persembahan untuk Emak

Wanita mengagumkan dalam hidupku

Caswati, lahir di Jakarta, 23 September 1989 Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada,

bertempat tinggal di GMNU, Jalan H.O.S. Cokroaminoto TR III/890B, Gg. Ngadimulyo, Sudagaran, Yogyakarta, telepon

(0274) 619730

Sumber: Balai Bahasa Yogyakarta. 2007.

Mata Hati Antologi Puisi dan Cerpen Hasil Lomba dalam Rangka Bulan Bahasa

dan Sastra 2007

. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Balai Bahasa Yogyakarta

.

177

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Mari Berdiskusi

Setelah membahas dan memahami Bab V, kamu diskusikan bersama teman-

temanmu tentang teks ulasan berbagai karya sastra. Berilah tanda centang (v)

pada kolom memahami, kurang memahami, dan tidak memahami sesuai dengan

pengalaman masing-masing!

No.

Pemahaman dan

Penerapan

Memahami

dan

Menerapkan

Kurang

Memahami

dan Sudah

Menerapkan

Tidak

Memahami

dan Tidak

Menerapkan

1

Karya sastra berkaitan

erat dengan kehidupan.

2

Sastra dan manusia

serta kehidupannya

adalah sebuah persoalan

yang penting dan

menarik untuk dibahas

dan diulas secara

menyeluruh.

3

Saya memahami

struktur teks ulasan.

4

Saya memahami unsur

kebahasaan teks ulasan.

5

Saya bisa menganalisis

dan memahami unsur

instrinsik

cerpen dan

novel.

6

Saya bisa menganalisis

dan memahami unsur

ekstrinsik

cerpen dan

novel.

178

Kelas

VIII

SMP/MTs

Perenungan

Setelah belajar tentang teks ulasan, tentu kamu memiliki simpulan

di dalam pembelajaran ini. Sekarang, coba kamu tuliskan hasil

perenunganmu tentang pembelajaran pada Bab V ini. Simpulanmu

tentu berkaitan dengan sikap, pengetahuan yang kamu peroleh, dan

keterampilan yang kamu dapat selama pembelajaran berlangsung.

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

________________________________________________________

179

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Daftar

Pustaka

Alisjahbana, S. Takdir. 1996.

Puisi Lama

. Jakarta: Pustaka Rakjat.

------------.1996.

Puisi Baru

. Jakarta: Pustaka Rakjat.

Alwi, Hasan. dkk. 1998.

Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

. Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka.

Amir Hamzah, “Padamu Jua” dalam Pradopo, Rachmat Djoko. 2000.

Pengkajian

Puisi

. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anwar, Chairil. 1983.

Deru Campur Debu

. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Aswani, Jamal Ma’mur. 2011.

7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan).

Yogyakarta: Diva Press.

Christie, F. 2012.

Language Education Throughout the School Years: A Factual Aspect.

Michigan: Willey Blackwell.

Damono, Sapardi Djoko. 1994.

Hujan Bulan Juni

. Jakarta: Grasindo.

------------. 2003.

Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan

. Jakarta: Pusat Bahasa.

Danandjaya, James. 1984.

Folklore Indonesia

. Jakarta: Grafiti Pers.

Darma, Budi. 2004.

Pengantar Teori Sastra

. Jakarta: Pusat Bahasa.

Davonar, Agnes. 2008.

Surat Kecil untuk Tuhan

. Jakarta: Inandra Published.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

. Jakarta:

Balai Pustaka.

Derewianka, B. 1990.

Exsploring How to Texts Work

. Sydney: PETA.

Emilia, E. 2011 Pendekatan

Genre Based

dalam Pengajaran Bahasa Inggris, Petunjuk

untuk Guru. Bandung: Rizqi Press.

Emilia, Emi & Frances Christie.

Factual Genres in English: Learning to Write, Read and

Talk about Factual Information

. Bandung: Rizqi Press.

Ernes

Stella. 2013. 50 Cerita Fabel Dunia.

Jakarta: anakkita.

Eureka dan Sarumpaet, Riris K. Toha. 2010.

Pedoman Penelitian Sastra Anak

. Jakarta:

Ob or.

Firdaus, Endang

.

2013.

Kumpulan Cerita Binatang.

Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

180

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Gawa, John. 2004.

Kebijakan dalam 1001 Pantun

. Jakarta: Kompas.

Gerot, L., & Wignell, P. 1994.

Making Sense of Functional Grammar

. Sydney: Gerd

Stabler.

Hadi, Abdul W.M.

Meditasi: Sajak-Sajak 1971—1975

. Jakarta: Balai Pustaka.

Hari Sunaryo. 2005.

Membaca Ekspresif

. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah

Malang.

Hemarosyaf, Furryan. 2010.

Tokoh Berpengaruh di Dunia

. Jakarta: PT Pesagimandiri

Perkasa.

Herfanda, Ahmadun Yosi. 1996.

Sembahyang Rumputan

. Jakarta: Bentang Budaya.

Ismail, Taufiq. 1975.

Sajak Ladang Jagung

. Jakarta: Pustaka Jaya.

Jassin, H.B. 1987.

Pujangga Baru

. Jakarta: Gunung Agung.

------------. 1976.

Angkatan 66

. Jakarta: Gunung Agung.

------------. 1982.

Gema Tanah Air: Prosa dan Puisi

. Jakarta: Balai Pustaka.

Keraf, Gorys. 1989.

Komposisi

. Ende: Nusa Indah.

------------. 2002.

Diksi dan Gaya Bahasa

. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

------------. 2007.

Argumentasi dan Narasi

. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kesuma, Dharma, dkk. 2011.

Pendidikan Karakter.

Bandung: Rosda.

Knapp, Peter and Megan Watkins. 2005.

Genre,

Teks,

Grammar

. Sydney: University of New South Wales

Press Ltd.

Koentjaraningrat. 1987.

Manusia dan Kebudayaan

. Jakarta: Djambaran.

Latif, Yudi. 2009.

Menyemai Karakter Bangsa

. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Marsudihardjo, Bartolomeus, dkk. 2013.

Kenari Kecil dari Kalabahi

. Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara.

MEDSP. 1989.

A Brief Introduction to Genre

. Sydney: MEDSP.

Michael, Degen. 2000.

Crafting Expository Argument: Practical Approaches to the

Writing Process for Students and Teachers

. Third Edition. Dallas: Telemachos

Publishing.

Noor, Rohimah M. 2011.

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra.

Yogyakarta: Ar. Ruzz

Media.

Nurhadi. 2005.

Membaca Cepat dan Efektif

. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

181

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Pradopo, Rachmat Djoko. 2000.

Pengkajian

Puisi

. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Purwo, Bambang Kaswanti. 1984.

Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak

Kurikulum 1984.

Yogyakarta: Kanisius.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan

. Jakarta: Balai Pustaka.

Ramadansyah, Drs., M.Pd. 2012.

Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra

Indonesia

. Bandung: Dian Aksara Press.

Ratmana, SN. 2005.

Soetji Menulis di Balik Papan Tulis

. Tegal: Wacana Bangsa.

Rendra, W.S. 1980.

Potret Pembangunan dalam Puisi

. Jakarta: Lembaga Studi

Pembangunan.

Rouf, Irwan dan Shenia Ananda. 2004.

Rangkuman

Cerita Rakyat Indonesia

. Jakarta:

Anak Kita.

Sumardjo, Jakob & Saini K.M. 1986.

Apresiasi Kesusastraan

. Jakarta: Gramedia.

Samho, Bartolomeus.2013.

Visi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

.Yogyakarta: Kanisius.

Santosa, Riyadi. 2003.

Semiotika Sosial: Pendekatan terhadap Bahasa

. Surabaya:

Pustaka

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1989.

Psikologi Remaja

. Jakarta.

Sastrowardojo, Subagio. 1985.

Keroncong Motinggo

. Jakarta: Balai Pustaka.

Sekarningsih, Ani. 2006.

Namaku Teweraut

. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Setiafitri, Pipit, dkk. 2013.

Storypedia Binatang Paling

. Tangerang: Buah Hati.

Setyaningsih, Retno Wulandari. 2013.

312 Dongeng Binatang dari Seluruh Penjuru

Dunia

. Yogyakarta: Indoliterasi.

Situmorang, Sitor. 1994.

Salju di Paris

. Jakarta: Grasindo.

Sulastri, dkk.

Keluargaku Inspirasiku Antologi Esai Mahasiswa PBSI Kelas F

.

Yogyakarta; Diandra Creative.

Surjomihardjo, Abdurrachman. 1986.

Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam

Sejarah Indonesia Modern

. Jakarta: Sinar Harapan.

Sutanto, Sergius. 2013.

Hatta: Aku Datang Karena Sejarah

. Bandung: Qanita.

Tatengkeng, J .E. “

Perasaan Seni” dalam Jassin, H.B. 1982. Gema Tanah Air: Prosa dan

Puisi

. Jakarta: Balai Pustaka.

Warsita Tutitjitalawati “Jakarta” dalam Rosidi, Ajip.

Langit Biru Laut Biru

. Jakarta.

182

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Wena, Made. 2009.

Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer

: Rawamangun: PT.

Bumi Angkasa

Wisanggeni, G. Aryo. 2013. “Dari Belanga Teraduklah Papeda”. Dalam

Kompas

Edisi

21 Desember 2013.

Wiyanto, Asul. 2005.

Kesusastraan Sekolah

. Jakarta: Grasindo.

Yusa, Biran Misbach. 2008.

Keajaiban di Pasar Senen

. Jakarta: Kepustakaan Populer

Indonesia.

2013.

Lima D ollar,

Antologi

Cerita Pendek Anak Perbatasan.

Nusa Tenggara Timur:

Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur.

183

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

http://www.bdksurabaya.kemenag,go.id./file/dokumen/textreview.pdf

http://www.belajarbahasainggris.us/2012/10/review-text-penjelasan-contoh-

lengkap-html.

http//www.cerpenmu.com karya Ayui Soesman

http://balitbu.litbang.deptan.go.id/

http://en.wikipedia.org/wiki/Habibie

http://habibiecenter.or.id/detilurl/id/211/news/Habibie.Tokoh.Paling.Inspiratif.yang.

Tergusur

http://hilmaneriansyah.blogspot.com.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara Ki Hadjar Dewantara

http://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Susanti

http://kemahasiswaan.narotama.ac.id.

http://carapedia.com/naskah_drama_pendidikan_info3495.html

http://manfaat-buah-naga-alami.com/

http://paskalina.wordpress.com/2008/11/06/monyet-dan-ayam/

http://pelangiituaku.wordpress.com/2009/05/28/kumpulan-puisi-nasionalis-milik-

pelangi/

http://profil.merdeka.com/indonesia/b/baharuddin-jusuf-habibie/

http://profil.merdeka.com/indonesia/s/susi-susanti/

http://sosok.kompasiana.com/2011/05/02/ni-wayan-mertayani-anak-sma-yang-

yatim-dan-teramat miskin-peraih-juara-1-internasional-pak-mendiknas-apa-

tindakan-bapak-kepada-anak-ini-359626.html

http://tantrapuan.wordpress.com/category/puisiku/antologi-puisi-anak/

http://taufiqismail.com/perkenalkan-saya-binatang/159-gajah.

http://www.carabudidaya.com.

http://www.cookies.web.id.

http://www.dheanbj.com/2012/12/diskusi-pengertian-dan-manfaatnya.

http://www.eswete.com.

http://www.foto-foto.com.

http://www.okezone.com.

184

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

http://www.poztma.com.

http://www.republika.co.id.

http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/1502-bapak-

pendidikan-nasional.

http://www.wikipedia.org.

http://www.englishindo.com/2012/08/discussion-text.html.

http://www.grania-ga.blogspot.com

http://www.allaboutpoem-puisi.blogspot.com

http://www.jendelasastra.com

185

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Glosarium

Adegan

pem

unculan tokoh baru atau pergantian susunan (layar) pada pertunjukan wayang;

bagian babak dalam lakon (sandiwara film)

Ajang

Medan; tempat (untuk bertempur dan sebagainya)

Aktor

pria yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita, drama, dan sebagainya di

panggung, radio, televisi, atau film; orang yang berperan dalam suatu kejadian penting

Almamater

perguruan tinggi atau akademi tempat mahasiswa pernah belajar dan menyelesaikan

pendidikannya

Alur

rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan saksama dan menggerakkan jalan

cerita melalui kerumitan ke arah klimaks dan penyelesaian

Amanat

gagasan yang mendasari karya sastra; pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada

pembaca atau pendengar

Antagoni

s

tokoh dalam karya sastra yang merupakan penentang dari tokoh utama; tokoh lawan

Antarkalimat

kata yang menjadi penghubung antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dalam

satu paragraf sehingga kalimat menjadi lebih padu

Antarparagraf

kata yang menjadi penghubung bagian bab dalam suatu karangan (biasanya

mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru) atau alinea

sehingga paragraph menjadi utuh

Antikolonial

menentangyang berhubungan dengan sifat jajahan

186

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Antologi

kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang.

Antonim

kata yang berlawanan makna dengan kata lain; leksem yang berpasangan secara

antonimi.

Argumen

alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,

atau gagasan

Argumentasi

alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan

Argumen mendukung (pendukung)

alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,

atau gagasan sebagai upaya mendukung terhadap pendapat seseorang

Argumen menentang (penolak)

alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,

atau gagasan sebagai upaya penolakan terhadap pendapat seseorang

Artikel

karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dan

sebagainya.

Artis

ahli seni; seniman, seniwati (seperti penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama)

Asrama

bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas

sejumlah kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama

Bakat

dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir

Balai (balai-balai)

tempatduduk atau tempat tidur yang dibuat dari bambu atau kayu

Bermain peran

berperan sebagai; memerankan; melakukan sesuatu dengan aktif; berlaku aktif (dalam

suatu peristiwa, perkumpulan, dan sebagainya.)

187

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Best seller

sebuah buku (fiksi dan nonfiksi) yang sangat populer dan penjualannya paling laris

Bilah

belahan bambu (kayu dan sebagainya.) yang tipis dan panjang; sesuatu yang menyerupai

bilah (terutama pisau, pedang, dan sebagainya.)

Blokir

membekukan; memberhentikan

Budaya

pikiran; akal budi; adat istiadat; sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang

(beradab, maju); sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah

Buku harian

buku tulis yang berisi catatan tentang kegiatan yang harus dilakukan dan kejadian yang

dialami setiap hari

Bumiputra (Bumipoetra)

anak negeri; penduduk asli

Buruh

orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat upah; pekerja

Buruh kasar

buruh yang menggunakan tenaga fisiknya karena tidak mempunyai keahlian di bidang

tertentu

Calon

orang yang akan menjadi; orang yang dididik dan dipersiapkan untuk menduduki

jabatan atau profesi tertentu; orang yang diusulkan atau dicadangkan supaya dipilih

atau diangkat menjadi sesuatu

Cerita

tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan

sebagainya.); karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan

orang; kejadian dan sebagainya. (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang

hanya rekaan belaka); lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan dalam gambar

hidup (sandiwara, wayang, dan sebagainya.); omong kosong; dongengan (yang tidak

benar); omongan

Cerita naratif

rangkaian cerita yang mengisahkan suatu rangkaian kejadian atau peristiwa cerita

188

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Cerita pendek

kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang

dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika)

Koda (Coda)

perubahan yang terjadi pada tokoh dan atau pelajaran yang dapat dipetik dari cerita;

sifatnya opsional.

Dampak

benturan; pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif )

Dampak negatif

pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang negatif

Dampak positif

pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang positif.

Dengaran (dengar-dengaran)

seakan-akan mendengar sesuatu; percaya atas pendengaran; suka menurut

(mengindahkan)

Diameter

garis lurus melalui titik tengah lingkaran dr satu sisi ke sisi lainnya; garis tengah

Diksi (pilihan kata)

pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan

gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (sepertiyang diharapkan)

Dinamika

gerak (dari dalam); tenaga yang menggerakkan; semangat

Dialog

percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya.); karya tulis yang disajikan dalam

bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih

Diskusi

pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah

Diskusi kelompok

kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi

kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan

seorang individu; penyelesaian masalah dengan melibatkan kelompok-kelompok kecil

189

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Diskusi panel

diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang (yang disebut panel) yangg membahas

suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan khalayak, pendengar (siaran

radio), atau penonton (siaran televisi), khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau

memberikan pendapat.

Dongeng

cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang

aneh-aneh); perkataan (berita dan sebagainya.) yang bukan-bukan atau tidak benar

Dongeng tradisional

cerita yang disampaikan secara turun-temurun

Drama

komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan

watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan; cerita atau kisah,

terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan

teater

Drastis

tegas dan cepat; keras dan berpengaruh cepat; menyeluruh; radikal; hebat; luar biasa

Dunia maya

media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan

komunikasi satu arah ataupun timbal-balik secara online (terhubung langsung). Dunia

maya ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan

komputer (sensor, tranduser, koneksi, transmisi, prosesor, signal, kontroler) yang dapat

menghubungkan peralatan komunikasi (komputer, telepon genggam, instrumentasi

elektronik, dan lain-lain) yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif

Ejaan

kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya.)

dalam bentuk tulisan (huruf-huruf ) serta penggunaan tanda baca

Ekosistem

keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu

satuan ekologi dalam alam; komunitas organik yang terdiri atas tumbuhan dan hewan,

bersama habitatnya; keadaan khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan

komponen organisme tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi

Eksakta

bidang ilmu tentang hal-hal yang bersifat konkret yang dapat diketahui dan diselidiki

berdasarkan percobaan serta dapat dibuktikan dengan pasti

190

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Eksposisi

uraian (paparan) yang bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan (misal suatu karangan);

pameran (barang hasil industri, karya seni, kerajinan tangan, dan sebagainya.); bagian

awal karya sastra yang berisi keterangan tentang tokoh dan latar; paparan

Ekspresi

pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan

maksud, gagasan, perasaan, dan sebagainya.); pandangan air muka yang memperlihatkan

perasaan seseorang

Ekstrinsik

berasal dari luar (tentang nilai mata uang, sifat manusia, atau nilai suatu peristiwa);

bukan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dr sesuatu; tidak termasuk intinya

Elemen

bagian (yang penting, yang dibutuhkan) dari keseluruhan yang lebih besar; unsure

Energi

kemampuan untuk melakukan kerja (misal untuk energi listrik dan mekanika); daya

(kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misal

dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar

matahari); tenaga

Epidemi

penyakit menular yang berjangkit dengan cepat di daerah yang luas dan menimbulkan

banyak korban, misal penyakit yang tidak secara tetap berjangkit di daerah itu; wabah

Fabel

cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh

binatang (berisi pendidikan moral dan budi pekerti)

Fasilitas

sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan

Fauna

keseluruhan kehidupan hewan suatu habitat, daerah, atau strata geologi tertentu; dunia

hewan; karya atau penerbitan yang memuat daftar dan penelaahan jenis hewan suatu

habitat, daerah, atau strata tertentu

Favorit

orang yang diharapkan (dijagokan, diunggulkan) untuk menjadi juara; kesayangan;

kegemaran

191

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Fiksi

cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya.); rekaan; khayalan; tidak berdasarkan

kenyataan; pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran

Frasa

gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif

Gagasan

hasil pemikiran; ide

Gaya

sikap; gerakan; irama dan lagu (dalam nyanyian, musik, dan sebagainya): ragam (cara

rupa, bentuk, dan sebagainya.) yang khusus (mengenai tulisan, karangan, pemakaian

bahasa, bangunan rumah, dan sebagainya.); cara melakukan gerakan dalam olahraga

(renang, lompat, dan sebagainya.); lagak lagu; tingkah laku; sikap yang elok; gerak-gerik

yang bagus; elok; bergaya

Gugur

jatuh sebelum masak (tentang buah-buahan); lahir sebelum waktunya (tentang bayi);

runtuh (tentang tanah); batal; tidak jadi; tidak berlaku lagi; mati dalam pertempuran;

kalah; rontok

Gunting

perkakas untuk memotong kain (rambut dan sebagainya.)

Gunung

bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m)

Habitat

tempat hidup organisme tertentu; tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan dan hewan);

lingkungan kehidupan asli; tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan, dan

manusia dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi

Hama

hewan yang mengganggu produksi pertanian seperti babi hutan, tupai, tikus, dan

terutama serangga; benih penyakit; biang keladi kerusakan; perusak

Handphone

telepon dengan antena tanpa kabel yang dapat dibawa ke mana-mana

Harmonis

bersangkut paut dengan (mengenai) harmoni; seia sekata

192

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Helai

Barang yang tipis lebar (seperti daun, kertas); lembar; kata penggolong untuk barang

yang tipis atau halus (seperti kertas, kain, rambut, benang).

Huruf kapital

huruf besar; huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf

biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat,

huruf pertama nama diri dan sebagainya., seperti A, B, H.

Huruf kecil

huruf yang digunakan untuk menulis kata-kata, seperti a, b, k, dan p

Ide pokok

gagasan utama

Ideal

sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki

Identik

Sama benar; tidak berbeda sedikit pun; sama dan sebangun.

Indentifikasi

tanda kenal diri; bukti diri; penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan

sebagainya.

Identitas pribadi

ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang; jati diri seseorang

Ilustrasi

gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya;

gambar, desain, atau diagram untuk penghias (halaman sampul dan sebagainya.); (pen-

jelasan) tambahan berupa contoh, bandingan, dan sebagainya. untuk lebih memperjelas

paparan (tulisan dan sebagainya)

Inang

organisme tempat parasit tumbuh dan makan

Individu

orang seorang; pribadi orang (terpisah dari yang lain)

Infeksi

kemasukan bibit penyakit; ketularan penyakit; peradangan

193

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Inspirator

orang yang bisa memberi inspirasi

Integritas

mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki

potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran

Interaksi

hal saling melakukan aksi, berhubungan, mem-pengaruhi; antarhubungan

Internet(Interconnection-networking)

jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas

komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit

Intrakalimat

kata yang menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat

Istilah

kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,

keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu; sebutan; nama

Isu

masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya); kabar yang tidak jelas

asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-desus

Jaring

alat penangkap ikan, burung, dan sebagainya. yang berupa siratan (rajutan) tali (benang)

yang membentuk mata jala; jebakan; perangkap

Jasa

perbuatan yang baik atau berguna dan bernilai bagi orang lain, negara, instansi, dan

sebagainya.

Jejaring sosial

suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu

atau organisasi) yang dijalin dengan satu ataulebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi,

ide, teman, atau keturunan

Jilbab

kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai

dada.

194

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Jumlah halaman

banyaknya halaman dalam sebuah buku

Kaidah

rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; patokan suatu himpunan

beberapa patokan umum berdasarkan struktur bahasa

Kalimat

kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan; perkataan;

satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan

secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa

Kalimat aktif

kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan dalam predikat verbalnya

Kalimat kompleks

kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk

kalimat yang terjadi dari dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu; Kalimat

majemuk bertingkat

Kalimat majemuk setara

kalimat yang terjadi dari dua klausa atau lebih yang hubungan antarklausanya

koordinatif

Kalimat majemuk bertingkat

kalimat yang terjadi dari dua klausa atau lebih yang dipadukan menjadi satu, yang

hubungan antar klausanya subordinatif; kalimat kompleks

Kalimat pasif

kalim

at yang subjeknya merupakan tujuan dari perbuatan dalam predikat verbalnya

Kalimat perintah/imperative

kalimat yang mengandung intonasi dan makna perintah atau larangan.

Kalimat simpleks

kalimat yang hanya terdiri atas satu verba utama yang menggambarkan aksi, peristiwa,

atau keadaan

Kalimat tunggal

kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa

195

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Kamus

buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut

keterangan tentang makna, pemakaian, atau terjemahannya; buku yang memuat

kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang

makna dan pemakaiannya

Kanopi

tirai atau langit-langit dari terpal, kain, logam dan sebagainya.

Karakter

sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang

lain; tabiat; watak

Karier

perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya.;

pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju

Karnaval

pawai dalam rangka pesta perayaan (biasanya mengetengahkan bermacam corak hal

yang menarik dari yang dirayakan itu)

Karisma

keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam

hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari

masyarakat terhadap dirinya; atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas

kepribadian individu

Karya sastra

hasil kreativitas seniman pengarang, baik lama maupun modern, baik lisan maupun

tulisan. Bentuk sastra modern terdiri atas puisi, prosa (cerpen, novel), dan drama.ciri

khas karya sastra adalah imajinatif

Kasus

keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara; keadaan atau kondisi khusus

yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal; soal; perkara

Kata

unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan

perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa; ujar; bicara; morfem atau

kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat

diujarkan sebagai bentuk yang bebas; satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi

atas morfem tunggal

196

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Kata benda

Kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan

kata tidak, msl rumah adalah nomina karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah,

biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa.

Kata bilangan (numeralia)

kata (atau frasa) yang menunjukkan bilangan atau kuantitas

Kata hubung (penghubung; konjungsi)

kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat

Kata kerja (verba)

kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan.

Kata kerja aktif (transitif )

verba yang memiliki objek

Kata kerja intransitif (pasif )

verba yang tidak menggunakan objek

Kata kerja tindakan

kata kerja yang mengekspresikan sebuah tindakan

Kata keterangan (adverbia)

Kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau

kalimat

Kata keterangan tempat

kata yang menerangkan keterangan tempat

Kata rujukan

kata yang digunakan sebagai keterangan lanjutan mengenai suatu hal; bahan sumber

yang dipakai untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut; acuan; referensi

Kata sambung

konjungsi; kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan

antarkalimat

Kata sandang

artikel; unsur yang dipakai untuk membatasi atau memodifikasi nomina

Kecanduan

Kelompok kata (frasa) gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif

197

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Kemahiran

kecakapan(dalam melakukan sesuatu); kemampuan; kepandaian

Kepang

jalinan(anyaman) tali (rambut dan sebagainya.)

Kepompong

bakal serangga (kupu-kupu) yang berada dalam stadium (kehidupan) ketiga sebelum

berubah bentuk menjadi kupu-kupu atau serangga, biasanya terbungkus dan tidak

bergerak

Keputusan Presiden

perihal yang berkaitan dengan putusan; segala putusan yang telah ditetapkan (sesudah

dipertimbangkan, dipikirkan, dan sebagainya.)

Kerajinan bunga

barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan, khususnya bunga

Kerangka

garis besar; rancangan

Keraton

Tempat kediaman ratu atau raja; istana raja; kerajaan

Kerja mandiri

kegiatan yang dilakukan secara individu atau pribadi atau perseorangan

Kertas krep

kertas yang permukaannya berkerut-kerut, mempunyai daya renggang, dan daya serap

yang tinggi

Kertas layangan

kertas yang dapat digunakan untuk membuat layangan

Kertas minyak

kertas yang dapat menahan minyak atau air (biasanya untuk membungkus kue)

Kesan

bekas (kaki dan sebagainya.); jejak; yang terasa (terpikir) sesudah melihat (mendengar)

Klimaks

kejadian atau adegan yang paling menarik atau penting

198

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Komite

sejumlah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas tertentu (terutama dalam

hubungan dengan pemerintahan); panitia

Komoditas

barang dagangan utama; benda niaga

Komplikasi

percampuran yang kusut (dari berbagai hal); kerumitan

Komunikasi

pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga

pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak

Konflik

percekcokan; perselisihan; pertentangan; ketegangan atau pertentangan di dalam cerita

rekaan atau drama (pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu

tokoh, pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya)

Konjungsi

kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat

Konsentrasi

pemusatan perhatian atau pikiran pd suatu hal

Konsep

rancangan atau buram surat dan sebagainya; ide atau pengertian yang diabstrakkan dr

peristiwa konkret: gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar

bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

Konstruksi

susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata

Konteks

bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan

makna

Kontrovensial

bersifat menimbulkan perdebatan

Laporan

segala sesuatu yang dilaporkan; berita; pemberian bahan atau keterangan secara objektif

dan berdasarkan kenyataan di bidang personel, material, keuangan, dan tata kantor

199

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Latar belakang

efek musik dan suara yang melatari acara televisi maupun radio; adegan di dalam film

layar lebar, televisi, atau pd foto (dalam dunia produksi, fotografi, atau percetakan);

dasar (alasan) suatu tindakan (perbuatan); motif; keterangan mengenai suatu peristiwa

guna melengkapi informasi yang tersiar sebelumnya

Legenda

cerita rakyat pd zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah

Lender atau kambium

lapisan sel hidup pd tumbuhan berkeping dua, terletak di kulit dan di kayu, yang

membuat jaringan kayu baru ke sebelah dalam dan jaringan kulit baru ke sebelah luar

Lisan

kata-kata yang diucapkan; berkenaan dengan kata-kata yang diucapkan: dengan mulut

(bukan dengan surat)

Majalah dinding

majalah yang tidak dirangkai, tetapi berupa lembaran yang ditempelkan pd dinding

(papan tulis dan sebagainya)

Media tanam

zat hara yang mengandung protein, karbohidrat, garam, air, dan sebagainya baik berupa

cairan maupun yang dipadatkan dengan menambah gelatin untuk menumbuhkan

bakteri, sel, atau jaringan tumbuhan

Meringkas

memendekkan (cerita, pembicaraan); mengikhtisarkan; mengambil inti sarinya saja

Metafora

pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan

sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan,

Metamorfosa (metamorfosis)

perubahan bentuk atau susunan; peralihan bentuk

Moral

(ajaran tt) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan

sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila

Moralitas

sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun

200

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Motivasi

dorongan yang timbul pd diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan

suatu tindakan dengan tujuan tertentu

Mozaik

seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disusun dan

ditempelkan dengan perekat; susunan foto udara yang telah disambung satu dan lain

sedemikian rupa sehingga membentuk gambaran yang mencakup suatu daerah tertentu

Museum

gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang

patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat

menyimpan barang kuno

Narasi

pengisahan suatu cerita atau kejadian; cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa;

kisahan

Nasionalisme

paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan: kesadaran

keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama

mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,

dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan

Naskah

karangan yang masih ditulis dengan tangan

Novel

karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang

dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku

Objek

hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan

Opsional

bersifat pilihan; bukan keharusan

Orientasi

peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan

benar; pandangan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan

201

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Paragraf

bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan

penulisannya dimulai dengan garis baru); alinea

Partisipan

orang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan (pertemuan, konferensi, seminar,

dan sebagainya); pemeran serta

Pementasan

proses, cara, perbuatan mementaskan

Pemulung

orang yang mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut serta memanfaatkan

barang bekas (seperti puntung rokok) dengan menjualnya kepada pengusaha yang akan

mengolahnya kembali menjadi barang komoditas; orang yang memulung

Peran

pemain sandiwara (film

Peristiwa

kejadian (hal, perkara, dan sebagainya); kejadian yang luar biasa (menarik perhatian

dan sebagainya); yang benar-benar terjadi

Permainan

sesuatu yang digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yang dipermainkan;

mainan

Perspektif

cara melukiskan suatu benda pd permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat

oleh mata dengan tiga dimensi (panjang, lebar, dan tingginya); 2 sudut pandang;

pandangan

Pesan

perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain

Plot

jalan (alur) cerita (dalam novel, sandiwara, dan sebagainya)

Politik

(pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tt sistem

pemerintahan, dasar pemerintahan):

202

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Populer

dikenal dan disukai orang banyak (umum): sesuai dengan kebutuhan masyarakat pd

umumnya; mudah dipahami orang banyak: disukai dan dikagumi orang banyak

Potensial

mempunyai potensi (kekuatan, kemampuan, kesanggupan); daya berkemampuan

Potret

gambaran, lukisan (dalam bentuk paparan)

Predikat

bagian kalimat yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara tt subjek; sebutan

(dalam kalimat)

Presentasi

pemberian (tt hadiah); pengucapan pidato (pd penerimaan suatu jabatan); perkenalan

(tt seseorang kepada seseorang, biasanya kedudukannya lebih tinggi); penyajian atau

pertunjukan (tt sandiwara, film, dan sebagainya) kepada orang-orang yang diundang;

Proklamasi

pemberitahuan resmi kepada seluruh rakyat; permakluman; pengumuman:

Propaganda

penerangan (paham, pendapat, dan sebagainya) yang benar atau salah yang

dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap,

atau arah tindakan tertentu

Prosedur

tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas; metode langkah demi langkah

secara pasti dalam memecahkan suatu masalah

Prospektif

ada prospeknya; dapat (mungkin) terjadi; ada harapan (baik)

Puisi

ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan

bait; ubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga

mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus

lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus;

Rangkuman

ringkasan; ikhtisar (dari uraian) dan sebagainya

203

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Ras

golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik; rumpun bangsa:

Rekaman

bekas atau kesan dr sesuatu yang diucapkan; bekas yang dituliskan (seperti garis-garis

atau gambar berwarna pada kain, garis-garis berwarna pd kain tenun, huruf, tanda, yang

diterakan pada kopor, cetakan stensil)

Resensi

pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku:

Resolusi

putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan

oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang

suatu hal

Revisi

peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan

Revitalisasi

proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali

Ringkasan

hasil meringkaskan; ikhtisar; singkatan cerita

Riwayat

cerita yang turun-temurun

Ruas

bagian antara buku dan buku atau antara sendi dan sendi (pada jari, bambu, tebu, dan

sebagainya)

Sajak

gubahan sastra yang berbentuk puisi; bentuk karya sastra yang penyajiannya

dilakukan dalam baris-baris yang teratur dan terikat; gubahan karya sastra yang sangat

mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik kesepadanan bunyi, kekontrasan,

maupun kesamaan; patut; kena; cocok:

Saran

pendapat (usul, anjuran, cita-cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan

Sastrawan

ahli sastra; pujangga; pengarang prosa dan puisi; (orang) pandai-pandai; cerdik cendekia

204

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Seni

keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya,

dan sebagainya); 2 karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari,

lukisan, ukiran

Siklus

putaran waktu yang di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yang berulang-ulang

secara tetap dan teratur; daur

Simpulan

sesuatu yang disimpulkan atau diikatkan; hasil menyimpulkan; kesimpulan

Sinonim

bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa lain; muradif;

Situs

daerah temuan benda-benda purbakala

Struktur

pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis

Tafsiran

penjelasan atau pendapat (tentang suatu kata, kalimat, cerita, dan sebagainya);

interpretasi; hasil menafsirkan

Tanda baca

tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua)

Te k s

naskah yang berupa a kata-kata asli dr pengarang; b kutipan dr kitab suci untuk pangkal

ajaran atau alasan; c bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan

sebagainya

Te m a

pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang,

menggubah sajak, dan sebagainya)

Tingkat

tinggi rendah martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban, dan sebagainya);

pangkat; derajat; taraf;

Tokoh

pemegang peran (peran utama) dalam roman atau drama;

205

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

To p i k

pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya; bahan diskusi:

Tradisional

sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan

adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun

Tragis

(bersifat) menyedihkan

Ulasan

kupasan; tafsiran; komentar

Ve r b a

kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan; kata kerja;

Wa t a k

sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti;

tabiat

Wawancara

tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai

keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar,

disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pd layar televisi; tanya jawab direksi (kepala

personalia, kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan; tanya jawab peneliti

dengan narasumber

206

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Indeks

A

Adegan 55, 56

Alur 42, 43, 132, 136

Analisis 16, 107, 110, 120, 136, 137, 138

Aplikasi 21, 96, 97, 99

Aplikasi internet 96, 97

Argumen 97, 98, 100, 103, 110

B

Biografi 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 50, 51, 52, 56, 57, 58,

59, 60, 61, 63, 64, 65, 148, 167

Buku 2, 3, 88, 120, 121, 122, 123, 125, 134, 135, 168, 169

C

Cerita 1, 2, 4, 5, 6, 8, 12, 13, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 102, 106, 127, 133, 135, 136, 137, 145, 146,

147, 169

Cerpen 119, 121, 122, 132, 135, 136, 137, 138, 144

D

Dampak 93, 94, 101, 102, 103, 104

Dampak negatif 97, 101, 103, 107

Drama 53, 54, 56

F

Fabel 1, 2, 4, 5, 6, 8, 12, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 145

I

Ide 21, 25, 52, 59, 60, 70, 79, 82, 83, 84, 86, 107, 108, 110, 132, 136

Inspirator 28, 29, 30, 31

Isu 96, 97, 98, 100, 103, 110

K

Kalimat kompleks 45, 105, 124, 125, 130, 138

Kalimat simpleks 45, 105

Karakter 2, 4, 21, 24, 53, 94, 115, 120, 127, 132, 136, 137

Karya sastra 40, 119, 120, 123, 126, 138, 143

Komplikasi 6, 8, 13, 25

Konjungsi 36, 44, 50, 58, 59, 60, 86, 99

Konteks 67, 93, 94, 117, 118

N

Novel 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 127, 128, 129, 137, 138, 144

207

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

O

Orientasi 6, 7, 8, 13, 25, 34, 35, 43, 50, 60, 122, 123, 129, 132, 135, 137

P

Peristiwa 30, 31, 34, 43, 44, 45, 49, 50, 60, 61, 63, 70, 119

Puisi 1, 3, 21, 28, 40, 62, 118, 119, 120, 127, 137, 145, 146, 147, 148, 175, 176, 177

R

Reorientasi 34

S

Struktur 4, 6, 7, 8, 10, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 25, 26, 30, 31, 34, 36, 40, 43, 45, 50, 52, 58,

59, 60, 61, 63, 67, 68, 70, 75, 76, 79, 81, 83, 85, 86, 88, 90, 91, 93, 96, 98, 103, 110, 111,

113, 114, 117, 122, 123, 129, 132, 135

Struktur teks 4, 6, 7, 8, 13, 14, 15, 18, 21, 25, 26, 31, 34, 40, 43, 50, 52, 58, 59, 60, 61, 67, 70,

79, 83, 86, 91, 93, 96, 98, 103, 110, 113, 114, 122, 123, 129, 135

T

Teknologi 47, 48, 93, 94, 115

Teks 1, 2, 4, 5, 6, 8, 12, 15, 16, 17, 18, 20, 22, 24, 28, 30, 31, 34, 36, 41, 42, 44, 47, 48, 50, 51,

56, 57, 58, 59, 60, 61, 63, 66, 67, 68, 70, 72, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 82, 84, 85, 86, 88, 89,

93, 94, 95, 96, 98, 100, 102, 103, 104, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 117, 120,

122, 123, 124, 125, 126, 129, 130, 131, 132, 135, 137, 138, 146

Teks cerita 1, 4, 5, 6, 8, 12, 15, 16, 18, 20, 22, 24

Teks diskusi 93, 94, 95, 96, 98, 100, 102, 103, 104, 107, 109, 110, 112

Teks ulasan 119, 120, 122, 123, 124, 125, 126, 129, 130, 131, 132, 135, 137, 138, 143, 144

208

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Lampiran

Lampiran berikut terdiri atas puisi, teks, dan cerpen yang dapat digunakan untuk

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.

Aku

Karya Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku

Kutahu tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu!

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang-menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih dan peri

Dan Aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi.

Maret 1943

sumber:

Desa Campur Debu

209

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Kupu-Kupu di dalam Buku

Karya Taufiq Ismail

Ketika duduk di setasiun bis, di gerbong kereta api,

di ruang tunggu praktek dokter anak, di balai desa,

kulihat orang-orang di sekitarku duduk membaca buku,

dan aku bertanya

di negeri mana gerangan aku sekarang,

Ketika berjalan sepanjang gang antara rak-rak panjang,

di perpustakaan yang mengandung ratusan ribu buku

dan cahaya lampunya terang benderang,

kulihat anak-anak muda dan anak-anak tua

sibuk membaca dan menuliskan catatan,

dan aku bertanya

di perpustakaan negeri mana gerangan aku sekarang,

Ketika bertandang di sebuah toko,

warna-warni produk yang dipajang terbentang,

orang-orang memborong itu barang

dan mereka berdiri beraturan di depan tempat pembayaran,

dan aku bertanya

di toko buku negeri mana gerangan aku sekarang,

Ketika singgah di sebuah rumah,

kulihat ada anak kecil bertanya pada mamanya,

dan mamanya tak bisa menjawab keinginan-tahu puterinya,

kemudian katanya,

“tunggu, tunggu, mama buka ensiklopedia dulu,

yang tahu tentang kupu-kupu,”

dan aku bertanya

di rumah negeri mana gerangan aku sekarang,

Agaknya inilah yang kita rindukan bersama,

di setasiun bis dan ruang tunggu kereta-api negeri ini buku dibaca,

di perpustakaan perguruan, kota dan desa buku dibaca,

di tempat penjualan buku laris dibeli,

dan ensiklopedia yang terpajang di ruang tamu

tidak berselimut debu

karena memang dibaca.

Sumber:

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia

, Yayasan Ananda, Jakarta, 1998

210

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Bangkit Indonesia

Karya Betania Gian Rusmayasari

Jalani hidup penuh juang

Tatap masa depan cerah penuh harapan

Jangan biarkan kesalahan buat keputusasaan

Belajar dari pengalaman bangsa

Jangan terusik oleh kesukaran

Hadapilah sebagai tantangan

Berdayakan dirimu oleh keberanian

Pelajarilah hal baru dalam hidup

Buat bumi Indonesia bersinar

Indonesia milik kita

Indonesia bukanlah milik mereka

Pemuda bangsa antianarkisme

Maju bersatu dalam kebersamaan

Kekuatan dalam satu hati

Memandu puncak kejayaan

Bangkitlah Indonesia!!!!

Sumber: http://pelangiituaku.wordpress.com/2009/05/28/kumpulan-puisi-nasionalis-milik-pelangi/

211

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Ibu Pertiwi

Karya Nenden Iis Intansari

Ibu Pertiwi...

Jika angin tak lagi berhembus

Jika api tak lagi membara

Jika air tak lagi mengalir

Jika tanah tak lagi membongkah

Apa kita masih dapat berkata?

Tentang hasrat dan milik

Tentang jiwa dan rasa

Tentang dunia yang dipijak nestapa

Tentang duka menyelimuti langkah

Ibu Petiwi...

Masih adakah celah?

Untuk menyimpan gelisah

Untuk menyembunyikan langkah

Tidak, Bu!

Meskipun celah berongga

Dada kita tetap menganga

Meskipun jari tersembunyi

Mata dan telinga tetap ada

Ingatlah...

Wahai Ibu Pertiwi

Kami..,

Putra putri bangsa akan melangkah

Dalam langkah satu dan satu

Bukan melompat

Setelah itu kami terjerat!

Sumber: http://pelangiituaku.wordpress.com/2009/05/28/kumpulan-puisi-nasionalis-milik-pelangi/

212

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Tentang Kemerdekaan

Karya Toto Sudarto Bachtiar

Kemerdekaan ialah tanah air dan laut semua suara

Janganlah takut kepadanya

Kemerdekaan ialah tanah air penyair dan pengembara

Janganlah takut kepadanya

Kemerdekaan ialah cinta salih yang mesra

Bawalah daku kepadanya

1953

Sumber: www.jendelasastra.com

213

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Burung Gagak dan Burung Merak

Diceritakan oleh Endang Firdaus

Dulu, setelah dunia selesai diciptakan, burung gagak dan burung merak adalah dua

sahabat yang rukun. Ketika itu warna burung gagak tidak hitam dan warna bulu

merak tidaklah seindah sekarang.

Meskuipun kedua burung itu bersahabat, memreka memiliki tabiat yang sangat

berbeda. Merak selalu kelihatan rapi, sedangkan gagak tampak begitu jorok. Gagak

jarang membersihkan tubuh dan makan apa saja. Merak rajin sekali membersihkan

tubuh dan hanya makan buah dan sayur segar. Merak selalu menjaga kebersihan

sarangnya. Berbeda dengan gagak. Gagak tak peduli dengan sarangnya yang penuh

dengan sampah.

Suatu hari gagak dan merak bercakap-cakap di tepi sungai.

“Sungguh membagakan bila buku yang kita miliki berwarna indah,” kata merak.

“Tidakkah kau bosan dengan warna bulumu yang hanya putih itu?”

“Ya, sungguh membosankan,” sahut gagak. “Bagaimana kalau kita mencari bahan

pewarna? Mula-mula aku akan mengecat bulu-bulumu, setelah itu, kau mengecat

buluku. Bagaimana?”

Merak setuju. Setelah berhasil mengumpulkan bahan pewarna mulailah gagak

mengecat bulu-bulu merak. Merak yang selalu tampak rapi memberitahukan warna

apa saja yang harus digunakan. Gagak mengecat bulu-bulu merak dengan warna-

warna yang sangat indah.

“Sekarang giliranku mewarnaimu,” kata merak. Mulailah merak mengecat bulu-bulu

gagak. Akan tetapi, baru sebentar saja gagak sudah merasa lapar. Ketika melihat

bangkai seekor tikus terapung di sungai, ia tidak mau berlama-lama lagi.

“ Gunakan warna satu saja!” suruhnya. “Aku tak mau kehilangan makananku.”

“Sabar, teman,” timpal merak. “Bukankah kau menginginkan warna bulumu indah?”

“Aku tak peduli,” sahut gagak. “Aku tak mau kelaparan, warnai saja buluku dengan

warna hitam!”

Merak pun melakukannya. Setelah itu, gagak segera melesat terbang untuk

menyantap bangkai tikus. Sejak saat itu, bulu burung merak berwarna indah dan

bulu burung gagak berwarna hitam.

Sumber:

Kumpulan Cerita Binatang

, PT. ELex Media Komputindo, Jakarta, 2013

214

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Kicau Kenari Kecil dari Kalabahi

Karya Meiseany Hortentia dan

Bartolemeus Marsudiharjo

“Baiklah... itu tadi beberapa lagu yang sudah saya persembahkan untuk para

pendengar dan sahabat-sahabatku. Sekadar info, anak Alor sekarang punya Forum

Anak. Di sini kita bisa melakukan hal positif seperti kursus komputer dan bahasa

Inggris. Kita diajarkan untuk melakukan hal-hal positif seperti melakukan kegiatan

terkait dengan peringatan Hari Anak Nasional (HAN).”

Di ruangan sederhana kedap suara berukuran 4x4 meter, yang dilengkapi AC,

komputer, dan peralatan siaran, Yohana Sepriana Puling (16), atau biasa dipanggil

Rina, tampil bak penyiar radio profesional. Meskipun baru kelas 3 SMP, Rina begitu

percaya diri menyapa para pendengar radio komunitas ‘Suara Kenari ‘ FM 100,7

MHz yang bisa didengar penggemar dalam radius tujuh kilometer.

Selama siaran di salah satu ruangan kantor organisasi kemanusiaan Wahana Visi

Indonesia di Kota Kalabahi di Pualu Alor, NTT, Rina terus sibuk memantau pesan

pendek di layar HP berisi kiriman salam untuk pendengar lain yang harus ia

bacakan. Remaja berkulit cokelat tua itu juga sibuk menggerak-gerakkan

mouse

,

mencari lagu pilihan para pendengar setia di bank komputer.

Rina menyampaikan pengumuman-pengumuman penting, pesan-pesan yang

terkait dengan hak anak, kesehatan reproduksi, profil figur-figur terkenal, presiden,

dan lain-lain. Rina mencari sendiri informasi dari internet tentang tokoh-tokoh

yang akan diperkenalkan kepada pendengarnya.

Supaya siaran tidak membosankan, gadis manis berambut panjang ini memberikan

selingan dengan tebakan.

“Mana yang lebih

jago

, ayam atau sapi?” tanya Rina kepada para pendengarnya.

Beragam jawaban pun segera bermunculan ke telepon seluler dengan nomor

khusus yang sudah disediakan. Rina pun mulai membacakan jawaban-jawaban

yang masuk ke redaksi. Pengirim yang jawabannya dianggap benar berhak

request

lagu kesukaannya.

Sebelum menjadi penyiar di radio komunitas ‘Suara Kenari’ di Kalabahi, ibu

kota Kabupaten Alor-NTT, Rina dan beberapa teman lainnya mendapatkan

pelatihan dari penyiar radio profesional yang khusus didatangkan Wahana Visi

dari Yogyakarta. Sejak itu, Rina dan kawan-kawannya menjadi motor siaran radio

‘Suara Kenari’ yang cukup banyak penggemarnya.

Itulah salah satu aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan Rina sepulang dari

sekolah. Di luar itu, dia juga aktif mengikuti kursus bahasa Inggris dan komputer

215

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

di kantor Wahana Visi, menjadi pendidik sebaya tentang bahaya HIV-AIDS dan

masalah kesehatan lainnya, dan aktif berkegiatan di Forum Anak. Dia juga menjadi

bendahara OSIS di sekolahnya.

Di rumah, Rina juga sering membantu orang tua menjaga dan mempersiapkan

makanan keempat adiknya. Rina biasa bangun pukul empat pagi supaya bisa

membantu mamanya mempersiapkan makanan untuk keluarga. Saat dia

berangkat ke sekolah, mamanya juga berangkat ke kebun.

Rina bersama teman-temannya juga memberikan penyuluhan kepada remaja lain

untuk menghindari aktivitas yang berisiko tertular HIV dan AIDS. Ia mengingatkan

teman-temannya untuk tidak merokok karena ketergantungan pada rokok itu

bisa menjerumuskan anak-anak pada narkoba.

“Kita masih kecil; belum punya penghasilan untuk membeli rokok. Rokok kan juga

bisa membunuh pelan-pelan. Kalau punya uang lebih baik ditabung saja. Nanti

kalau butuh fotokopi tidak perlu minta orang tua,” kata Rina menasihati teman-

temannya.

Memang, kadang dia malah ditertawakan dan dikomentari sebagai “sok tahu”.

Tetapi, Rina tidak pernah capai berbagi pengetahuan dan kepedulian dengan

anak-anak lain.

Untuk mengikuti berbagai kegiatan, kadang Rina harus rela jalan kaki beberapa

kilometer pulang pergi dari desanya ke Kota Kalabahi, apalagi kalau dia sedang

tidak punya uang transpor. Semua dijalaninya dengan ceria.

Karena selalu sibuk beraktivitas, tetangga-tetangganya mengibaratkan Rina sudah

seperti mahasiswi saja. “Pergi pagi, pulang sebentar dan pergi lagi, sudah seperti

seorang mahasiswi,” komentar seorang tetangga.

Walau banyak beraktivitas, Rina tidak mengabaikan pelajaran di sekolah.

Sebaliknya, dia sangat memprioritaskan pendidikannya. Dalam keremangan

cahaya pelita, Rina terus belajar dengan tekun. Itu sebabnya, walaupun pada

malam hari harus belajar di bawah cahaya pelita, dia selalu juara kelas sepanjang

SD dan SMP. Dia baru saja lulus sebagai juara umum di sekolahnya.

Lalu bagaimana caranya Rina bisa terus juara kelas, padahal ia punya banyak

kegiatan?

“Memperhatikan baik-baik saat diterangkan dan kalau ada yang penting saya

catat. Sebelum tidur baca-baca lagi”, dia menjelaskan strateginya dalam menyerap

pelajaran. Dengan cara itu, dia cukup belajar 1—2 jam, tetapi teratur.

Atas prestasinya, beberapa kali Rina terpilih mengikuti kegiatan-kegiatan di luar

Alor.

Ia pernah terpilih mengikuti Forum Pemimpin Muda Nasional di Jakarta tahun

2010; konferensi pemuda yang diselenggarakan Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak di Soe di Timur Tengah Selatan tahun 2011;

216

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Kongres Anak ke-10 di Bandung tahun 2011; dan mewakili Provinsi NTT mengikuti

perkemahan ilmiah remaja di Pulau Bangka tahun 2010 setelah melakukan

penelitian pembuatan

sandwich

dari singkong.

Saat mengikuti kegiatan-kegiatan di luar, kadang-kadang Rina merasa minder

karena tidak mempunyai pakaian yang bagus. Kalau sudah begini, dia berusaha

menenangkan dirinya agar bisa mengatasi rasa rendah dirinya.

“Bisa mengikuti kegiatan di luar ‘kan dipilih. Bisa dipilih itu pasti karena kita punya

kelebihan,” demikian Rina berusaha meyakinkan dirinya.

Gadis yang jago berenang ini adalah anak sulung dari empat bersaudara

pasangan Iriance Selan (42) dan Robinson Puling (43). Ketiga adiknya adalah Alita,

Ayub, dan Hani. Kedua orang tuanya tamatan SMA. Keluarga ini tinggal di rumah

yang sangat sederhana di perbukitan beberapa kilometer di barat Kota Kalabahi.

Sebagian besar dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang sudah mulai

lapuk. Jendela rumah juga berlubang-lubang karena hanya ditutup anyaman

bambu longgar.

Belum lama ini Robinson mendapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan di

Kalabahi. Dia sering tampak menyapu jalanan di Kalabahi saat pagi dan siang hari.

Sementara Iriance bekerja di kebun keluarga. Mereka punya kebun di perbukitan

yang ditanami kemiri, cendana, dan pisang. Iriance—kadang ditemani Robinson—

berangkat ke kebun pukul empat pagi. Letak kebun cukup jauh, sekitar dua jam

berjalan kaki. Iriance juga bisa membuat kasur kapuk, tetapi memang tidak banyak

lagi yang memesan.

Jika orang tuanya ke kebun—kadang hingga seminggu—Rina bertugas menjaga

dan mengurus adik-adiknya. Dia bahkan pernah ditinggal bersama Alita hingga

tiga bulan saat orang tuanya pergi ke Kupang.

“Sebenarnya takut, tetapi saya harus memberanikan diri. Karena jendela tidak

tertutup rapat, pintu juga tidak terlalu kuat, saya menyiapkan parang dan palu,”

kata Rina.

“Ada kucing jalan di atas atap seng saja membuat keringat dingin,” ujar Rina berbagi

kenangan malam yang menakutkan saat ditinggal ke Kupang orang tuanya ketika

masih kelas 2 SMP.

“Sebenarnya saat itu kami juga tidak tega meninggalkan Rina dan adiknya

sendirian. Tetapi, kami terpaksa harus pergi (Kupang),” kata Iriance.

Dia dan suaminya berharap agar Rina dapat terus berprestasi di sekolah dan dalam

berorganisasi. “Kami berharap dia akan dapat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi.”

Harapan mereka sejalan dengan cita-cita Rina yang suatu saat nanti ingin

menyelesaikan pendidikan di universitas. Kemudian, mengabdikan ilmunya bagi

kemajuan masyarakat, termasuk dalam kehidupan sosial, moral, dan spiritual

mereka.

217

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Sore itu suara merdu Rina kembali hadir di udara melalui siaran ‘Suara Kenari’.

“Ingat-ingat untuk teman-teman yang bawa motor, jangan

ngebut-ngebut

ya,

supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan... Dan untuk anak-anak Alor ayo

terus kembangkan dirimu melalui Forum Anak...”

Suara merdu Rina terus berkumandang melalui ‘Suara Kenari’ untuk membantu

memberi arahan, inspirasi, dan memajukan kualitas kehidupan anak-anak Alor.

Semoga makin banyak anak Alor yang terinspirasi dan makin berani berjuang

memajukan dirinya.

Sumber: “Kenari Kecil dari Kalabahi dan 29 Kisah Inspiratif Anak Indonesia”, 2013, Penerbit Buku

Kompas

.

218

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

Dari Belanga Teraduklah Papeda

Karya Aryo Wisanggeni

Papeda, jenang sagu yang lengkat dan lembut itu adalah jejak panjang sagu

sebagai komoditas pangan utama zaman bahari Indonesia timur. Di Papua, olahan

sagu ini begitu berbeda dan khas karena sebuah perkakas, belanga.

Sore hari yang cerah adalah waktu terbaik untuk bersantap papeda di Pondok

Wisata Yougwa di Jalan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Rumah panggung

restoran itu dibangun di tepian Danau Sentani, dengan pemandangan pulau-

pulau kecil di danau seluas 104 meter persegi itu.

Di seberang danau, matahari sedang beranjak tenggelam dan membuat kami

tambah bersemangat menyantap menu pesanan. Semangkuk besar sop kuah

kuning ikan gabus hitam Danau Sentani, semangkuk papeda khas Papua yang

masih mengepulkan asap, juga woku mujair yang berbalur lumatan cabai.

Kami pun mengikuti prosedur menyantap papeda. Tuangkan dulu kuah kuningnya

hingga membanjiri dasar piring, agar jenang sagu tidak lengket di dasar piring.

Aroma aneka rempah langsung tercium dari uapnya , semakin memompa otot

perut yang lapar.

Setelah itu, gulung jenang sagunya dengan dua tongkat kecil seukuran sumpit,

lalu jatuhkan gumpalan jenang sagu ke piring tadi. Bulir-bulir bumbu kuah kuning

langsung terlihat kontras dengan jenang sagu yang buram tanpa warna.

Suapan pertama, hmm..., jenang papeda tanpa rasa itu terasa lembut, licin di

mulut. Mengulum jenang kenyal bakal menebarkan rasa tawarnya, membuat kuah

kuning ikan gabus yang kaya rasa terasa pas di lidah. “Papeda yang segar selalu

memompa selera makan. Karena mengandung banyak air, papeda membuat

orang cepat kenyang sekaligus cepat lapar kembali,” kata Eva (45) salah satu

pelanggan Yougwa yang Kamis (12/12) bersantap di sana.

Karena rasa papeda tawar, kelezatan kuah kuning jadi penentu nikmatnya

bersantap papeda. Jika dibandingkan kuah kuning rumahan, kuah kuning Yougwa

terasa lebih berani. Tak pedas, tapi suapan demi suapan kuah aneka rempah bakal

memompa keringat segar terus membasahi wajah.

“Kuah kuning kami memang berani bumbu, campuran citarasa khas bumbu dasar

masakan Manado, dan kesegaran papeda Danau Sentani,” Kata Rudolf Korua (48)

yang melanjutkan bisnis rumah makan yang dirintis ayahnya, Christofel Korua (79),

pada 1990. Ketika itu, Yougwa termasuk rumah makan pertama di Papua yang

menawarkan suguhan papeda, lengkap dengan pengalaman bersantap papeda

di atas Danau Sentani yang terkenal itu.

“Asal-usul keluarga kami memang dari Manado. Saya lahir tahun 1965 di Jayapura.

Ayah saya lah yang pertama merantau, tinggal di Papua sejak tahun 1950. Kami

219

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

terinspirasi berbagai hotel dan rumah makan di Bedugul, Bali, yang kerap kami

kunjungi ketika mengikuti berbagai kejuaraan ski air,” kata Rudolf yang besar

dalam keluarga atlet ski air itu.

Ikan air tawar bukan satu-satunya teman pendamping santap papeda. Cirita Cafe

yang berada di tepian Teluk Jayapura menawarkan kelezatan papeda dengan

woku ikan kakap merah. Berbeda dari kuah kuning Yougwa yang encer dan segar,

woku ikan kakap merah Cirita lebih kental dan kaya bumbu. Cah bunga pepaya

menjadi menu pas untuk menawar pekatnya bumbu woku itu.

Belanga dan papeda

Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu (Metroxylon sago

yang tak berduri dan Metroxylon rumphii yang penuh duri) hadir dalam beragam

tradisi bersantap. Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang

banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner

masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.

Dalam berbagai olahan, papeda menjadi salah satu sajian khas sagu, jarang

ditemukan di daerah lainnya. Antropolog sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua,

Joshua Robert Mansoben, menyebut papeda lebih dikenal luas dalam masyarakat

adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.

Mengolah sagu menjadi papeda membutuhkan perkakas belanga karena jenang

sagu harus dibuat dengan menuangkan air mendidih dalam saripati sagu.

Masyarakat Sentani dan Abrab yang tinggal di Danau Sentani dan Arso memang

mengenal suatu perkakas wajib untuk merebus air, yaitu belanga.

Bentuk papeda yang cair membuat masyarakat Sentani dan Abrab mengenal

beragam peralatan untuk menyantap papeda, mulai dari gate-gate atau patahan

pelepah sagu yang menjadi sumpit bersantap papeda, hingga mangkuk-mangkuk

kayu berukir.

Mansoben menuturkan Kampung Nabar di Danau Sentani dikenal sebagai

kampung para perajin gerabah, dan menyebarkan belanga hingga ke kawasan

pesisir seperti Tobati. “Di Pulau Mansinam, para perajin gerabah membuat

belanga yang dikenal sebagai uren doreri, salah satu perkakas yang sejak dahulu

diperdagangkan di berbagai wilayah pesisir di Papua,” kata Mansoben.

Sagu sendiri, pada masa bahari Nusantara jadi komoditas perdagangan penting

dan menjadi perbekalan utama dalam berbagai pelayaran yang menjalin berbagai

kerajaan dan kesultanan di Indonesia timur. Begitu melimpahnya berkah sagu

hingga memanjakan masyarakat pesisir dan dataran rendah Papua yang cukup

mengandalkan hidup sebagai pemburu dan peramu untuk penghidupan.

“Sebagai pemburu dan peramu, orang Papua tidak mengenal tradisi

memperjualbelikan makanan jadi. Sebagai contoh, sulit menemukan masyarakat

adat Sentani membuka rumah makan papeda. Itu mengapa sajian papeda di

220

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

rumah makan berbeda cita rasa dengan sajian papeda rumahan orang Sentani.

Citarasa rumah makan papeda memang kerap berpadu dengan beragam kuliner

khas daerah lain, khususnya Manado,” kata Mansoben.

Ada banyak kisah kehidupan masyarakat adat pesisir dan dataran rendah Papua

dalam semangkuk papeda. Tapi jangan lupa, papeda juga menyimpan kelezatan

citarasa terbaik bersantap sop ikan. Sekulum papeda lembut, berbalur kuah

kuning, hmmm....

(Aryo Wisanggeni G.)

Sumber:

Kompas, 21 Desember 2013

221

Bahasa

Indonesia

Wahana Pengetahuan

Ke Luar Negeri untuk Menggembalakan Sapi

Karya Abadi Simanjuntak

Banyak orang bercerita tentang sejarah Indonesia dan Timor Leste, tetapi saya

tidak paham karena saya belum lahir saat negara itu berdiri (Timor Leste). Ibu saya

berasal dari Timor Leste, sedangkan bapak saya berasal dari Indonesia dari suku

Batak, tetapi ibu saya sangat cinta Indonesia. Sekarang saya bersama ibu dan bapak

tinggal di Indonesia dan selamanya demikian. Walaupun begitu, setiap liburan saya

pasti ke Timor Leste. Entah liburan naik kelas atau liburan Natal dan tahun baru atau

liburan apa pun saya pasti ke Timor Leste.

Sekalipun saya ke Timor Leste saat liburan, tetapi bukan berarti saya pergi berlibur.

Saya ke Timor Leste untuk menggembalakan sapi-sapi nenek saya. Kebetulan nenek

dari pihak ibu saya itu memang warga negara Timor Leste. Saya sangat mencintai

nenek begitu juga sebaliknya, nenek pun sangat mencintai saya juga ibu dan kami

sekeluarga. Sapi nenek saya lumayan banyak, yakni sekitar dua puluh ekor. Bayangkan

jika saya tidak membantu nenek menggembalakan sapi-sapinya pasti nenek akan

sendirian mengurus semuanya dengan kelelahan.

Bisanya saya memulai perjalanan dengan jalan tikus. Saya tidak melewati jalan

yang sebenarnya. Walau melewati jalan tikus sungguh melelahkan, tetapi itu yang bisa

saya lakukan. Saya katakan melelahkan karena saya harus berhati-hati sekali takut

tertangkap. Biasanya saya berpakaian seadanya seperti anak-anak Timor umumnya

yang sedang bermain. Jika berpapasan orang di jalan dan telah berada di tanah Timor,

saya berpura-pura sebagai seorang anak Timor Leste yang sedang bermain-main di

hutan atau kebun. Namun, jika saya takut ketahuan atau tertangkap polisi perbatasan

atau tentara yang sedang beroperasi keamanan, saya akan memakai karung goni

menutupi seluruh tubuh saya dan bersembunyi di balik rerumputan kering berdebu

atau bukit-bukit batu. Sepanjang perjalanan melelahkan itu, saya sering kehausan dan

sulit membeli air karena kami melintasi hutan dan bukit atau jalan yang sulit. Namun,

syukurlah, saya selalu tiba di rumah nenek dengan selamat.

Nenek saya bernama Rei. Orang-orang memanggilnya nenek Rei. Sesampai di

rumah nenek Rei, saya mengucapkan salam kepada nenek. Lalu, saya dan nenek

pergi menggembalakan sapi ke sawah yang sudah dipotong padinya. Sore hari saya

menggembalakan pulang sapi-sapi nenek kembali ke kandang. Saya melakukan itu

setiap hari selama liburan.

Pasti kalian tidak percaya kalau saya mengatakan saya sangat bangga bisa membantu

nenek. Jika teman-teman berlibur di rumah masing-masing saja atau berlibur ke tempat-

tempat yang indah dan tidak bekerja, saya justru sangat merindukan saat liburan ke rumah

nenek di Timor Leste. Saya bangga sekali bisa untuk membantu nenek menggembalakan

sapi-sapi nenek. Sapi-sapi itu sangat akrab dengan saya dan mereka seakan tahu bahwa

222

Kelas

VIII

SMP/MTs

Kurikulum

2013

saya pasti akan datang saat liburan sekolah untuk menggembalakan mereka.

Akhirnya masa liburan pun selesai. Biasanya sehari sebelum selesai liburan,

saya pasti pulang ke Indonesia, ke Motain, tempat tinggal saya. Sehari itu saya akan

gunakan untuk menyiapkan segala sesuatu untuk masuk sekolah nanti. Saat yang

ditunggu-tunggu pun tiba. Saya pamit pada nenek, namun karena bertepatan dengan

ulang tahun saya, saya dihadiahi seekor sapi oleh nenek saya.

“Terima kasih, Nek terima kasih,” saya terus saja mengucapkan terima kasih

atas hadiah yang berharga dari nenek, yaitu seekor sapi. Saya membawa sapi itu ke

Indonesia melalui jalan tikus. Kali ini saya lebih hati-hati lagi karena saya bersama

sapi. Selama satu jam perjalanan, saya kadang tegang dan ketakutan, tetapi saya

berhasil tiba di Indonesia, di rumah saya, dengan selamat.

Walaupun saya sangat mencintai nenek, tetapi saya juga sangat mencintai

Indonesia. Saya memilih terus bersama orang tua saya di Indonesia karena jika

berada di Indonesia saya bisa berlibur ke luar negeri, ke tempat nenek, di Timor Leste

meskipun hanya dengan berjalan kaki. Semua itu sangat menyenangkan.

Sumber:

Lima Dollar, Antologi Cerita Pendek Anak Perbatasan NKRI-RDTL

, Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara

Timur